Sabtu, 01 Februari 2014

Swandari’s Mind : Bunda, Anak Saya Hamil , …


Sumber Gambar: gambardanfoto.com

Pertanyaan  :

Umur saya 46 tahun, suami 50 tahun, punya 3 orang anak, saya ibu rumah tangga dan suami bekerja di perusahaan swasta lumayan besar.
 Anak pertama wanita umur 21 tahun, mahasiswi, kedua juga perempuan umur 17 tahun, SMA kelas akhir dan yang ketiga laki2, masih di SMP.

Keadaan keluarga kami menengah, kami hidup sedang saja,  tetapi cukup  rukun bahagia.
Anak pertama sudah punya pacar, rekan kuliah, yang kedua (L) juga sudah punya pacar dengan mahasiswa semester empat, nama B

Bunda, anak yang kedua sudah berpacaran sejak setahun yang lalu, dan saya senang dengan pemuda itu karena saya pandang baik dan saya juga kenal dengan keluarganya.

Tetapi tiba-tiba saja, saya seperti disambar petir ketika mengetahui kalau L sudah hamil.
Padahal selama ini saya sudah menjaganya dengan baik, juga banyak saya nasihati macam2, demikian juga  dari segi spiritualnya tidak kurang.

Bunda,  saya marah sekali dan bingung sehingga kemudian   jatuh sakit dan diketahui saya kena darah tinggi, sampai masuk rumah sakit selama 4 hari,
 Suami sedih tapi juga bingung dan tidak bisa apa-apa.

Waktu marah itu saya sampai kelepasan ucap untuk menggugurkan saja kandungan itu, tetapi L tidak mau, minta dinikahkan saja. Waktu itu terjadi konflik yang hebat.

 B juga kena damprat ayahnya,  sampai sempat dihajar karena memalukan keluarga, tetapi katanya dia  juga minta  segera di nikahkan saja.

Saya sebetulnya ingin agar anak-anak saya sekolah tinggi bunda, tidak seperti saya yang hanya lulusan SMA saja dan merasa bodoh di pergaulan.
L itu termasuk pandai dan selalu ranking dikelasnya. Dahulunya saya mempunyai harapan yang besar padanya. Apalagi dia termasuk anak yang cantik dan gaul.

Pasti bunda mengerti harapan seorang ibu yang menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya.

Apa yang harus saya perbuat bunda,  keluarga B sepertinya menuduh L yang seolah mendesak untuk segera dinikahi, karena L selalu menuduh  B masih suka goda2 cewek lain.

Apa sebaiknya di gugurkan saja atau di nikahkan ya ? , saya bingung dan malu sekali.
Kalau mikir ini pasti penyakit saya kumat lagi dan selalu pengin marah terus, saya stress sekali, merasa gagal mendidik anak.
 Katanya dia sudah berhenti mens selama duabulan ini.

Kakaknya belum mengetahui  hal ini, atau  mungkin pura-pura tidak tahu.
Tetapi  sepertinya dia belum ingin menikah cepat, kakaknya ini memang lebih tenang dan tidak banyak tingkah seperti adiknya.

Bahkan dia merencanakan  masih ingin bekerja dahulu setelah lulus, dan mempersiapkan segala  sesuatunya dengan pacarnya sebelum menikah.
Saya rasanya  jadi makin  serba salah, karena memang kurang memperhatikan dia sebelumnya.



Swandari’s Mind  :


Ananda, saya ingin mengutip kata bijak yang patut kita renungkan

** Jika Tuhan  hendak mendidik manusia, IA akan mengirimkan kita  kesekolah kesukaran dan ke darurat-an **

Kesukaran dan keadaan darurat itu pasti akan terjadi disetiap keluarga, siapapun dia.
Dan kita harus menerimanya dengan tabah dan hati yang terbuka,  tetap pasrah tetapi terus berusaha.
Ingat ya,  jangan sampai lepas kendali, marah dan mengeluarkan emosi yang meluap.

Karena disamping kemarahan dan perkataan seoraang ibu itu merupakan tuah tersendiri bagi seorang anak,  kita sendiri  juga jadi sakit karenanya.
Emosi yang meledak akan berakibat  fatal dan parah bagi badan seseorang, terbukti nanda jadi sakit.

