Jumat, 25 November 2011

BUKAN HOAX : Terlalu Sayang , Bayi /Batita Anda Bisa Melayang

Kasih sayang dan selalu waspada demi si-buah hati.
Sumber:via-sweetz.blogspot.com

Ada kata bijak : “ Ber hati-hati secara berlebihan, sama buruknya dengan tidak berhati-hati “ ( anonymous ).

Ketika membaca di Kompasiana bahwa ada bayi yang mati karena tertindih bantal dan ibunya lagi asyik ber- BB ( ..titi lagi ..), sebenarnya pikiran saya seolah meluncur memasuki lorong waktu dan sampai pada 30 tahuanan yang lalu, sewaktu saya masih punya anak bayi , saya coba ingat-ingat .

Karena saya dan suami bekerja, tentu saya punya keterbatasan waktu untuk mengurus anak sendiri.
Saya punya 2 pembantu , satu khusus untuk mengurus anak saya dan satunya untuk pekerjaan rumah tangga lainnya. Disamping itu ada seorang eyang, yang cukup ceriwis, tapi bijak , masih energik, meskipun sudah sepuh , rajin, care dan selalu menjadi pengawas dari keluarga saya, jika saya pergi.
Jadi saya cukup berhati-hati dalam menjaga keselamatan anak saya.

Saya sering memperhatikan berita, dari majalah, koran, teve , meskipun masih hitam putih, jadi kejadian-kejadian seputar bayi atau anak kecil selalu saya perhatikan dan saya rasanya masih ingat sampai sekarang.
Ada beberapa sih yang lupa, tapi saya akan coba ingat lagi nanti.
Lagipula saya selalu menceriterakan kejadian yang cukup ekstrem kepada eyang dan pembantu saya, agar merekapun tahu akan bahaya-bahayanya dalam menjaga anak saya.

Beberapa yang masih saya ingat :

1. Bayi yang terbekap bantal atau selimut, juga kemungkinan jatuh dari tempat tidur , jika tidak punya box bayi. Maksud ibunya bukan teledor atau sengaja, tetapi dia ingin mencuri waktu untuk keperluan keluarga juga , senyampang bayinya lagi tidur: masak, cuci-cuci, atau keperluan kecil pribadi lain, kekamar mandi misalnya.
Jadi dia menyelimuti bayinya, dikelilingi bantal/guling. agar anaknya tidak jatuh.
Ternyata anaknya , setelah bangun dan karena gerakannya, bantal/gulung bahkan selimut bisa menutup wajahnya dan membekapnya dan dia tidak berdaya.
Yang lebih detail, bisa dilihat ditulisan – bidan care – yang sering muncul di Kompasiana juga.

2. Tertindih payudara ibunya. Saya diingatkan oleh ananda Aridha Prassetya, betul.
Saya juga ingat peristiwa itu , jadi sang ibu waktu menyusui sambil tiduran, mungkin karena kecapaian tertidur, dan bayinya tertindih payudaranya hingga tewas. Rupanya Profesor kita yang cantik ini masih ingat peristiwa itu , oh iya selamat terus berkarya dan sukses selalu.

3. Tersiram air panas, makanan, minuman atau kuah yang masih panas.
Sepertinya kejadian ini sampai sekarang masih terus berlanjut. Seorang ibu jika melihat anaknya nangis, dia terus langsung membikinkan susu anaknya, sambil si baby digendongannya, biasanya bayi suka bergerak, menarik, nangis, dan ibunya sibuk membuatkan susu dengan air panas, sering kejadian dibayi malah tersiram.
Jika membawa makanan atau kuah panas ,mungkin beli bakso dsbnya, jangan sambil nggendong bayi, biasanya bayi suka menarik-narik tangan ibunya dan malah ketumpahan.

4. Tertelan mainan , apalagi yang bling-bling, maksud saya yang warnanya
menyolok , misal kelereng, atau mainan kecil. Anak biasanya suka memasukkan apa-apa kedalam mulutnya tanpa mengerti bahayanya.

