Jumat, 12 Oktober 2012

C-U-P-I-D , … Jangan Bercanda


Cupid yang suka bercanda. Gambar:thepersonaldevelopmentguy.com

Aku aduk pelahan es jeruk didepanku , kesedot lembut ,… mmm, segar , aku melihat sekeliling , food court itu makin ramai.
Tempat makan itu berada disebuah mall yang besar.
 Tiba-tiba , …  aduh , kok seperti ada yang memperhatikan aku.
Aku menoleh kekanan , … ups , sepasang mata sedang menatap tajam kearahku ,  tajam mempesona dan ada senyum ramah kagum memperhatikanku dibibirnya.

Aku cepat memalingkan wajahku kembali, kupandang es jeruk itu lagi , … kok deg-degan ya  ?
Tuhan , wajah ganteng tampan itu terasa menggoda.

Tiba-tiba  : “  Hai , … sedang menunggu seseorang  ? “.
Sosok mempesona itu sudah dihadapanku dan menyapa.
Akupun tersipu : “ Hai ,…  “ , aku terbata  : “  Sedang menghabiskan ini  .. “ aku menunjuk dengan mataku  kearah es jeruk ,  ah, kok aku bingung ya.
Dia langsung duduk didepanku dan kita berkenalan.
“ Surya … “ , dia menyebut namanya ,… yah ,  siapa yang tidak kenal dia.
Aku menyambut uluran tangannya dan menyebut nama panggilanku sambil senyum.
Mata itu rasanya tak berkedip dan terus menatap memandangku, …aku tersipu.

Ya, aku ingat  siapa dia , seorang bintang di Universitasku.
Yang pasti ganteng bukan main dengan segudang prestasi akademis juga bidang olahraga. Jangan tanya kekar posturnya.

Iiih , terasa hati ini berdenyar , jadi salah tingkah.
“ Kamu kan penyair cantik dari fak . Sastra itu kan ? “ ,  dia bertanya  , aku tersenyum, dia mengerti aku rupanya.
Dan terlebih aku , amat mengenal dia , siapa tidak kenal Surya , - cowok komplit dari fak. Tehnik , impian dan idaman setiap sosok hawa dikampus kami.

“ Di baca Puisi kemarin , kamu luar biasa lho , aku sampai enggak bisa mendekat, dosen2 pada berebut salaman dengan kamu , belum lagi mahasiswanya, banyak banget penggemarmu  ( aih ,.. andai aku tahu ) – itu karanganmu pribadi ya  ? “ , … aduh mata itu seperti menyayat jantung ini.


Aku tersenyum , ya itu karanganku , rangkaian pribadiku dan aku membacanya dengan sepenuh hati – waktu itu memang ada nuansa yang teramat indah yang mengelilingi hati yang sedang berbunga ini.
Mata kami bertemu, kita saling senyum lagi ,… ya, sosok ini yang bisa menggoncangkan seluruh hati cewek-cewek di Universitas ku , banyak mahasiswi fakultas  lain di Universitas ku  , yang meratap, merindukan dan mendambakan lirikan dia.

“ Aku ingin kami menjadi lebih dekat  “ , dia berkata dan menatap mataku lebih dalam.
“ Sudah lama kutunggu waktu seperti ini, mimpi apa aku semalam bisa dekat dan bertemu dengan bidadari cantik seperti ini  “ , dia meraih tangaanku,  aku mengelak dan memberi tanda dengan mataku , bahwa disekitar kita banyak manusia.

“ Beli apa tadi  ? “ , aku mengalihkan pembicaraan .
“ Oh ,… “ , dia seolah tersadar , kemudian dia menunjukkan dan mengeluarkan dos makanan dan membukanya … martabak.
“ Ini kesukaan mamaku , pakai telur ayam , dagingnya juga ayam , corned dan keju – istimewa lho , pernah nyoba ? “ , aku menggeleng.
“ Sebentar ya , aku akan pesankan untukmu , tunggu disini  “ , dia langsung bangkit.
“ Aku biasa pesan, dan dia akan memasak khusus yang enak untuk kamu  “ , dia mengacungkan jempolnya.
Astaga postur itu , yang sanggup menggoyang hati  hampir seluruh gadis2 dikampusku.
Sekali lagi dia memandangku, tersenyum dan mengacungkan dua jempolnya yang ditempelkan didadanya.

Oh , aku ingat sesuatu, aku lihat jam dan cepat bangkit dari kursi.
Aku menyelinap , dan meninggalkan food court itu diam-diam. , aku cepat2 melangkah.
Sekali lagi kutengok Surya , dia lagi berbicara dengan penjual martabak itu.
Lebih cepat  lagi aku melangkah , … uuhh , seseorang tiba-tiba  menabrakku .
Aku kaget  : “ Mas Indra  ? “ , dia juga heran, tapi terus tersenyum , iya , mas Indra ini tunanganku.
: “ Aku tadi nyusul kerumah , mama bilang kamu sudah berangkat sendirian kesini “ dia berkata.
“ Pulangnya nanti aku mampir  kerumahmu kok  “ , aku tersenyum.

Dirumah Indra ,ibunya sudah menyiapkan beberapa oleh2  bagi ibu ku ,sepulang beliau dari luar kota.
Kamipun bincang2 di ruang tengah, tiba2 senyum itu terbayang , Surya… aduh, aku mengusap-usap mukaku.
Disini ada Indra , tuananganku dan juga ibunya Indra yang amat menyayangiku.
Ah , senyum itu membayang lagi , menggoda lagi ,… Surya.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan cepat meraih minuman yang tersedia ,aku minuma perlahan.
Gila , senyum itu terbayang lagi , seperti men terror dimataku terus ,…
C-u-p-i-d  , …  jangan bercanda .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar