Sabtu, 25 Desember 2010

Janda Veteran

------------------------  jang terhempas dan masuk comberan


Peristiwa dua janda Pahlawan yang didakwa menyerobot rumah dinas Perum Pegadaian  dan terancam hukuman dua tahun penjara sungguh menyedihkan dan memilukan. Dua-duanya sudah berumur 78 tahun dan sudah renta.
Runtuhlah seluruh nurani didada.

Sebenarnya kalau punya kelebihan uang, saya yakin beliau-beliau pasti sudah beli rumah mewah bak selebriti pajak.
Padahal beliau ini punya hak kavling lho , di-negara Indonesia tercinta nan gemah limpah loh jinawi, warisan dari pahlawan-pahlawannya.


Pemerintah.
                    Harusnya Pemerintah Indonesia yang sudah 64 tahun merdeka, bisa sedikit jeli  memberi perhatian pada para sepuh ini.
Ditempa kehidupan dan krisis – ekonomi global yang panjang, membuat kehidupan para sepuh ini makin terpuruk.
Dibanding lima-tahun yang lalu saja, harga-harga kebutuhan sudah naik duakali lipat.
        
              Beras yang dahulu 3500 rp, sekarang sudah 7000 rupiah,
              Gula, dahulu cuma 3800 rp, sekarang 10.000 rp lebih.
               Tempe sepapan dahulu Cuma 500 rp, sekarang 1000 rp dan lebih tipis , dll

Apalagi bagian minyak , dari minyak goreng, minyak gas (wuih.), bensin ,juga sudah naik berlipat.
Padahal kesejahteraan para sepuh ini tetap.
Mohon sekali-kali Pemerintah turun kepasar, jangan diliput diteve, tidak usah ada
kamera, dan wawancara yang menyudutkan.
Bakulnya pasti takut,harganya rendah, nanti kalau Menteri-nya sudah pulang, harganya balik lagi, mahal dan naik terus.

Sesungguhnya harga-harga sudah melewati batas wajar,sudah mencekik leher.
Jangan pula dibandingkan dengan harga-harga diluar negeri, karena penghasilan
per-capita disana juga jauh diatas rata-rata penghasilan rakyat disini..
Mungkin salah kita (?), tidak bisa cari  tambahan penghasilan yang menggiurkan,

Pada tanggal 21 April 2008 Presiden mengeluarkan PerPres no, 24 /2008 tentang
Dana Kehormatan Veteran RI ( Dakomvet ).
            Disusul PerMenKeu no.151/PMK/05/2008
.           Dananya 250.000 rp/bulan dan diberikan kepada setiap warga yang telah mem-
            peroleh gelar kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan RI ( Pasal 1)
           
           
Karena ada pasal-pasal yang menyebut tentang pensiunan dan janda (UU RI no11/1969,
tentang Pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai) dan  di-PerPres 24
pasal  2 ad.b  dan  pasal  4,  dan PerMenKeu no 151/PMK 05/2008  pasal  2 ad b
dan pasal  3.

Kamipun berkirim surat ke Taspen,yang diberi tugas melaksanakan pembayaran
(Peraturan Menteri Keuangan no 65/PMK 02/2008, pasal 1 ad 2)

Balasannya  ditolak  dengan alasan yang tidak bisa dimengerti (copy).

Padahal di-pasal  8  PerMenKeu  151/PMK/05/2008, pembayaran ini tetap berlaku
dan dihitung mulai 1 Januari 2008 .PerPres 24.2008.


Mudah-mudahan Presiden RI  dan Menteri Keuangan  menjelaskan masalah  yang
sebenarnya, sebagai fihak yang mengeluarkan peraturan-peraturan tersebur.

Apakah janda Veteran bisa dapat Dakomvet ?

Kalau tidak, pasti akan banyak lagi Soetarti  dan  Rusmini yang bakal masuk dalam
bursa  pemiskinan baru “ di-Republik ini.




Koin untuk Janda Pahlawan ?

                      Disuatu media, katanya Pemerintah segera membangunkan rumak bagi janda Perintis Kemerdekaan.
Semua pasti setuju sekali karena manusiawi banget.

Kami, janda-janda Veteran juga mohon diperhatikan. Kami tidak mengharapkan tunjangan yang mengada-ada dan muluk-muluk seperti anggota DPR.
Cukup jika  dana kesejahteraan disesuaikan.
Agar kami bisa hidup wajar, sesuai dengan kondisi  krisis-global yang terjadi.
Jadi kami sedikit bisa menikmati hidup nyaman ditanah tumpah darah yang makmur
ini yang dahulu dibela mati-matian oleh pahlawan. kami,

Bahkan saya bermimpi, jika Pemerintah bisa membuat semacam Bank (?), atau koperasi
setidaknya semacam yayasan bagi janda Pahlawan, yang tinggal beberapa gelintir, agar
bisa meminjam /ngutang sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendadak..
Jadi tidak usah nabrak sana-sani ataupun ngutang di-Bank yang bunganya selangit.

Modalnya dari mana ? .Mudah-mudahan Pemerintah tidak berdalih  keterbatasan-
dana “  untuk yang satu ini.

Jika Pemerintah memang betul-betul  tega dan sampai hati, saya mengusulkan untuk membuka semacam  “ koin – terima-kasih Pahlawan “  untuk menghimpun dana
barangkali  semboyan gotong-royong harus dihidupkan dan dikembangkan lagi.

Seyogyanya kita ingat akan kata bijak :  Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa
menghargai pahlawannya.

Mudah-mudahan bangsa Indoesia cepat menjadi bangsa yang besar , karena tidak melupakan pahlawannya

Menjelang Hari Pahlawan  10 N0vember  2010  mudah-mudahan kami, janda Pahlawan
menerima kabar yang baik dari Pemerintah.

Komentar anda ?

                                                                                       
                                                                                     oleh ;  Ibu Swandari
                                                                                                janda Pahlawan.

Senin, 15 November 2010

Malin Kundang,suatu pembelajaran atau arogansi ?

Konon,seorang anak ibarat kertas putihbersih yang siap ditulis oleh orangtuanya,berarti pribadi anak adalah buah guratan orangtuanya.Selanjutnya seseorang akan tumbuh dengan ikut campur pribadi/kondisi/situasi keadaan sekitarnya.Dalam dongeng Malin Kundang pribadinya berubah akibat milieu disekitarnya ,jadi keras tanpa perasaan,bahkan kejam terhadap orangtuanya.
Datangnya Tzunami ibarat kutuk dahsyat bagi dirinya, jadi membatu lagi.
Ngeri jika membayangkan dongeng itu, arogansi orangtua seharusnya tidak demikian.
kosepnya cinta anak sepanjang galah, kasih orangtua sepanjang jalan, bahkan seluas
samudra.Seharusnya ada suatu ending indah dalam kisah itu, saling maaf.
KomNas Perlindungan Anak harus mengubah kisah itu, menjadi lebih manis dan menjadi
suatu pembelajaran yang lebih manusiawi.
Saya tunggu langkah KomNas Perlindungan Anak dan komentarnya.