5. Kecebur comberan, sumur atau tempat/bak mandi.
Biasanya jika ibunya sibuk, bikin bubur atau susu, anak yang sudah bisa merangkak dibiarkan berkeliaran didekat ibunya, tapi sebentar saja siibu lalai, sianak sudah sampai kemana-mana, kecebur comberan, masuk bak mandi , didesa bahkan saya dengar ada yang sampai kecebur sumur.

6. Terjerat tali yang mengikatnya. Sayapun pernah membaca, didesa jika siibu sibuk
masak atau kerja lainnya sianak diikat dengan seutas tali dan diberi klintingan/bel.
Jadi selama bel masih terdengar sianak pasti masih disekitar pohon tempat ia diikat, ceritanya bel itu berhenti berbunyi, ternyata sianak , karena terus merangkak berputar , mengitari pohon itu dan terjerat tali yang mengikatnya.

7. Tertabrak mobil papanya.
Ceritanya, kejadian sore rembang petang, si ayah pulang kerja, dan mau memasukkan mobil ke garasi, tiga anaknya yang masih kecil-kecil sudah menunggu, dan mereka ribut lari sana sini.
Si bungsu yang masih tertatih-tatih, ternyata tertabrak mobil ayahnya, waktu sang ayah mundur mau masuk garasi., keadaan sudah agak gelap.
Kejadian ini sudah duakali saya dengar, beberapa puluh tahun yang lalu dan sekitar satu atau dua tahun yang lalu

8. Kesetrum waktu menyudut colokan listrik dengan kawat , sehingga meninggal.
Colokan itu ada diarea yang bisa dijangkau oleh batita anda.

Bagi ibu-ibu yang masih punya bayi/batita ( dibawah tiga tahun ), selalu hati-hati dan waspada, karena anak anda masih amat rawan dengan keadaan sekeliling , samasekali tidak mengerti bahaya yang mengancam.
Mempuyai bayi/batita memang amat melelahkan, sepertinya mereka selalu bergerak, selalu mau tahu, gapai sana-sini, tarik, beringsut, merangkak, jatuh, terjerembab dan memasukkan apa saja kemulutnya.

Seorang ibu yang punya keterbatasan tenaga dan tidak ada yang membantu, pasti kelelahan , dan bahaya siap menanti bayi/batitanya jika dia lengah sedikit saja atau bahkan jika dia terlalu hati-hatipun, bahaya selalu ada.
Pengertian dan bantuan suami ( orang dekat sekitarnya ) pasti amat sangat dibutuhkan, karena bayi atau batita , memang belum mengerti bahaya, yang mungkin bisa merenggut nyawanya.

Rabu, 23 November 2011

Kalau Niat , Indonesia Pasti Bisa.

Garuda Muda terbang lebih tinggi. Sumber:suarajakarta.com

Melihat supporter yang mbludak , luar biasa di GBK waktu pertandingan sepak bola baru-baru, saya sempat tercenung, harusnya Pemerintah tanggap dengan keadaan ini, betul suatu potensi luar biasa.
Rakyat Indonesia bisa lali, lupa, bersemangat berkobar-kobar jika perkara sepak bola, apapun akan ditempuh, sering malah kebablasan.
Hal ini sebaiknya dimanfaatkan oleh Pemerintah , diberi fasilitas penyaluran yang baik, sehingg berguna bagi nusa dan bangsa.

Mari berandai-andai :
Dari 240 juta penduduk Indonesia, setengahnya laki-laki, jadi kira-kira 120 juta orang.
Yang potensial, umur dibawah 25 tahun ( tolong petugas sensus membetulkan jika salah ) mungkin juga setengahnya, jadi kira-kira ada 60 juta.
Yang suka bola , setengahnya, ada 30 juta orang, yang suka main bola separuhnya, jadi ada 15 juta, dan yang potensial ada kira-kira 5 jutaanlah.

Pertanyaan gampang, apakah tidak bisa kita mendapatkan dari 5 juta itu 22 orang saja yang benar berkwalitas dan berniat mengangkat nama Indonesia didunia sepak bola internasional, seperti Negara-negara di Amerika Selatan ?
Lawan Malaysia, Negara yang cuma secuil dengan penduduk yang kecil dibanding Indonesia, kita terus2-an kalah.
Kemarin saya lihat , menurut FIFA Federation Internasional Football Assosiation, Indonesia cuma diurutan 144 dunia , menyedihkan .!

