Rabu, 02 Oktober 2013

Jacky WB Noya Kenakan Perhiasan 100 Milyar dibadan,…bukan main !



Sumber Gambar:pojokpulsa.co.id

Saya tadi melihat ada seorang India, bernama Datta Puge, seorang pemuda umur 32 tahun yang menghebohkan dunia karena mengenakan baju terbuat dari emas 22 karat seberat 3,5 kg.
Ditaksir keseluruhan baju dan perhiasan  bling-bling yang dipakai oleh Datta Puge itu senilai 2,6 milyar. Datta Puge sendiri mengatakan jika baju itu hanya dikenakan pada acara-acara tertentu saja, dan selalu dikawal oleh 32 orang.

Katanya semua itu dilakukan   dengan maksud untuk menarik lawan jenisnya….  Waduh,..lawan jenis ditarik dengan baju emas ya ?,…mungkin dimaksud pamer kalau dia kaya, …mmm, untuk meng kudeta hati harus di iming2 yang bling-bling kayaknya,…. Hehehe, asyiiik .

Katanya jika orang lain senang meng koleksi mobil atau barang lain yang mewah, dia memilih emas saja sebagai barang koleksinya.
Datta Puge yang memperoleh untung besar dari usahanya meminjamkan uangnya sebagai rentenir,  memesan baju itu pada seorang perancang baju dari India yang terkenal sekaligus adalah pemilik dari perusahaan emas Rankar Jewellers.

Menurut Tajpal Rankar, perancang baju dan pemilik perusahaan emas itu, yang paling sulit adalah membuat baju dari benang emas bisa dikenakan secara enak dan nyaman.
Dia memesan beberapa peralatan dan mempelajari seni tenun dari Italia,

Tiba-tiba saja tevenya beralih keseseorang berasal dari Indonesia, yang di klaim sebagai raja emas Indonesia yaitu Jacky WN Noya, si tokoh emas dari Ambon.

Dan seperti tidak mau kalah Jacky menunjukkan bahwa perhiasan yang dikenakan  di badannya bukan cuma 2,4 milyar, tetapi lebih dari 100 milyar.
Ditunjukkan sebuah jam tangan emas besar bertahtakan berlian yang ditaksir seharga 6,5 milyar, ada juga cincin, gelang dan rantai kalung seberat 20 kg, jadi jika ditaksir semua lebih dari 100 milyar yang menempel dibadannya…. wah

Saya sebenarnya sudah pernah menuliskan raja emas dari Ambon ini lebih dari setahun yang lalu. Rupanya Jacky tambah  kaya saja, karena rasanya emas yang ditempelkan ditubuhnya makin berat , juga berliannya makin …. Apa ya, saya kok sulit menggambarkan betapa gemebyar tubuhnya yang sarat dengan hiasan yang beraneka ragam itu…. Hihihi, enggak ngiri (?), cuma kok ribet banget,… (ah, mosok  ? xixixi)

Sepertinya yang bisa dicontoh dari Jacky WM Noya ini adalah, dia amat suka beramal, membagi-bagikan duitnya yang bertumpuk-rumpuk ke panti2 asuhan lintas agama, panti jompo dan orang2 miskin banyak mendapat uluran tangannya, itu jempol betulan.

Minggu, 29 September 2013

G-A-W-A-T : Prostitusi dan Mucikari Anak,… Marak !



Sumber Gambar: Yunita alias Keyko
Heran ya dengan judulnya – Prostitusi dan Mucikari Anak --- ini bukan mengada-ada atau hoax, tetapi betul terjadi di Surabaya.
Saya melihat tayangan teve beberapa hari yang lalu, telah tertangkap seorang bocah wanita umur 15 tahun, siswi suatu SMP di Surabaya, karena bertindak sebagai mucikari dari teman yang membutuhkan.
Juga telah ditangkap pula seorang remaja tanggung wanita kelas dua SMP yang hendak menjual kakaknya sendiri, dengan hanya 300 ribu rupiah saja.

Rupanya degradasi moral sudah meluncur begitu cepatnya, dan ketika ditanya polisi, untuk apa uang segitu, dia menjawab untuk beli hape, karena orang tuanya tidak bisa membelikannya,… aduh mak !

Polah tingkah bocah remaja yang pria juga tidak kalah tragisnya, tawuran sekolah antar murid SMP kembali terjadi dan saya lihat ada juga bocah laki-laki yang ditangkap polisi karena mencuri, dan ketika ditanya untuk apa uangnya, dia menjawab untuk bermain game online.

Rupanya “bocah2 ingusan” ini mulai belajar menuruni kemerosotan moralnya dijaman yang serba gemerlap dengan aneka kemajuan tehnologi yang serba menyilaukan ini.
Belum lagi gaya berpacaran mereka yang seronok menyedihkan yang sudah pernah saya tulis beberapa waktu yang lalu, pasti semua ini membuat setiap orang tua miris dan prihatin.

Saya menilainya itu sebagai suatu penyakit dari masyarakat, dan seperti juga suatu penyakit, keadaan itupun membutuhkan suatu penangangan, suatu pengobatan.
Sebenarnya  pencegahan suatu penyakit rasanya jauh lebih muda daripada mengobati  jika kita sudah terkena dan dijangkiti  suatu penyakit.

Dan dokter yang wajib mengobati anak2 kita yang sedang sakit itu adalah kita semua, masyarakat yang care, dan harus bergandeng tangan untuk berusaha menanggulangi dengan segala cara yang manusiawi, santun, bijak dan penuh cinta kasih.

Jangan sampai generasi penerus kita nanti menjadi suatu generasi yang tidak lagi mengenal apa itu sopan santun, etika moral dan budi pekerti yang baik.
Dan kita harus bertindak secepatnya, sekarang juga, senyampang saya lihat masih banyak beberapa komunitas, yang merasa bertanggung jawab dan pedih melihat degradasi moral yang makin menggurita mencengkeram anak-anak kita yang masih teramat belia itu.

Apa saja dan dibidang segalanya bisa kita buat palang untuk mencegah kemerosotan moral itu,  makin banyak makin baik.
Dari segi keagamaan, olahraga, sekolah2 khusus, internet sehat, bacaan2 sehat dan juga upaya para pendongeng anak, atau yang lain yang bisa berusaha mengalihkan perhatian anak-anak untuk berjalan dijalan yang benar sesuai dengan umurnya.
Anak-anak  mulai umur 6 – 7 tahun adalah dalam phase pengagum dari keadaan orantuanya. Dia menganggap ayahnya sebagai orang yang paling gagah, ganteng, bijak dan paling kuat diseluruh dunia.
Ibunya juga dinilai sebagai perempuan paling elok,cantik, baik, berbudi,  diseluruh dunia.Pokoknya mereka dianggap sebagai orang paling hebat diseluruh dunia, tiada tanding.

Dan hukum2 umum selalu menunjukkan jika Tuhan meletakkan sesuatu dalam posisi yang tertinggi, kemudian pasti akan disusul dengan posisi yang terendah, dan hal ini berlaku dalam perasaan anak2 yang sedang bertumbuh.

Pada masa remaja awal 9-12 tahun, remaja 12—16 tahun,  perasaan anak terhadap ortunya berada pada posisi terendah, mereka sering sangat kritis terhadap ortunya, sangat mudah mengetahui kejelekan2 ayah bundanya. Dan kita harus hati-hati pada saat ini,  karena mereka sering tidak percaya pada orangtuanya.
Terlebih bila kita selama ini kurang akrab, karena beberapa kesibukan karena keperluan financial, atau karena ketidak tahuan kita untuk cara mendekati anak2 kita.

Untuk ortu yang amat sibuk dan tidak punya waktu untuk untuk anak2-nya, saya juga melihat banyak sekali komunitas yang menampung curahan hati  generasi muda yang sedang bingung ini.
Yang pasti itu amat membantu ortu yang juga tidak kalah bingung dalam menangani anak2-nya yang sepertnya  sulit dikendalikan itu.

Sebetulnya itu juga kembali pada kita masing2, orangtuanya, terlebih ibunya karena kita adalah pendidik utama dan pertamanya. Tulisan pada buku putih seorang anak adalah ibunya dan juga keluarga dekatnya.
Dari situlah kita memberikan fondasi bagi moral, budi pekerti dan etikanya untuk bisa dijadikan benteng bila dia kelak mulai melangkah kedunia luar yang serba gemerlap dan membingungkan.

***** Fiksiana Community menyelenggarakan event Fiksi Anak yang akan di selenggarakan pada tanggal. 18  -- 19  -- 20  Oktober 2013. Diharapkan bagi seluruh warga yang peduli dan care dengan pendidikan anak2 untuk berpartisipasi,dan ikut pula memperhatikan pola perkembangan anak2 di sekitarnya .  Terima Kasih.*************

Selasa, 24 September 2013

Merinding : Lihat Gaya Pacaran Remaja SMP


Sumber Gambar: pramareola14.wordpress.com

Sebetulnya saya tidak percaya dengan data yang disampaikkan oleh KomNas PA, maksudnya KomNas Perlindungan Anak beberapa waktu yang lalu.
Disebutkan, menurut survey yang mereka lakukan, bahwa 62,7 % remaja wanita SMP sudah tidak perawan lagi, bahkan dinyatakan pula bahwa data itu merupakan sebuah gunung es saja. Konon kenyataannya lebih banyak lagi lebih dari 90%,… waduh.

Tetapi kemarin, saya sempat melihat salah satu tayangan  di Youtube, tentang perilaku gaya berpacarannya para Anak Baru Gede SMP.
Saya akan ceriterakan secara rangkum singkat saja, karena kalau kelewat detail, bisa di cap menyebarkan pornografi.

Disuatu tempat, didalam bilik sempit, sepertinya terbuat dari papan/bambu, sehingga banyak celahnya yang bisa diintip. Saya lihat sepasang remaja putih biru yang masih amat lugu dan imut, umur sekitar 13 tahunan sedang pacaran.

Adegan itu diintip oleh seseorang dengan menggunakan hape biasa,melalui salah satu celah dilubang dinding bilik itu.
Aksi kedua bocah itu tidak usah diceriterakan, pokoknya mereka melakukan permainan sex, yang sepertinya sudah sering mereka lakukan, dilihat dari kepiawaian masing-masing, plus beberapa cara menghindari kehamilan.
Sesudahnya mereka cepat2 membuka hape dan mendiskusikan sesuatu, dengan serius.

Saya termenung, dan sekarang mulai mempercayai hasil survey Komnas PA diatas.
Meskipun, pasti tidak semua remaja SMP biasa melakukan, tetapi melihat dengan mata kepala sendiri adegan seronok seperti itu, bisa membuat setiap orangtua pasti amat prihatin, miris dan merinding.

Tiba-tiba saya merasa kasihan dengan mereka, apa yang terjadi dengan mereka ? Dimana orangtuanya dan ngapain saja mereka selama ini ? – saya yakin merekapun mbolos waktu melakukan hal itu.
Anak2 yang masih begitu belia dan melakukan hal yang belum waktunya dilakukan dan kurang pantas, rasanya amat menyedihkan dan membikin pedih dihati.

Sebenarnya anak remaja umur 9 – 12 tahun memang  sudah mulai terdorong untuk berkumpul dalam kelompok dengan kawan sebayanya , didasari oleh keinginan bertukar pikiran dan pengalaman. Pada usia 12 – 16 tahun , kelompok mulai agak renggang karena mulai ada kompetisi diantara mereka, juga antar anggota kelompoknya, sering terjadi gontokan dan tawuran.

Didasar hati  mereka menghendaki dasar prinsipiel, mereka belajar menyerap nilai2 pokok dan kehidupan masyarakatnya. Karena masalah tata nilai mulai di renungkannya, sesuai dengan falsafah hidup yang mulai dipilihnya – dan itu akan dipertahankan dalam jangka panjang, mungkin seumur hidupnya. Mulai terus bertanya-tanya dan memilah dan memilih, juga mencoba serta meniru.

Ini merupakan estafet perjuangan kebudayaan, tata nilai diambil alih oleh generasi penerus, yang biasanya mengalami perubahan sesuai dengan situasi jamannya.
Perbedaan interprestasi antara generasi muda dan generasi yang terdahulu sering menyebakan suatu saling silang dan terjadilah generation gap.

Disini orangtua, sebagai pembuka jalan bagi generasi penerusnya harus berperan, agar anak yang masih lugu ini  tidak mencari jalan dan pengertian sendiri diluar.
Kalau mereka tidak mendapat penjelasan apa2 yang mereka ingin ketahui dari ortunya, mereka akan mencarinya diluar via kawan, buku, majalah, hape internet dll.

Disini mereka akan terjebak dengan penjelasan yang kadang malah menyesatkan, menarik dan berlebih-lebihan, tanpa tanggung jawab. Dan di usia  rawan seperti itu mereka merupakan pribadi yang gampang meniru dan selalu ingin mencoba.
Harus ada sesuatu/sosok panutan dan contoh yang mestinya dihadirkan dalam kehidupan mereka.

Saya menarik kesimpulan yang sekiranya berguna :

SATU  :  Remaja kita butuh pengertian juga bimbingan serta pengertian tentang perubahan2-an dirinya serta segala sesuatu yang masih awam bagi mereka.

DUA    : Remaja butuh kesibukan2 positif juga contoh, panutan  yang bermanfaat untuk persiapan mereka menata hidupnya kelak dengan baik dan terarah.

Dan kita harus menyiapkan semua bekal yang dibutuhkan itu dengan cermat dan pintar, sebelum mereka melangkah mencari tahu ditempat yang keliru.

Sekolah TK amat dibutuhkan, sebagai pendidik pertama diluar  rumah sesudah pendidik utamanya dirumah, ibunya,  Kemudian di Sekolah Dasar dengan guru2 yang mumpuni, untuk mengarahkan anak2 yang berumur 6 – 12 tahun kejalan yang baik dan benar, dengan moral dan etika yang terpuji.

Saya juga salut dengan beberapa penulis dan pendongeng anak, sekolah alam dan sebagainya, yang berusaha untuk menarik anak2 yang masih belia , berusaha menarik anak2 ke hal-hal benar, baik dan sehat, yang sesuai dengan umurnya.

Juga salam hangat saya bagi usaha komunitas Fiksiana Community yang mengadakan event Fiksi Anak, suatu event yang diharapkan bisa menggali kembali cerita anak juga dongeng yang mungkin bisa mengilhami atau memberi landasan  semangat juga morel, suatu contoh  bagi  prilaku yang terpuji untuk perjalanan hidup mereka selanjutnya.

Jadi sebelum mereka melangkah berprilaku  yang keliru, kita harus mencegahnya dan membelokkan mereka dengan contoh dan prilaku  baik yang kita harapkan semua.
Karena ditangan mereka lah  kelak  Negara dan bangsa ini di serahkan, dan  harusnya generasi penerima estafet ini juga harus merupakan pribadi yang mumpuni  serta bisa di andalkan.

Senin, 23 September 2013

Wow, Umur 58 tahun seperti 20 tahun,… Amazing !!

Saya tadi membaca ada fenomena mentakjubkan tentang seorang wanita umur 58 tahun tapi tampak seperti umur 20 tahun — tulisan dibawah ini langsung saya copas/ambil dari health.detik.com
Mudah2-an ini bukan hoax atau sebangsanya.

Michelle Yim (Foto: Asia One)
Usia 58 Tahun Tapi Tampak Seperti 20 Tahun, Apa Rahasianya?
 
Ajeng Annastasia Kinanti - detikHealth 
 
Jakarta, Siapapun tentu ingin terlihat awet muda meskipun sudah mencapai usia di atas 50 tahun, khususnya wanita. Meskipun terlihat mustahil, namun Michelle Yim (58) berhasil melakukannya. Apa rahasianya?

Michelle sendiri mulai ramai dibicarakan oleh berbagai media sejak ia mengedarkan foto-foto online dirinya sedang bersantai di tepi kolam dengan mengenakan pakaian renang, seperti dilansir Asia One, Senin (23/9/2013).

Dalam foto tersebut, Michelle menunjukkan bagaimana ia tetap terlihat awet muda dan bahkan terlihat seperti wanita berusia 20 tahun. Saat dimintai keterangan tentang fotonya tersebut, Michelle justru menganggap hal itu bukan sesuatu yang menarik dan ia hanya hidup sehat sejak masih muda.

"Saya akui saya memang tak punya cukup waktu untuk olahraga rutin, tapi pekerjaan sehari-hari sudah membuat kita bergerak bukan? Yang saya lakukan adalah menjaga asupan makan sehari-hari. Saya menghitung setiap kalori yang masuk ke dalam tubuh saya," papar Michelle dalam keterangannya.

Oleh sebab itu, Michelle selalu memastikan setiap hari ia menjaga kadar kolesterol dan lemak dalam menunya setiap hari. Michelle hanya makan dengan menu tetap seperti tahu, sayur-sayuran segar berwarna hijau dan ikan. Menurutnya, masing-masing individu memiliki kendali atas tubuhnya sendiri, sehingga mereka harus bisa memilih mana yang baik dan mengurus tubuh mereka semaksimal mungkin.

"Saya yakin pola makan dan memilih dengan teliti apa saja yang kita makan sangat mempengaruhi kesehatan tubuh, termasuk bagaimana penampilan tubuh akan terlihat. Dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah, maka kulit akan menjadi lebih sehat," terang Michelle.

Tak hanya tubuhnya yang terlihat langsing, kulit wajah Michelle pun terlihat sangat sehat. Tak tampak adanya kerutan yang umumnya muncul pada wanita seumurannya. Michelle mengungkapkan akan terus menerapkan pola makan tersebut. Selain sudah terbiasa, ia sangat merasakan manfaatnya sejauh ini.

(ajg/vit)

Sabtu, 21 September 2013

Jokowi dan Megawati, Jangan Di adu-Domba


Sumber Gambar: megapolitan.kompas.com

Beberapa tulisan di media, saya lihat banyak berisi tentang  dimulainya gonjang ganjing menghadapi pemilu 2014.
Dari yang meng iklankan kecap nomor satu sampai beberapa polemik, antar partai atau bahkan internal partai sendiri.

Yang paling menonjol  adalah tentang PDI Perjuangan denga Jokowinya yang unik.
Saking menggebu nya, terus banyak yang kebablas-bablas, membanding-bandingkan Jokowi dengan Megawati. Komentarpun bak gayung bersambut dan terus bergulir.
Saya sedih sebenarnya dengan keadaan ini, sepertinya kita tidak  pernah mau  belajar sejarah dari bangsa ini.

Kita harus ingat akan sejarah  bangsa kita sendiri, bagaimana kita yang mempunyai wilayah begitu luas, akhirnya bisa di caplok oleh Belanda, yang wilayahnya hanya kurang dari Jawa Timur,  Padahal provinsi   di Indonesia ada 37 buah, yang  tiap wilayahnya tidak kalah luas dari Jatim.

Kenapa bisa seperti itu  ?, karena kita gampang di adu-domba, gampang termakan issue, basak-bisik dan  cepat tersulut, sehingga segalanya jadi lali lupa, sibuk gontok2-an sendiri, dengan persepsinya  dan kepentingannya masing2

Sekarang kita kembali pada Megawati dan Jokowi.
Untuk membangun dengan baik suatu Negara, kita tidak cukup hanya punya dan butuh seorang presiden dan wapres saja. Tetapi kita membutuhkan Menteri, gubernur, bupati sampai RT, angkatan perang yang kuat juga rakyat yang mumpuni., dan lainnya.

Dan semua harus kerjasama, membentuk titik-titik yang kemudian saling berhubungan, dan membentuk suatu jaringan yang kuat, membentuk persatuan untuk bersama-sama mengangkat harkat dan martabat bangsa ini bersama gotong royong  men-sejahterakan semua.

Ada kata bijak, sebetulnya Negara ini juga seperti battle field, dan kata bijaknya adalah , you might lose the battle, but you win the war.
Jadi sebelum membentuk suatu pemerintahan, pasti terjadi suatu “perang” antar partai dan antar person, ini pasti terjadi dimana-mana. Di partai juga terjadi perang antar person masing2, untuk merasa paling unggul dan diunggulkan, itu juga lumrah.
Tetapi kita harus tetap berpegang pada win the war, memenangkan pertempuran, pertempuran untuk saling menggapai kesejahteraan rakyat, bukan saling gontok2-an masing2 demi kepentingan pribadinya.

Sebagai rakyat kita juga harus bijak, jangan belum apa2 sudah cocok dengan Jokowi tetapi kemudian men deskridit – kan Megawati. Kita harus mengerti mengapa Jokowi begitu santun dan tetap menghormat Megawati, pasti  ada sesuatu yang hanya Jokowi saja yang tahu. Dan kita juga makin tahu,yakin,  bahwa sosok unik itu memang punya nurani dan kepribadian yang amat terpuji
Hal itu tidak bakal  menjatuhkan namanya samasekali, bahkan melambungkan ketempat yang terhormat di mata semua orang.
Sebagai rakyat yang baik,kita harus mendukung, siapa saja calon pemimpin bangsa ini yang beriktikad baik.
Yaitu  yang cinta  pada Negara ini,  jujur, tidak srakah dan mau bekerja keras, amat memperhatikan nasip rakyat.
Jangan malah jika melihat pemimpin baik,  terus kita ingin saling benturkan, sehingga menjadi saling silang antar mereka

Kita juga harus ingat pepatah, jika dua ekor anjing saling berebut tulang, pemenangnya niscaya anjing ketiga yang mengharapkan keduanya babak-belur.
Anjing ketiga biasanya pasti lebih licik, licin  dan itu disekitar kita yang senang mengipas-ipas, mengintip, menawarkan posisi, berharap pertempuran diantara kedua makin seru, dan bisa mengambil manfaat yang menguntungkan bagi diri dan partainya masing-masing.
Saya mengharap anda pasti mengerti  dengan apa yang saya maksud, terus bersatu  dan maju dalam kebersamaan.

Kamis, 19 September 2013

Swandari’s Mind : Nenek Dipinang ?


Sumber Gambar: www.kaskus.co.id

Pertanyaan  :

Saya seorang nenek, umur 59 tahun, sudah  8 tahun menjanda.  Anak 3 orang, sudah menikah semua. Saya hidup dirumah sendirian ditemani seorang kemenakan dan 3 gadis yang mondok, semua kerja.
Hidup sebagai pensiunan, kadang kiriman anak diluar, juga uang kost, rasanya sudah cukup. Kegiatan saya selain ngurus anak kost sekedarnya – mereka makan diluar, ada pembantu,  hanya aktif dikegiatan perkumpulan keagamaan yang saya anut, rasanya sudah tentreram

Entah bagaimana, tiba2 saja saya dipinang oleh seorang duda, umur 64 tahun, yang meminang justru anak2 duda itu.
Pak duda itu dahulu rekan suami almarhum, kenal baik dengan kami sekeluarga. Kehidupan keluarga itupun baik dan terhormat, anaknya juga sudah “jad orang” semua.

Saya sebenarnya segan dan malu jika harus nikah lagi, memang tidak pernah berpikir untuk menikah. Rasanya aneh jika punya suami lagi.
Umur saya kan sudah lanjut, apa yang diharapkan dari perkawinan seperti itu ?
Herannya anak2 sayapun, merekapun saling berhubungan dengan anak duda itu, amat setuju jika saya menikah lagi. Agar ada temannya dan terpandang, itu alasan mereka.

