Senin, 15 November 2010

Malin Kundang,suatu pembelajaran atau arogansi ?

Konon,seorang anak ibarat kertas putihbersih yang siap ditulis oleh orangtuanya,berarti pribadi anak adalah buah guratan orangtuanya.Selanjutnya seseorang akan tumbuh dengan ikut campur pribadi/kondisi/situasi keadaan sekitarnya.Dalam dongeng Malin Kundang pribadinya berubah akibat milieu disekitarnya ,jadi keras tanpa perasaan,bahkan kejam terhadap orangtuanya.
Datangnya Tzunami ibarat kutuk dahsyat bagi dirinya, jadi membatu lagi.
Ngeri jika membayangkan dongeng itu, arogansi orangtua seharusnya tidak demikian.
kosepnya cinta anak sepanjang galah, kasih orangtua sepanjang jalan, bahkan seluas
samudra.Seharusnya ada suatu ending indah dalam kisah itu, saling maaf.
KomNas Perlindungan Anak harus mengubah kisah itu, menjadi lebih manis dan menjadi
suatu pembelajaran yang lebih manusiawi.
Saya tunggu langkah KomNas Perlindungan Anak dan komentarnya.