Caranya, saya ingin memberi masukan kepada Pemerintah, : masukkan sepak bola dalam kurikulun sekolah, sejak SD sampai Universitas.
Saya lihat area sekolah dari SD sampai Universitas tentu luas, bikin lapangan bola, gurunya bisa guru olahraga setempat atau pemain bola yang sudah pensiun ditempat itu.

Saya kira Pemerintah atau Pemda setempat bisa memberikan dana untuk pengelolaannya. Saya pastikan akan banyak bibit-bibit yang tersaring dan pasti bisa mendorong kembang majunya persepak bolaan kita.
Sepertinya sepak bola juga bisa jadi lahan pekerjaan yang cukup menarik dan menjanjikan bagi generasi yang akan datang, jadi sejak awal kita harus mengelola sepak bola ini dengan serius, benar dan pintar.

Saya kadang gemes melihat dunia sepak bola kita, kok cuma dihiasi dengan prestasi tawuran, kerusuhan, gontok2-an , bakar2-an dan pengrusakan.
Daripada tenaga habis untuk saling merusak, salurkan tenaga itu untuk membangun kebanggaan bangsa kita ini.
Ayo Indonesia,..pasti, ..pasti .. bisa !.

Jumat, 18 November 2011

Tulisan T I T I Pernah Terjadi

Waktu membaca tulisan Kompasianer TITI , tentang seorang bayi yang mati tertindih bantal, karena ibunya asyik ber BBM , saya langsung teringat dengan peristiwa lama.

Kira-kira 35 tahun yang lalu, ada berita menggegerkan, seorang bayi mati tertindih bantal , karena ibunya sedang memasak didapur.
Ceritanya :
Seorang ibu punya anak masih bayi, karena dilihat si bayi sedang tidur lelap, si ibu berniat mau masak untuk makan siang.
Karena dia khawatir anaknya jatuh jika terbangun nanti, diberilah disekeliling bayi itu tambahan beberapa bantal , sebagai pembatas.
Biasanya bayi jika terbangun dia akan bergerak, beringsut , mancal-mancal ( bhs. Jawa ), mungkin gerah popoknya basah atau lapar.
Ternyata setelah ibunya menengok anaknya sudah tak bernyawa , tewas mukanya tertutup bantal.
Berita ini cukup menggegerkan waktu itu, mungkin yang seumuran saya, masih ingat dengan peristiwa itu, umur saya sekarang 66 tahun.

Saya ingat betul peristiwa itu, karena saat itu, sayapun punya anak masih bayi , dan saya sempat cerita dan wanti-wanti kepada pembantu juga eyang, agar jangan sampai meninggalkan anak saya sendirian, meski dia sedang tidur.
Saya dan suami jika siang bekerja, tidak bisa selalu mengawasi anak saya.

Cerita yang ditulis TITI itu memang bisa terjadi dan pernah terjadi, bahkan dinasihatkan pada ibu-ibu yang punya anak bayi, tidak usah menaruh bantal yang tidak perlu disekeliling bayi, ditempat tidur atau box bayi, karena bayi seperti itu suka bergerak, tapi belum berdaya jika ada bantal yang menutup mukanya.

Selasa, 15 November 2011

Rumah Sehat Kompasiana , Tamannya Harus Nyaman

Nyaman dan indah. Sumber:togatoropsipirokcity.blogspot.com

Setiap rumah rasanya ingin punya taman, luas atau sempit.
Dan setiap penghuninya pasti ingin disamping punya rumah sehat, juga ada taman yang tertata indah, rapi dan nyaman.

Rumah sehat Kompasiana sudah maju pesat, , sewajarnya kita mulai menengok ketaman Kompasiana yang punya aneka ragam bunga dan budidaya tanaman yang bermanfaat.
Ada kembang berwarna merah, putih, ungu, juga merah muda, jingga , kuning dan biru , serta tanaman hijau yang kesemuanya indah.