Ibu, saya sebenarnya tidak merasa kesepian, dan tetap terpandang, meskipun tanpa suami.
Suami saya dahulu juga merupakan pejabat tinggi didaerah kami, apakah nama saya tidak jatuh jika tiba2 saya nikah lagi ? Mungkin jika masih agak muda masih bisa dimaklumi, tetapi dengan umur sekian ? Bagaimana pendapat ibu tentang keadaan saya ini ?
 Pak Duda itu juga kadang datang, nilpon dsbnya, tapi saya kok rasanya tidak “klik”,..pasti ibu mengerti maksud saya.

Saya memang masih suka dandan, merawat diri, juga olahraga ringan, sesuai petunjuk dokter, sehingga penampilan saya kelihatan lebih muda dari umur saya yang sebenarnya, saya juga masih suka bercanda dan beramah tamah dengan sanak kerabat dan kenalan juga tetangga. Tetapi itu bukan berarti saya masih ingin menikah atau menarik hati pria lagi, saya rasanya sudah nyaman dan bisa menekuni hobby sederhana saya.


Swandari’s  Mind :

Saya kira ibu sudah bisa menentukan jalan hidup ibu sendiri. Umur yang matang, pengalaman juga sudah  beragam, saya kira ibu pasti cukup bijak untuk menentukan langkah.
Jika ibu sudah tidak  memerlukan seorang pendamping, ya untuk apa menyusahkan diri, menikah lagi ? – Apa betul punya suami itu malah bikin susah ?
Mungkin saja maksud putra/i pak duda dan putra/I ibu itu baik, barangkali di usia senja ibu, mereka merasa ibu masih perlu berbagi suka dan duka dalam hidup dengan seseorang yang sebaya.

Barangkali jika ibu menikah lagi, pasti banyak bisik-bisk , kan sebuah pernikahan selalu menarik untuk di bincangkan, umur berapa dan siapapun pelakunya.
Tetapi nama baik ibu tidak bakalan jatuh, karena ibu menikah dengan orang yang seimbang dengan ibu. Lain lagi jika pasangan ibu berbeda jauh, dalam hal martabat dan usia.

Saran saya, jika ibu memang sudah bahagia dengan keadaan sekarang dan sudah tenteram, memang tidak usah menikah lagi, bina saja persahabatan dengan pak duda. Orang mestinya akan merasa bahagia jika punya banyak sahabat.
 Hidup ini  bertambah indah dan menggairahkan, biar awet muda bu,…oh, salah, maksud saya  biar awet tua dengan cantik,  itu maksud saya. Salam hangat saya.



Swandari’s  Mind :
Bercanda dalam pernak-pernik Cinta dan Berbagi Hati dalam Warna-Warni Kehidupan.


Caprib  :
Cintailah Tuhanmu, dan Ia akan tinggal denganmu. Taatilah Tuhanmu dan Ia akan memperlihatkan rahasia kebenaran yang sejati.  (NN)




Selasa, 17 September 2013

Orang tua , Bak Buah Simalakama Bagi Anak ?


Sumber Gambar:suhendriali-mylife.blogspot.com

Saya tergelitik dengan “suara hati” dari mbak Edi  Kusumawati di FB yang menceriterakan bahwa ayahandanya sedang nunak-nunuk diajari hape touchscreen.
Sampai mbak Aridha geli, kok leh nunak-nunuk, rasanya kok kasihan banget.
Dan tulisannya disambut beberapa rekan-rekan seumuran “dara2” empatpuluhan, mbak Iramawati Oemar, mbak Hesti Adityo, lengkap dengan ceritera pengalaman masing yang kayaknya bernada jengkel-jengkel sayang pada ortunya.

Saya tarik kesimpulan, sebetulnya mereka semua sayang dengan orangtua yang sudah sepuh, ingin membahagiakan ayah/ibu,  dan beliau cuma diharapkan diam, duduk manis dirumah, toh semua sudah disediakan.
Tidak usah wira-wiri, mrana-mrene, esleg ( hihihi, saya geli kok leh trengginas to eyang,.. ), kesana-sini, yang njahitlah, bersih-bersih /nyuci baju,  alat2 masak/ perabotan rumah, suka nyetrika lempit2/menata baju, menata lemari pakaian.
Juga  masih memasak, bikin kue macam-macam, bikin nasi goreng dengan bumbu yang terperinci resep jadul, sampai dokternya bingung semua,  kok masih bisa hapal resep/aneka bumbu yang begitu banyak… ah, cantik sekali ( saya suka di ceritani seperti itu, asyiik)

Tetapi banyak juga lansia yang terlantar, hilang ingatan, kesasar-sasar, tak tahu jalan pulang, bahkan lupa siapa dirinya.
Saya juga  pernah membaca ada beberapa lansia yang tersesat jalan, sehingga anaknya kalang kabut mencarinya, sampai ditayangkan diteve orang hilang atau mereka bikin selebaran yang kemudian ditempelkan dimana-mana.

Sebenarnya antara generasi muda dan lansia ada perbedaan pola pikir karena beda generasi. Hal ini pasti membutuhkan pemikiran dan penanganan khusus pula.
Jumlah Lansia di Indonesia pada tahun 2010 ada 24 juta jiwa, hampir 10 % dari jumlah penduduk seluruhnya, suatu jumlah yang patut dikhawatirkan.
Kondisi para lansia itu  rata2 pengangguran, tidak bekerja atau pensiunan, umur diatas 60 tahun, dengan mutu  kesehatan yang rendah, atau mempunyai sakit yang membutuhkan pengobatan rutin dari dokter, atau beberapa keterbatasan pisik.
Disetiap keluarga Indonesia, rata2 ada satu atau dua orang dirumah kita., dan karena adanya perbedaan pola pikir itu sering terjadi saling silang antara orangtua dan anak.

Mungkin karena  saking takut ortunya kenapa2 jika tinggal sendirian atau jauh dari mereka, mereka memboyong ortu yang sudah sepuh itu dirumahnya dengan beberapa fasilitas yang memadai, berlebih barangkali karena ortunya terus enggak boleh apa2.
Semua disediain, dilayani, enggak boleh kemana-mana.