Ananda yang baik,  kesalahan yang satu jangan lagi ditambah dengan kesalahan yang lain. L dan B sudah melakukan kesalahan, jangan lagi ditambah untuk menggugurkan kandungannya.

Pengguguran kandungan itu sama dengan membunuh, dan yang dibunuh itu adalah calon cucu nanda sendiri., … aduh, ingat itu.
 Karena nyawa dan maut itu hanya milik DIA Yang Maha Kuasa.

 Jadi ini yang sebaiknya dilakukan,  ajaklah rembugan/kata sepakat/musyawarah antara keluarga nanda dengan keluarga B. Tidak usah saling menyalahkan, tetapi dicari jalan yang paling baik untuk penyelesaiannya.

Segala sesuatunya di bincangkan dengan kepala dan hati yang dingin, dicari solusi yang tepat serta  baik untuk keduanya.

Mereka bisa dan harus  menikah  kemudian  belajar bertanggung jawab untuk mengatur kehidupan selanjutnya.
Sudah tentu  mereka masih membutuhkan bantuan dalam segala hal, baik moril ataupun finansiel, itu juga bisa dibicarakan dengan tanpa melukai hati masing-masing pribadi atau keluarga.

Pendidikan bisa diteruskan, mereka harus tetap meneruskan sekolah dan kuliahnya, karena sudah nanggung.
Cita-cita untuk mendidik putra/i sampai kesekolah/kuliah yang tinggi masih amat mungkin, tergantung dari pribadi masing anak, juga dorongan keluarga.

Semua juga demi masa depannya, jadi mereka  harus terus belajar secara formal .
Sekaligus  juga belajar  menjalani kehidupan berumah tangga yang benar.
Dengan contoh dan teladan dari keluarga yang baik, bunda kira semua bisa di jalani dengan apik.

Untuk ananda sendiri, coba bertindak lebih pintar dan bijak. Minta nasihat dokter untuk pola hidup sehat. Jagalah hati dan emosi menjadi lebih stabil dan sabar.

Sepengetahuan saya hipertensi itu suatu silent killer, yang bisa merepotkan hidup nanda bahkan menyengsarakan jika tidak dikelola dengan baik dan benar
Yang pasti , semua itu demi untuk kesejahteraan  dan kebahagiaan nanda sekeluarga juga.
Semoga berhasil dengan penuh kasih sayang.


Swandari’s Mind :
Bercanda dalam pernak-pernik cinta dan berbagi hati dalam warna-warni kehidupan





Rabu, 02 Oktober 2013

Jacky WB Noya Kenakan Perhiasan 100 Milyar dibadan,…bukan main !



Sumber Gambar:pojokpulsa.co.id

Saya tadi melihat ada seorang India, bernama Datta Puge, seorang pemuda umur 32 tahun yang menghebohkan dunia karena mengenakan baju terbuat dari emas 22 karat seberat 3,5 kg.
Ditaksir keseluruhan baju dan perhiasan  bling-bling yang dipakai oleh Datta Puge itu senilai 2,6 milyar. Datta Puge sendiri mengatakan jika baju itu hanya dikenakan pada acara-acara tertentu saja, dan selalu dikawal oleh 32 orang.

Katanya semua itu dilakukan   dengan maksud untuk menarik lawan jenisnya….  Waduh,..lawan jenis ditarik dengan baju emas ya ?,…mungkin dimaksud pamer kalau dia kaya, …mmm, untuk meng kudeta hati harus di iming2 yang bling-bling kayaknya,…. Hehehe, asyiiik .

Katanya jika orang lain senang meng koleksi mobil atau barang lain yang mewah, dia memilih emas saja sebagai barang koleksinya.
Datta Puge yang memperoleh untung besar dari usahanya meminjamkan uangnya sebagai rentenir,  memesan baju itu pada seorang perancang baju dari India yang terkenal sekaligus adalah pemilik dari perusahaan emas Rankar Jewellers.

Menurut Tajpal Rankar, perancang baju dan pemilik perusahaan emas itu, yang paling sulit adalah membuat baju dari benang emas bisa dikenakan secara enak dan nyaman.
Dia memesan beberapa peralatan dan mempelajari seni tenun dari Italia,

Tiba-tiba saja tevenya beralih keseseorang berasal dari Indonesia, yang di klaim sebagai raja emas Indonesia yaitu Jacky WN Noya, si tokoh emas dari Ambon.