Saya ingin memberi sedikit ilustrasi dari aneka warna bunga ini dengan kegiatan gaya penulisan rekan2 di Kompasiana, tidak mutlak sih , karena mungkin ada yang bergaya campuran dari warna-warni yang manis itu.

MERAH :
Penulis ini berani mengemukakan gagasannya , tulisannya meledak-ledak, pedas, menantang, kritis, seolah selalu tidak puas, bombastis dan penuh semangat.

PUTIH :
Terkesan suci, lembut, sepertinya tiada gairah, damai, monoton, membosankan.

KUNING :
Merangsang kemampuan mental, dimana ia menginginkan gairah yang menyenangkan.
Membasmi kenegatifan, dan kegelisahan, biasanya sering menulis tentang pengetahuan , kearifan dan hal yang positif.

MERAH MUDA :
Warna cinta, biasanya penulisnya masih muda dan sedang mencari arti cinta, atau jati diri, mengagungkan cinta tiada tara, angan masih melayang, bermimpi , yang membangkitkan gairah nafsu, dan memancarkan pengaruh yang kuat, mellow, sentimental, terkesan berlarut dan sering keluar dari logika.

HIJAU :
Warna alam, untuk pengembangan harmoni dan ketenangan, dapat mengurangi ketegangan, adem, indah, menyejukkan.
Senang dengan perdamaian dan memberi pengaruh positif.

BIRU :
Amat menyejukkan, tapi bisa membuat orang yang gerah, gelisah dan galau menjadi semakin bersedih, karena seolah tiada jalan alternatif.

JINGGA :
Warna jiwa, memberi rasa akrab, tenteram, suka perdamaian , humor, pemaaf dan tidak berlebihan,

UNGU :
Warna rohani/intuisi yang tinggi, memberi perasaan damai, santai, juga mengurangi kegelisahan dan mengendorkan syaraf.


Paduan warna warni itu jika disandingkan, akan membuat suatu harmoni yang indah.
Semua itu melambangkan gairah dan semangat dari semua penulis di Kompasiana untuk terciptanya suatu taman indah tatawarna yang menambah eloknya rumah sehat Kompasiana kita.

Mari kita saling bergandeng tangan, untuk membina rumah sehat kita dengan taman nyaman indah berseri, satu dengan yang lain saling mendukung, saling belajar bersama dan berkembang bersama pula.
Pasti bisa membuat rumah sehat kita Kompasiana makin semarak dan menyenangkan.



Caprib ( Catatan Pribadi ) :
Perbedaan lapangan pekerjaan, perbedaan pandangan hidup, perbedaan dalam prinsip, janganlah meretakkan persahabatan.
Justru karena adanya perbedaan, kita dapat saling mengisi dan saling tukar pengalaman, sehingga saling menguntungkan satu dengan yang lain.
( Anonymous )

Sabtu, 12 November 2011

Seharusnya Indonesia Pasti Menang

Sumber : mediaanakindonesia.wordpress.com

Mengharap Indonesia Menang, kita harus menyimak beberapa point :

1. Sebagai tuan rumah
2. Punya atlit paling banyak dan komplit
3. Ada iming-iming hadiah besar bila bisa meraih medali emas, dengar-dengar 200 juta bila bisa menyabet emas
4. Musuh terberat Thailand, negaranya sedang terkena musibah
5. Hadirkan pikiran untuk mendongkrak Percaya Diri.

Jadi diatas kertas kita pasti MENANG, jadi juara umum dengan perolehan medali paling banyak, kalau tidak ya ke – t-e-r-l-a-l-u- an !

Meskipun kita bimbang dan ketar-ketir dengan kondisi fasilitas yang kita sediakan, aduh mbok jangan diterus-terusin to korupsinya, bapak pajabat yang ngurusin proyek vital ini, punya malu dikit lah ( kalau bilang harus punya harga diri, nanti mereka bilang ,.. ya itulah harga diri kita ,… repot ) kita harus tetap semangat menghadapi Sea Games ke-26 yang diadakan dinegara kita ini.