Tetapi ortu berpendapat lain, anak2 tidak mau repot, tidak mau cemas. Mereka tidak memahami jika orangtua juga butuh kebebasan, butuh ruang gerak, tidak mau seperti burung dalam sangkar emas sekalipun dan dijamin kehidupanannya.
Orang normal, apakah ia tua atau muda, pasti akan senang bila bisa dapat mengerjakan sesuatu dengan kemampuannya sendiri, tidak usah di tolong-tolong.
Saling silang itu terus berlanjut, si anak punya seribu satu alasan untuk mengajak ortunya dirumahnya plus aturan si anak dengan alasan kesehatan, ekonomi, social dan sebagainya.
Dan orangtuapun pasti punya 1002 alasan untuk menolaknya, dan anda sebaiknya tidak usah memaksanya, karena itu pasti akan menyakiti hatinya.

Coba putar lagi waktu ini, ingat2-lah dikala  kalian masih kecil, bagaimana beliau dengan tabah dan perkasa menghadapi semua aral hidup ini dan selalu ada dibelakang dan mendukung dengan gigih apapun  langkah  yang terjadi demi kebahagiaan anda.
Nanti jika beliau memang sudah tidak kuat lagi dan mempunyai banyak keterbatasan untuk menjalani hidup ini, pasti beliau akan minta tolong pada anda,anak2-nya.

Dari bincang2 kita itu, saya juga menariksuatu pelajaran, untuk orang tua, sebaiknya mempersiapkan diri dengan baik masa tua kita, jangan setelah tua kita menjadi orang tua cengeng, yang menjengkelkan, merepotkan anak cucu kita.
Kita wajib menjaga kesehatan, kebugaran, banyak membaca buku2/majalah/koran ilmu2 pengetahuan baru, agar tahu kemajuan jaman dan bisa nyambung jika diajak bincang dengan anak cucu,  juga beberapa joke canda yang lucu pasti lebih menyenangkan.
Jadi bukan  menjadi seorang eyang yang cerewet, cemberut, sok mengatur dan melarang dengan aturan2 yang  jadul.
Jika kita seperti itu, pasti anak cucu kita senang dengan adanya  seorang eyang “ gaul “ dirumahnya, yang bisa dengan bijak mengayomi seluruh keluarga. Percaya dengan saya.




Aktifitas Berat dan Membosankan ?, Ini Solusi-nya .


Sumber Gambar: afrarirurero.blogspot.com

Dahulu, ada  seorang rekan yang enak saja dalam menjalani aktifitas kesehariannya yang cukup padat. Disamping mengajar, punya suami, anak masih kecil, bisa aktif di suatu organisasi, menjalani hoby-nya dan kadang sempat ikut seminar dan beberapa kesibukan yang lain.
Sementara ada rekan juga, yang sepertinya puya kesibukan yang sama, tetapi dia tampak pontang-panting menjalani kesibukan hariannya, malah terkesan “capek-semua” menjalani hidup ini. Apa yang membedakan ? Pasti adalah rahasia dibalik itu semua.
Pengin tahu jawabannya  ?  Ini dia clue-clue nya  :

Jean Parvin dalam bukunya yang berjudul : How to Beat the Daily Grind menuliskan :
Saya rangkum dan terjemahkan bebas :

SATU  :  Punya  Jadwal
Punyalah daftar kegiatan harian anda,  tulis saja agar gampang  dilihat dan diingat, Misal – pagi masak, ngantarin anak sekolah, mengajar, ngantarin anak les, beli keperluan untuk besok dll, semua keperluan anda tulis saja, anda yang mengerti kesibukan anda.
Kemudian bagi2 jam-nya, setiap manusia diberi waktu yang sama 24 jam/perhari. Anda hari pandai membagi waktu itu dengan cermat. Berilah jeda waktu, antara satu kegiatan dengan yang lain, agar anda tidak gesa2 menyelesaikan setiap kegiatan yang dijalani.

DUA  :  Tetaplah fokus
Jika ada hambatan, itu disebabkan karena anda ingin menyelesaikan banyak kesibukan dalam waktu yang sama, itu membuat daftar anda berubah, dan ini pasti membuat kacau jadwal keseharian itu berantakan. Cobalah konsisten dengan apa yang sudah anda tulis dan disepakati/dicocokkan dengan waktu anda yang sudah berjalan.

TIGA  :  Sempurna ?, … No way.
Pasti tidak ada manusia sempurna, kita bukan superwoman/man, jadi jangan bermimpi menjadi sempurna. Kesempurnaan pekerjaan membutuhkan waktu lebih lama dalam penyelesaiannya dan itu mengambil porsi waktu pekerjaan yang lain. Seorang perfeksionis sebenarnya hanya bisa menyelesaikan sedikit pekerjaan saja.

EMPAT  :  Harus Berani menolak.
Anda harus bisa melihat prioritas kegiatan/pekerjaan anda seharian. Jika makin banyak dan sibuk, pilih prioritas yang paling mendukung kehidupan anda.
Anda harus berani menolak jika ditawari pekerjaan/kesibukan yang membuat anda makin sibuk dan menambah kesibukan anda yang sudah  demikian padat.

LIMA  :  Pintarlah meng oganiser aktifitas anda.
Banyak orang yang merasa gengsi atau takut jika mencari bantuan orang lain untuk membagi pekerjaan/kesibukan anda. Takut dikira tidak becus mengurus pekerjaan/kesibukan anda baik di pekerjaan kantor atau pun di rumah. Padahal dengan saling berbagi, berarti saling menolong dan pasti memperingan hidup kita.
ENAM  :  Santailah, sediakan waktu luang.
Betapapun sibuknya anda, berilah perhatian pada diri sendiri, adakan waktu relax, santai, menghilangkan sejenak kesibukan dengan, musik/lagu indah atau bercanda dengan rekan/anak/suami – boleh juga ketawa-ketiwi melihat dagelan jenaka dan konyol, mungkin rekreasi bagus juga.
Ditengarai  itu amat baik untuk mengembalikan semangat dan gairah anda kembali.
Bahkan ada seorang pakar management waktu,  Stephen Corvey mengatakan :  “ Kalau anda terfokus pada telur emas dan tidak memperhatikan angsanya, lama-lama anda tidak akan memperoleh sebutir telur pun “. Itu mungkin intinya.