Dan seperti tidak mau kalah Jacky menunjukkan bahwa perhiasan yang dikenakan  di badannya bukan cuma 2,4 milyar, tetapi lebih dari 100 milyar.
Ditunjukkan sebuah jam tangan emas besar bertahtakan berlian yang ditaksir seharga 6,5 milyar, ada juga cincin, gelang dan rantai kalung seberat 20 kg, jadi jika ditaksir semua lebih dari 100 milyar yang menempel dibadannya…. wah

Saya sebenarnya sudah pernah menuliskan raja emas dari Ambon ini lebih dari setahun yang lalu. Rupanya Jacky tambah  kaya saja, karena rasanya emas yang ditempelkan ditubuhnya makin berat , juga berliannya makin …. Apa ya, saya kok sulit menggambarkan betapa gemebyar tubuhnya yang sarat dengan hiasan yang beraneka ragam itu…. Hihihi, enggak ngiri (?), cuma kok ribet banget,… (ah, mosok  ? xixixi)

Sepertinya yang bisa dicontoh dari Jacky WM Noya ini adalah, dia amat suka beramal, membagi-bagikan duitnya yang bertumpuk-rumpuk ke panti2 asuhan lintas agama, panti jompo dan orang2 miskin banyak mendapat uluran tangannya, itu jempol betulan.

Minggu, 29 September 2013

G-A-W-A-T : Prostitusi dan Mucikari Anak,… Marak !



Sumber Gambar: Yunita alias Keyko
Heran ya dengan judulnya – Prostitusi dan Mucikari Anak --- ini bukan mengada-ada atau hoax, tetapi betul terjadi di Surabaya.
Saya melihat tayangan teve beberapa hari yang lalu, telah tertangkap seorang bocah wanita umur 15 tahun, siswi suatu SMP di Surabaya, karena bertindak sebagai mucikari dari teman yang membutuhkan.
Juga telah ditangkap pula seorang remaja tanggung wanita kelas dua SMP yang hendak menjual kakaknya sendiri, dengan hanya 300 ribu rupiah saja.

Rupanya degradasi moral sudah meluncur begitu cepatnya, dan ketika ditanya polisi, untuk apa uang segitu, dia menjawab untuk beli hape, karena orang tuanya tidak bisa membelikannya,… aduh mak !

Polah tingkah bocah remaja yang pria juga tidak kalah tragisnya, tawuran sekolah antar murid SMP kembali terjadi dan saya lihat ada juga bocah laki-laki yang ditangkap polisi karena mencuri, dan ketika ditanya untuk apa uangnya, dia menjawab untuk bermain game online.

Rupanya “bocah2 ingusan” ini mulai belajar menuruni kemerosotan moralnya dijaman yang serba gemerlap dengan aneka kemajuan tehnologi yang serba menyilaukan ini.
Belum lagi gaya berpacaran mereka yang seronok menyedihkan yang sudah pernah saya tulis beberapa waktu yang lalu, pasti semua ini membuat setiap orang tua miris dan prihatin.

Saya menilainya itu sebagai suatu penyakit dari masyarakat, dan seperti juga suatu penyakit, keadaan itupun membutuhkan suatu penangangan, suatu pengobatan.
Sebenarnya  pencegahan suatu penyakit rasanya jauh lebih muda daripada mengobati  jika kita sudah terkena dan dijangkiti  suatu penyakit.

Dan dokter yang wajib mengobati anak2 kita yang sedang sakit itu adalah kita semua, masyarakat yang care, dan harus bergandeng tangan untuk berusaha menanggulangi dengan segala cara yang manusiawi, santun, bijak dan penuh cinta kasih.

Jangan sampai generasi penerus kita nanti menjadi suatu generasi yang tidak lagi mengenal apa itu sopan santun, etika moral dan budi pekerti yang baik.
Dan kita harus bertindak secepatnya, sekarang juga, senyampang saya lihat masih banyak beberapa komunitas, yang merasa bertanggung jawab dan pedih melihat degradasi moral yang makin menggurita mencengkeram anak-anak kita yang masih teramat belia itu.