Ad 1. Sebagai tuan rumah, banyak keuntungannya, masyarakat pasti lebih bersahabat
dan dekat dengan atlitnya, karena sebangsa, pasti lebih faham medan, adat istiadat
budaya, kuliner dan jangan lupa penonton pasti memberi sorak sorai gempita
dukungan bagi atlit2-nya, kenal to penonton Indonesia ?
Agresif deh, patutlah sekali-kali digunakan trik itu di event sekarang … hihihi

Ad 2. Atlit paling banyak dan komplit, harus mengirim sebanyak mungkin atlit, musuh
pasti sudah keder dan bingung melihat gerombolan atlit Indonesia yang begitu
besar

Ad 3. Maaf ya, mungkin ini rada nakal dan mangkir dari nurani, psy- war lah kira2
istilahnya, musuh terbesar kita Thailand , negaranya sedang kena musibah , banjir
dan demo tentang pemerintahannya.
Jadi lebih baik mereka konsetrasi untuk menolong saudara dekatnya daripada
meladeni atlit Indonesia., maaf lho, ..

Ad 4. Wah, lha ini yang bikin ngiler, kabarnya sih 200 juta untuk penghasil emas, perak
dan perunggu pasti juga punya nilai.
Karena itu ayo rebut medali sebanyak mungkin, duit sudah menunggu disana,
Untuk pejabat yang menangani, kalau berhasil harus benar2 diberikan, jangan
dikorup dengan dalih apapun.

Ad 5. Sssst, … sebagai pengobar semangat dan penambah rasa percaya diri, kita berfikir
balik kemasa silam yok, dijaman Gajah Mada Majapahit.
Konon negara2 di Sea Games itu dahulu jajahan Majapahit, jadi seharusnya kita
juga patut menang. Penjajah kan berkuasa, jadi harus Menang., huahahaha
bleg-bleg-bleg kukuruyuuuk, … harus percaya diri !

Enggak kok , di Sea Games kita tetap patut mengobarkan dan menyebarkan sportifitas, semangat juang tinggi, setia kawan demikian juga kerja sama.
Sebenarnya sih, seharusnya Indonesia menang mutlak. Waktu menulis ini Indonesia sudah mengantongi 13 emas, 10 perak dan 1 perunggu. Singapura 4 , Thailand dan Vietnam masih 3 emas.

Ayo Indonesia, maju terus, sabet medali2 itu, pasti bisa, bisa menang mutlak !
Doa seluruh rakyat Indonesia bersamamu.

Sabtu, 05 November 2011

Mancing itu olahraga ekstrem

Yang saya maksud pasti bukan mancing dikolam rekreasi pemancingan yang sengaja disediakan atau bahkan cuma mancing “ dipasar “, tetapi yang saya maksud mancing dilaut atau sungai yang besar, yang penuh tantangan.

Pertama, anda pasti harus bisa berenang, karena area yang didatangi adalah air, dilaut atau sungai. Karena memang agak rawan kepleset dan kecebur, jadi sebaiknya anda harus bisa berenang, pasti tidak lucu jika setelah kecebur, anda cuma bisa haep-haep, panik minta tolong, dan orang lainpun harus ikut bingung nyebur menolong anda
Beberapa kali saya dengar ada orang yang mati tenggelam disungai atau laut, sedang memancing. Mungkin karena tidak bisa berenang , dia juga kurang faham dengan area tempat mancingnya.

Kemudian anda harus mengenal peralatannya, pancing, meskipun sekarang tampak makin banyak aneka model dengan pengoperasiannya makin praktis saja, tapi tetap harus dipelajari dengan seksama.
Cara melempar, mengulur, menarik , mengunci, kalau tidak anda bakal kesripet-srimpet, tali/snar pancing itu amat kuat, mata kailnya juga tajam
Untuk umpan ,sekarang bukan masalah, karena banyak umpan tiruan yang bagus dan beraneka ragam, tinggal pilih dan penyesuaian saja , anda mau mancing dimana dan ikan apa yang anda buru.

Bisa melihat arus, kalau dilaut, mengerti arah arus, jika keliru, mata kail anda akan balik lagi atau terseret dibawa arus kemana-mana., biasanya orang pakai pemberat.
Arus dalam biasanya kuat, dan tidak bisa diduga dari atas, sebaiknya bisa dicoba melempar pancing beberapa kali.
Kalau naik kapal lebih gampang karena biasanya orang kapal langsung membawa anda kedaerah yang banyak ikannya.