Bagaimana pendapat anda, mungkin anda juga punya clue dan solusi lain.



Minggu, 15 September 2013

Swandari’s Mind : Ayah Berulah, Anak Galau


Sumber Gambar: putra23.wordpress.com

Pertanyaan  :

Saya gadis berumur 26 tahun, sudah bekerja  dan bisa membantu keuangan keluarga yang pas-pasan. Di kantor saya sudah mulai membangun hubungan dengan seorang pemuda , kawan kerja, tapi dia neruskan kuliah.

Keluarga itu dari keluarga baik2, sederhana dan kelihatannya selalu memperhatikan saya. Kawan sekantor mengatakan kalau dia menaruh minat dengan saya, sayapun tertarik padanya, perilakunya baik, santun dan tidak banyak tingkah, pekerja keras juga untuk membantu keuangan ortunya yang juga pas2-an.

Tetapi ibu, yang mengherankan dan tidak saya sangka, ayah saya yang sudah berumur 51 tahun, berhubungan dengan janda yang berumur 45 tahun, seumuran dengan ibu saya.
Janda itu dahulu pacar ayah yang sekarang ketemu lagi – dia memang lebih cantik dari ibu saya dan amat ramah tamah sekali.

Ayah kelihatannya sudah lupa daratan dan ibu selalu marah2 saja, mereka sering tengkar, cekcok terus. Saya sangat sedih dengan keadaan ini, lagipula saya malu dengan pemuda yang sedang dekat saya itu, kelihatannya keluarganya tidak ada hal yang aneh2 seperti ayah saya itu.

Apa tindakan saya bu, saya jadi serba salah dan ragu-ragu, rasanya malu sekali dengan tindakan ayah saya. Umur saya juga tidak muda lagi bu, hampir 27 tahun, teman2 saya banyak yang sudah berkeluarga dan punya anak.


Swandari’s Mind  :

Rupanya ayah anda sedang terkena syndrome  puber kedua , apalagi ketemu pacar lama, repot juga nih.
Ada baiknya sekali-kali bicara empat mata dengan ayah, ceriterakan dengan terus terang posisi anda dalam hubungannya dengan keluarga pemuda itu.
Bahwa  anda saat ini  sedang menata langkah untuk membentuk hubungan baik dengan pemuda rekan kerja itu, yang sepertinya keluarganya masih menjunjung tinggi  moral etika dalam masyarakat.

Hadapkanlah semua masalah ini kepada beliau, mohonlah budi baiknya untuk menolong anda. Seorang ayah, bagaimanapun, jika “ditangisi” oleh putrinya yang demikian lembut seperti anda, pasti akan luluh,  sadar dan mawas diri. Ulangi terus permohonan anda, jangan pernah putus asa, berbuka hati lah pada beliau dengan tetap santun pada beliau.

Dan jika sang ayah sudah sadar, anda harus bicara dengan ibu anda, bicara saja terus terang, mohonlah bantuannya. Sudilah beliau mau berusaha “memikat” lagi perhatian ayahanda.
Kalau dahulu selalu marah-marah dan cemberut pada ayah, mohonlah mulai sekarang untuk sedikit murah senyum, dandan sedikit cantik, juga sedikit mau me masak makanan favorit ayah yang mungkin sudah terabaikan. Pokoknya tarik lagi perhatian ayahanda pada beliau.

Tetapi kalau “tangisan” anda tidak mempan, cara sedikit keras mungkin berguna – stop bantuan anda, apa boleh buat  -- bahkan kalau perlu, datangi si janda dan peringatkan dengan serius.



Swandari’s Mind :
Bercanda dalam pernak-pernik Cinta dan Berbagi Hati dalam Warna-warni Kehidupan

Caprib  :
Cinta kasih tidak pernah mengenal putus asa, sebab cinta kasih itu penuh sabar, dimana kesabaran akan membawa pengharapan dan pengharapan bukanlah putus-asa. (NN)

Rabu, 11 September 2013

Ahmad Dhani, ... Laki-laki Sejati yang seperti apa


Sumber Gambar: www.kapanlagi.com

 Teror yang berkembang di jagad media sekarang kalau bukan perkara Zaskia Gotik dengan Vicky-nya yang unik, juga perkara Ahmad Dhani dengan Dul-nya.
Semua jadi latah kepingin, nulis, komentar, memberi masukan, pro-kontra, dari rakyat biasa sampai para ahli, bikin statemen yang membara, melihat dari berbagai sudut pandang masing-masing.

Saya kemarin tertarik ketika melihat suatu wawancara antara Ahmad Dhani ( AD ) dengan salahsatu crew teve yang di siarkan langsung.
Dijelaskan oleh AD bahwa dia sudah  berusaha untuk mendidik ketiga putranya dengan sebaik mungkin, .. * saya mendidik  ketiga anak saya  bisa menjadi laki-laki sejati *, tetapi tidak di jelaskan  - laki-laki sejati – itu seperti apa.

Sayapun bertanya-tanya, kira2 kriteria laki-laki sejati sebenarnya . Saya coba ingat-ingat, apa harus seperti superman atau super-hero yang lain, yang berotot dan petentang-petenteng menantang segala marabahaya  maut yang menghadangnya ?
Atau kalau tidak, lalu seperti apa yang namanya laki-laki sejati itu.

Ternyata banyak syarat seorang pria  untuk bisa disebut laki-laki sejati itu.
Banyak sih, tapi saya mengambil beberapa yang sekiranya masuk akal juga.

SATU   :  bukan dilihat dari bahunya yang kekar saja, tetapi dilihat dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

DUA    :   bukan dilihat dari suaranya yang keras dan lantang, tetapi dilihat dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

TIGA  :  bukan dilihat dari kerasnya pukulan tangannya, tetapi dilihat dari sikap bijak jika menghadapi persoalan.

EMPAT :  bukan dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dilihat dari kepekaan hati yang ada dibalik dadanya yang bidang itu.