Apa saja dan dibidang segalanya bisa kita buat palang untuk mencegah kemerosotan moral itu,  makin banyak makin baik.
Dari segi keagamaan, olahraga, sekolah2 khusus, internet sehat, bacaan2 sehat dan juga upaya para pendongeng anak, atau yang lain yang bisa berusaha mengalihkan perhatian anak-anak untuk berjalan dijalan yang benar sesuai dengan umurnya.
Anak-anak  mulai umur 6 – 7 tahun adalah dalam phase pengagum dari keadaan orantuanya. Dia menganggap ayahnya sebagai orang yang paling gagah, ganteng, bijak dan paling kuat diseluruh dunia.
Ibunya juga dinilai sebagai perempuan paling elok,cantik, baik, berbudi,  diseluruh dunia.Pokoknya mereka dianggap sebagai orang paling hebat diseluruh dunia, tiada tanding.

Dan hukum2 umum selalu menunjukkan jika Tuhan meletakkan sesuatu dalam posisi yang tertinggi, kemudian pasti akan disusul dengan posisi yang terendah, dan hal ini berlaku dalam perasaan anak2 yang sedang bertumbuh.

Pada masa remaja awal 9-12 tahun, remaja 12—16 tahun,  perasaan anak terhadap ortunya berada pada posisi terendah, mereka sering sangat kritis terhadap ortunya, sangat mudah mengetahui kejelekan2 ayah bundanya. Dan kita harus hati-hati pada saat ini,  karena mereka sering tidak percaya pada orangtuanya.
Terlebih bila kita selama ini kurang akrab, karena beberapa kesibukan karena keperluan financial, atau karena ketidak tahuan kita untuk cara mendekati anak2 kita.

Untuk ortu yang amat sibuk dan tidak punya waktu untuk untuk anak2-nya, saya juga melihat banyak sekali komunitas yang menampung curahan hati  generasi muda yang sedang bingung ini.
Yang pasti itu amat membantu ortu yang juga tidak kalah bingung dalam menangani anak2-nya yang sepertnya  sulit dikendalikan itu.

Sebetulnya itu juga kembali pada kita masing2, orangtuanya, terlebih ibunya karena kita adalah pendidik utama dan pertamanya. Tulisan pada buku putih seorang anak adalah ibunya dan juga keluarga dekatnya.
Dari situlah kita memberikan fondasi bagi moral, budi pekerti dan etikanya untuk bisa dijadikan benteng bila dia kelak mulai melangkah kedunia luar yang serba gemerlap dan membingungkan.

***** Fiksiana Community menyelenggarakan event Fiksi Anak yang akan di selenggarakan pada tanggal. 18  -- 19  -- 20  Oktober 2013. Diharapkan bagi seluruh warga yang peduli dan care dengan pendidikan anak2 untuk berpartisipasi,dan ikut pula memperhatikan pola perkembangan anak2 di sekitarnya .  Terima Kasih.*************

Selasa, 24 September 2013

Merinding : Lihat Gaya Pacaran Remaja SMP


Sumber Gambar: pramareola14.wordpress.com

Sebetulnya saya tidak percaya dengan data yang disampaikkan oleh KomNas PA, maksudnya KomNas Perlindungan Anak beberapa waktu yang lalu.
Disebutkan, menurut survey yang mereka lakukan, bahwa 62,7 % remaja wanita SMP sudah tidak perawan lagi, bahkan dinyatakan pula bahwa data itu merupakan sebuah gunung es saja. Konon kenyataannya lebih banyak lagi lebih dari 90%,… waduh.

Tetapi kemarin, saya sempat melihat salah satu tayangan  di Youtube, tentang perilaku gaya berpacarannya para Anak Baru Gede SMP.
Saya akan ceriterakan secara rangkum singkat saja, karena kalau kelewat detail, bisa di cap menyebarkan pornografi.

Disuatu tempat, didalam bilik sempit, sepertinya terbuat dari papan/bambu, sehingga banyak celahnya yang bisa diintip. Saya lihat sepasang remaja putih biru yang masih amat lugu dan imut, umur sekitar 13 tahunan sedang pacaran.