Baju sebaiknya lengan panjang, celana panjang dengan saku tutup bisa untuk permen, saya biasanya bawa permen jahe, enak isis atau beberapa kletikan yang praktis., coklat.
Sepatu, saya biasa pakai kets, untuk olahraga , ringan dan tidak gampang kepleset,
Kacamata dan topi, untuk siang, karena biasanya anginnya kencang, sebaiknya ditali supaya tidak kabur. Kalau semalaman sebaiknya sedia jaket.

Sumber gambar : Google

Jika ada ikan yang menyambar, andapun harus pandai taktik tarik-ulur tali pancing.
Kalau kebetulan ikannya besar, atau beberapa ikan karang seperti kerapu dan langsung anda tarik, snar akan putus atau membelit dibatu karang bahkan bisa membelit tali pancing rekan anda.

Jika anda memancing dikade , tempat sandar kapal atau dikapal, sebaiknya joran/pancing anda diikatkan dipagar kade atau kapal. Saya biasa membelitkan joran saya, sekali putar dan saya masukkan joran itu keikatan yang sudah saya buat tadi, jadi kalau ada ikan besar yang menarik, tali itu akan menjerat dipagar kade atau kapal, jadi tidak lepas.
Saya pernah kehilangan joran sampai duakali, karena hanya saya sandarkan dengan satu kali belitan saja,
Jangan pernah membelitkan alat pancing anda ditangan atau badan, jika ada ikan besar yang menyambar, dilaut lepas, anda pasti kaget, terseret dan kecebur kelaut. Lebih baik kehilangan alat pancing daripada anda kehilangan nyawa anda.

Sebaiknya membawa alat kotak PPPK, gunting, perban, plester, obat merah, obat gosok, karena tempatnya terbuka, banyak angin, ombak, juga obat sakit perut , korek api , senter atau apa yang biasa anda gunakan dirumah jika keadaan darurat.
Jika anda mau semalaman mancing bawa bekal, yang praktis juga minuman.

Bawa teman yang jago dalan dunia pancing-memancing, jangan pergi sendiri, karena agak rawan kecelakaan apalagi jika anda belum pengalaman , jadi .kalau terjadi apa-apa anda cepat ada yang menolong.
Syaratnya sih cukup banyak, jadi jangan anggap mancing itu remeh, olahraga itu serius dan ekstrem, juga butuh tubuh dan adrenalin yang prima, cukup berbahaya juga, yang pasti jarang orang meliriknya , jadi hanya dilakukan sedikit orang saja.
Kalau orang sudah biasa mancing dilaut, mancing disungai rasanya kurang menantang, kecuali , katanya sungai-sungai di Kalimantan, tetapi cukup berbahaya karena buaya dan ular air masih sering berkeliaran.

Sebenarnya yang paling enak jika dapat lobster, kakap, kerapu. Cumi juga bolehlah, tetapi yang paling sering dapat ikan hiu, manta/ikan pari dan bandeng laut, dan banyak lagi yang lain, tetapi biasanya saya ambil yang sedang saja, paling gurih , yang kecil atau kelewat besar saya lepaskan lagi, rasanya tawar.
Rekan-rekan saya biasanya pesen ikan hiu, kepingin tahu rasanya, siripnya itu loh.
Dagingnya cukup enak, cuman kulitnya kasar kayak amplas/kertas gosok.
Siripnya ?, sepertinya sih biasa-biasa saja, kecuali jika anda bisa mengolahnya dengan ramuan khusus, jadi makanan yang di “ mahal-mahal “ – in, dengan mitos yang menggoda dan bikin penasaran … ups !

Tetapi sekarang saya sudah melepas olahraga yang menantang itu, disamping karena kesehatan, juga sudah tiada rekan lagi, dan terlalu berbahaya untuk orang seumur saya.
Jadi saya sekarang mancing dipasar aja ah, lebih mudah, murah, praktis dan aman…hiks !