Adegan itu diintip oleh seseorang dengan menggunakan hape biasa,melalui salah satu celah dilubang dinding bilik itu.
Aksi kedua bocah itu tidak usah diceriterakan, pokoknya mereka melakukan permainan sex, yang sepertinya sudah sering mereka lakukan, dilihat dari kepiawaian masing-masing, plus beberapa cara menghindari kehamilan.
Sesudahnya mereka cepat2 membuka hape dan mendiskusikan sesuatu, dengan serius.

Saya termenung, dan sekarang mulai mempercayai hasil survey Komnas PA diatas.
Meskipun, pasti tidak semua remaja SMP biasa melakukan, tetapi melihat dengan mata kepala sendiri adegan seronok seperti itu, bisa membuat setiap orangtua pasti amat prihatin, miris dan merinding.

Tiba-tiba saya merasa kasihan dengan mereka, apa yang terjadi dengan mereka ? Dimana orangtuanya dan ngapain saja mereka selama ini ? – saya yakin merekapun mbolos waktu melakukan hal itu.
Anak2 yang masih begitu belia dan melakukan hal yang belum waktunya dilakukan dan kurang pantas, rasanya amat menyedihkan dan membikin pedih dihati.

Sebenarnya anak remaja umur 9 – 12 tahun memang  sudah mulai terdorong untuk berkumpul dalam kelompok dengan kawan sebayanya , didasari oleh keinginan bertukar pikiran dan pengalaman. Pada usia 12 – 16 tahun , kelompok mulai agak renggang karena mulai ada kompetisi diantara mereka, juga antar anggota kelompoknya, sering terjadi gontokan dan tawuran.

Didasar hati  mereka menghendaki dasar prinsipiel, mereka belajar menyerap nilai2 pokok dan kehidupan masyarakatnya. Karena masalah tata nilai mulai di renungkannya, sesuai dengan falsafah hidup yang mulai dipilihnya – dan itu akan dipertahankan dalam jangka panjang, mungkin seumur hidupnya. Mulai terus bertanya-tanya dan memilah dan memilih, juga mencoba serta meniru.

Ini merupakan estafet perjuangan kebudayaan, tata nilai diambil alih oleh generasi penerus, yang biasanya mengalami perubahan sesuai dengan situasi jamannya.
Perbedaan interprestasi antara generasi muda dan generasi yang terdahulu sering menyebakan suatu saling silang dan terjadilah generation gap.

Disini orangtua, sebagai pembuka jalan bagi generasi penerusnya harus berperan, agar anak yang masih lugu ini  tidak mencari jalan dan pengertian sendiri diluar.
Kalau mereka tidak mendapat penjelasan apa2 yang mereka ingin ketahui dari ortunya, mereka akan mencarinya diluar via kawan, buku, majalah, hape internet dll.

Disini mereka akan terjebak dengan penjelasan yang kadang malah menyesatkan, menarik dan berlebih-lebihan, tanpa tanggung jawab. Dan di usia  rawan seperti itu mereka merupakan pribadi yang gampang meniru dan selalu ingin mencoba.
Harus ada sesuatu/sosok panutan dan contoh yang mestinya dihadirkan dalam kehidupan mereka.

Saya menarik kesimpulan yang sekiranya berguna :

SATU  :  Remaja kita butuh pengertian juga bimbingan serta pengertian tentang perubahan2-an dirinya serta segala sesuatu yang masih awam bagi mereka.

DUA    : Remaja butuh kesibukan2 positif juga contoh, panutan  yang bermanfaat untuk persiapan mereka menata hidupnya kelak dengan baik dan terarah.

Dan kita harus menyiapkan semua bekal yang dibutuhkan itu dengan cermat dan pintar, sebelum mereka melangkah mencari tahu ditempat yang keliru.

Sekolah TK amat dibutuhkan, sebagai pendidik pertama diluar  rumah sesudah pendidik utamanya dirumah, ibunya,  Kemudian di Sekolah Dasar dengan guru2 yang mumpuni, untuk mengarahkan anak2 yang berumur 6 – 12 tahun kejalan yang baik dan benar, dengan moral dan etika yang terpuji.

Saya juga salut dengan beberapa penulis dan pendongeng anak, sekolah alam dan sebagainya, yang berusaha untuk menarik anak2 yang masih belia , berusaha menarik anak2 ke hal-hal benar, baik dan sehat, yang sesuai dengan umurnya.

Juga salam hangat saya bagi usaha komunitas Fiksiana Community yang mengadakan event Fiksi Anak, suatu event yang diharapkan bisa menggali kembali cerita anak juga dongeng yang mungkin bisa mengilhami atau memberi landasan  semangat juga morel, suatu contoh  bagi  prilaku yang terpuji untuk perjalanan hidup mereka selanjutnya.

Jadi sebelum mereka melangkah berprilaku  yang keliru, kita harus mencegahnya dan membelokkan mereka dengan contoh dan prilaku  baik yang kita harapkan semua.
Karena ditangan mereka lah  kelak  Negara dan bangsa ini di serahkan, dan  harusnya generasi penerima estafet ini juga harus merupakan pribadi yang mumpuni  serta bisa di andalkan.

Senin, 23 September 2013

Wow, Umur 58 tahun seperti 20 tahun,… Amazing !!

Saya tadi membaca ada fenomena mentakjubkan tentang seorang wanita umur 58 tahun tapi tampak seperti umur 20 tahun — tulisan dibawah ini langsung saya copas/ambil dari health.detik.com
Mudah2-an ini bukan hoax atau sebangsanya.

Michelle Yim (Foto: Asia One)
Usia 58 Tahun Tapi Tampak Seperti 20 Tahun, Apa Rahasianya?
 
Ajeng Annastasia Kinanti - detikHealth 
 
Jakarta, Siapapun tentu ingin terlihat awet muda meskipun sudah mencapai usia di atas 50 tahun, khususnya wanita. Meskipun terlihat mustahil, namun Michelle Yim (58) berhasil melakukannya. Apa rahasianya?

Michelle sendiri mulai ramai dibicarakan oleh berbagai media sejak ia mengedarkan foto-foto online dirinya sedang bersantai di tepi kolam dengan mengenakan pakaian renang, seperti dilansir Asia One, Senin (23/9/2013).

Dalam foto tersebut, Michelle menunjukkan bagaimana ia tetap terlihat awet muda dan bahkan terlihat seperti wanita berusia 20 tahun. Saat dimintai keterangan tentang fotonya tersebut, Michelle justru menganggap hal itu bukan sesuatu yang menarik dan ia hanya hidup sehat sejak masih muda.

"Saya akui saya memang tak punya cukup waktu untuk olahraga rutin, tapi pekerjaan sehari-hari sudah membuat kita bergerak bukan? Yang saya lakukan adalah menjaga asupan makan sehari-hari. Saya menghitung setiap kalori yang masuk ke dalam tubuh saya," papar Michelle dalam keterangannya.

Oleh sebab itu, Michelle selalu memastikan setiap hari ia menjaga kadar kolesterol dan lemak dalam menunya setiap hari. Michelle hanya makan dengan menu tetap seperti tahu, sayur-sayuran segar berwarna hijau dan ikan. Menurutnya, masing-masing individu memiliki kendali atas tubuhnya sendiri, sehingga mereka harus bisa memilih mana yang baik dan mengurus tubuh mereka semaksimal mungkin.

"Saya yakin pola makan dan memilih dengan teliti apa saja yang kita makan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh, termasuk bagaimana penampilan tubuh akan terlihat. Dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah, maka kulit akan menjadi lebih sehat," terang Michelle.

Tak hanya tubuhnya yang terlihat langsing, kulit wajah Michelle pun terlihat sangat sehat. Tak tampak adanya kerutan yang umumnya muncul pada wanita seumurannya. Michelle mengungkapkan akan terus menerapkan pola makan tersebut. Selain sudah terbiasa, ia sangat merasakan manfaatnya sejauh ini.

(ajg/vit)

Sabtu, 21 September 2013

Jokowi dan Megawati, Jangan Di adu-Domba


Sumber Gambar: megapolitan.kompas.com

Beberapa tulisan di media, saya lihat banyak berisi tentang  dimulainya gonjang ganjing menghadapi pemilu 2014.
Dari yang meng iklankan kecap nomor satu sampai beberapa polemik, antar partai atau bahkan internal partai sendiri.

Yang paling menonjol  adalah tentang PDI Perjuangan denga Jokowinya yang unik.
Saking menggebu nya, terus banyak yang kebablas-bablas, membanding-bandingkan Jokowi dengan Megawati. Komentarpun bak gayung bersambut dan terus bergulir.
Saya sedih sebenarnya dengan keadaan ini, sepertinya kita tidak  pernah mau  belajar sejarah dari bangsa ini.

Kita harus ingat akan sejarah  bangsa kita sendiri, bagaimana kita yang mempunyai wilayah begitu luas, akhirnya bisa di caplok oleh Belanda, yang wilayahnya hanya kurang dari Jawa Timur,  Padahal provinsi   di Indonesia ada 37 buah, yang  tiap wilayahnya tidak kalah luas dari Jatim.

Kenapa bisa seperti itu  ?, karena kita gampang di adu-domba, gampang termakan issue, basak-bisik dan  cepat tersulut, sehingga segalanya jadi lali lupa, sibuk gontok2-an sendiri, dengan persepsinya  dan kepentingannya masing2

Sekarang kita kembali pada Megawati dan Jokowi.
Untuk membangun dengan baik suatu Negara, kita tidak cukup hanya punya dan butuh seorang presiden dan wapres saja. Tetapi kita membutuhkan Menteri, gubernur, bupati sampai RT, angkatan perang yang kuat juga rakyat yang mumpuni., dan lainnya.

Dan semua harus kerjasama, membentuk titik-titik yang kemudian saling berhubungan, dan membentuk suatu jaringan yang kuat, membentuk persatuan untuk bersama-sama mengangkat harkat dan martabat bangsa ini bersama gotong royong  men-sejahterakan semua.

Ada kata bijak, sebetulnya Negara ini juga seperti battle field, dan kata bijaknya adalah , you might lose the battle, but you win the war.
Jadi sebelum membentuk suatu pemerintahan, pasti terjadi suatu “perang” antar partai dan antar person, ini pasti terjadi dimana-mana. Di partai juga terjadi perang antar person masing2, untuk merasa paling unggul dan diunggulkan, itu juga lumrah.
Tetapi kita harus tetap berpegang pada win the war, memenangkan pertempuran, pertempuran untuk saling menggapai kesejahteraan rakyat, bukan saling gontok2-an masing2 demi kepentingan pribadinya.

Sebagai rakyat kita juga harus bijak, jangan belum apa2 sudah cocok dengan Jokowi tetapi kemudian men deskridit – kan Megawati. Kita harus mengerti mengapa Jokowi begitu santun dan tetap menghormat Megawati, pasti  ada sesuatu yang hanya Jokowi saja yang tahu. Dan kita juga makin tahu,yakin,  bahwa sosok unik itu memang punya nurani dan kepribadian yang amat terpuji
Hal itu tidak bakal  menjatuhkan namanya samasekali, bahkan melambungkan ketempat yang terhormat di mata semua orang.
Sebagai rakyat yang baik,kita harus mendukung, siapa saja calon pemimpin bangsa ini yang beriktikad baik.
Yaitu  yang cinta  pada Negara ini,  jujur, tidak srakah dan mau bekerja keras, amat memperhatikan nasip rakyat.
Jangan malah jika melihat pemimpin baik,  terus kita ingin saling benturkan, sehingga menjadi saling silang antar mereka

Kita juga harus ingat pepatah, jika dua ekor anjing saling berebut tulang, pemenangnya niscaya anjing ketiga yang mengharapkan keduanya babak-belur.
Anjing ketiga biasanya pasti lebih licik, licin  dan itu disekitar kita yang senang mengipas-ipas, mengintip, menawarkan posisi, berharap pertempuran diantara kedua makin seru, dan bisa mengambil manfaat yang menguntungkan bagi diri dan partainya masing-masing.
Saya mengharap anda pasti mengerti  dengan apa yang saya maksud, terus bersatu  dan maju dalam kebersamaan.

Kamis, 19 September 2013

Swandari’s Mind : Nenek Dipinang ?


Sumber Gambar: www.kaskus.co.id

Pertanyaan  :

Saya seorang nenek, umur 59 tahun, sudah  8 tahun menjanda.  Anak 3 orang, sudah menikah semua. Saya hidup dirumah sendirian ditemani seorang kemenakan dan 3 gadis yang mondok, semua kerja.
Hidup sebagai pensiunan, kadang kiriman anak diluar, juga uang kost, rasanya sudah cukup. Kegiatan saya selain ngurus anak kost sekedarnya – mereka makan diluar, ada pembantu,  hanya aktif dikegiatan perkumpulan keagamaan yang saya anut, rasanya sudah tentreram

Entah bagaimana, tiba2 saja saya dipinang oleh seorang duda, umur 64 tahun, yang meminang justru anak2 duda itu.
Pak duda itu dahulu rekan suami almarhum, kenal baik dengan kami sekeluarga. Kehidupan keluarga itupun baik dan terhormat, anaknya juga sudah “jad orang” semua.

Saya sebenarnya segan dan malu jika harus nikah lagi, memang tidak pernah berpikir untuk menikah. Rasanya aneh jika punya suami lagi.
Umur saya kan sudah lanjut, apa yang diharapkan dari perkawinan seperti itu ?
Herannya anak2 sayapun, merekapun saling berhubungan dengan anak duda itu, amat setuju jika saya menikah lagi. Agar ada temannya dan terpandang, itu alasan mereka.

Ibu, saya sebenarnya tidak merasa kesepian, dan tetap terpandang, meskipun tanpa suami.
Suami saya dahulu juga merupakan pejabat tinggi didaerah kami, apakah nama saya tidak jatuh jika tiba2 saya nikah lagi ? Mungkin jika masih agak muda masih bisa dimaklumi, tetapi dengan umur sekian ? Bagaimana pendapat ibu tentang keadaan saya ini ?
 Pak Duda itu juga kadang datang, nilpon dsbnya, tapi saya kok rasanya tidak “klik”,..pasti ibu mengerti maksud saya.

Saya memang masih suka dandan, merawat diri, juga olahraga ringan, sesuai petunjuk dokter, sehingga penampilan saya kelihatan lebih muda dari umur saya yang sebenarnya, saya juga masih suka bercanda dan beramah tamah dengan sanak kerabat dan kenalan juga tetangga. Tetapi itu bukan berarti saya masih ingin menikah atau menarik hati pria lagi, saya rasanya sudah nyaman dan bisa menekuni hobby sederhana saya.


Swandari’s  Mind :

Saya kira ibu sudah bisa menentukan jalan hidup ibu sendiri. Umur yang matang, pengalaman juga sudah  beragam, saya kira ibu pasti cukup bijak untuk menentukan langkah.
Jika ibu sudah tidak  memerlukan seorang pendamping, ya untuk apa menyusahkan diri, menikah lagi ? – Apa betul punya suami itu malah bikin susah ?
Mungkin saja maksud putra/i pak duda dan putra/I ibu itu baik, barangkali di usia senja ibu, mereka merasa ibu masih perlu berbagi suka dan duka dalam hidup dengan seseorang yang sebaya.

Barangkali jika ibu menikah lagi, pasti banyak bisik-bisk , kan sebuah pernikahan selalu menarik untuk di bincangkan, umur berapa dan siapapun pelakunya.
Tetapi nama baik ibu tidak bakalan jatuh, karena ibu menikah dengan orang yang seimbang dengan ibu. Lain lagi jika pasangan ibu berbeda jauh, dalam hal martabat dan usia.

Saran saya, jika ibu memang sudah bahagia dengan keadaan sekarang dan sudah tenteram, memang tidak usah menikah lagi, bina saja persahabatan dengan pak duda. Orang mestinya akan merasa bahagia jika punya banyak sahabat.
 Hidup ini  bertambah indah dan menggairahkan, biar awet muda bu,…oh, salah, maksud saya  biar awet tua dengan cantik,  itu maksud saya. Salam hangat saya.



Swandari’s  Mind :
Bercanda dalam pernak-pernik Cinta dan Berbagi Hati dalam Warna-Warni Kehidupan.


Caprib  :
Cintailah Tuhanmu, dan Ia akan tinggal denganmu. Taatilah Tuhanmu dan Ia akan memperlihatkan rahasia kebenaran yang sejati.  (NN)