LIMA  :   bukan dilihat dari jumlah sahabat yang dimilikinya, tetapi dilihat dari sifat bersahabat pada generasi muda bangsa.

ENAM :  bukan dilihat  bagaimana dia dihormati ditempat kerjanya, tetapi bagaimana dia dihormati dirumahnya.

TUJUH : bukan dilihat dari banyaknya wanita yang memujanya, tetapi dilihat dari komitment terhadap wanita yang dicintainya.

DELAPAN :  bukan jumlah barbell yang bisa diangkatnya, tetapi dilihat dari tabahnya dia dalam menghadapi lika-liku kehidupan.
SEMBILAN : bukan dilihat dari kerasnya membaca kitab suci, tetapi dilihat dari konsistennya dia menjalankan apa yang dibaca.


Sebetulnya masih ada beberapa lagi, tetapi sembilan itu sudah cukup, jika berlebih-lebihan malah tidak masuk akal untuk dijalani.
Kira-kira AD sudah mendidik ketiga jagoannya seperti itu, atau barangkali punya kriteria tersendiri yang lain  ?

Bagaimanapun  semua orang pasti mengerti bahwa tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya, semua pasti ingin anaknya jadi anak yang baik, santun, berprestasi,berbakti pada orang tua, Negara dan bangsanya.

Cuma kadang karena saking sayangnya, tindakannya berlebihan, sehingga waktu  dia menulis
“ buku – tulis putih “ anaknya  jadi kebablas-bablas, lali lupa kalau sudah menerjang rambu yang dilarang baik oleh agama,  etika, moral, peraturan malah Undang-Undang. Mikirnya, tiada gading yang tak retak bukan  ? Tetapi kalau kemudian akibat ulahnya, banyak orang lain yang ikut menderita  ?
Seharusnya menjadi orangtua harus selalu mawas diri, pandai dan cerdas menunjukkan jalan yang patut dilewati oleh generasi penerusnya, karena kalau terjadi sesuatu dengan anak, orangtua pasti terbawa-bawa yang  disalahkan  – anak molah bapa kepradah – (Jawa).

Oh, iya, saya juga pengin tahu, apa criteria anda untuk laki-laki sejati ?



Selasa, 10 September 2013

Jokowi, Bukan Pahlawan Kesiangan Bersuara Lantang


Sumber Gambar:www.108csr.com

Jika melihat teve saya suka ganti-ganti channel, kalau acaranya menarik bertahan, jika tidak langsung ganti.
Tetapi sejak ada fenomena Jokowi, saya selalu berhenti jika melihat sosok yang unik itu tayang diteve, apapun yang sedang dilakukannya.

Melihat sosok sederhana, lugu, santun dan santai, tetapi ternyata pekerja keras, hati ini rasanya terhibur, layak ada secercah harapan kedepan bagi Negara ini.
Karena rasanya pedih dan miris , melihat beberapa pesohor kita – pejabat kita, penegang keputusan dan kekuasaan kita, ternyata dimana-mana digelandang petugas karena kasus korupsi atau beberapa tindakan tercela lainnya.

Apalagi jika lebih memperhatikan dan mengikuti beberapa kronologis dan beberapa persidangan di pengadilan  yang terjadi, hati makin ketar-ketir saja.
Ini pejabat maunya apa, bekerja untuk kepentingan nusa bangsa, sesuai dengan janji2-nya waktu dilantik dahulu, apa mau bikin konspirasi maling atau merampok kekayaan Negara
Ini kan negaranya juga, tempat tumpah darah pribadinya.
Seharusnya  dia harus ikut berbakti, bagi kesejahteraan rakyat, bangsanya  sendiri – sanak dan saudaranya juga. Kenapa di porak-porandakan sendiri ?
Ah, sudahlah, rambut boleh sama hitam, otak dan hati ternyata berbeda-beda.

Kembali ke sosok Jokowi, yang sedang naik pamornya di Republik ini.
Kemarin, waktu sedang dikerumuni oleh nyamuk-nyamuk pers, yang selalu penasaran dengan sikapnya yang anteng, tenang, tentang hasrat banyak orang dan fihak yang mengharapkan dia men-capres-kan diri : “ Bagaimana pak, sudah siap mencalonkan diri, sudah siap jadi RI 1/satu. Sudah siap ke Pemilu 2014 ?”.

Dan dengan santainya Jokowi menjawab : “ Siap-siep-siap-siep,… saya enggak mikir, saya enggak mikir ( sampai 3 kali )… hehehe, kok enggak ngerti-ngerti saja sih – saya masih repot mikirin Jakarta, banjir, macet, banyak masalah, saya harus lari sana sini, loncat sini sana,… etc dll

Entah kenapa, jawaban atas pertanyaan dijawab dengan gaya njawani, lugu, sederhana dan santai, malah membuat orang ber sympati padanya, orang tambah respeck dan kagum pada dia, tambah mencintai dia, … terlebih melihat kinerja kerjanya yang tanpa pamrih.

Berbeda jika kita melihat “jagoan” lain, pesohor lain yang sepertinya banyak yang merasa kebakaran jenggot melihat Jokowi yang sederhana malah dikagumi.

Mereka sekarang banyak bertebaran diteve, bak pahlawan kesiangan berteriak lantang,
Ini aku, aku begini begitu beginu, aku ini pahlawan rakyat, dan terpampanglah aneka kesibukan si “pahlawan” menunjukkan sorga dunia yang semu ( hiks ) – jadi sayalah orang yang paling tepat memimpin Negara ini, … ealah, itu to tujuannya.
Sebetulnya tidak perlu seperti itu, harusnya mereka menunjukkan kinerja jauh hari sebelum dekat Pemilu, bukan aktif dan  kaget-kaget  jika dekat Pemilu saja.
Ditunjukkanlah dahulu darma baktinya pada Negara, contoh, diselesaikan dahulu tragedy Lumpur Lapindo, mereboisasi hutan yang sudah digunduli, kayunya di godol, diganti dengan hutan sawit yang menguntungkan kantongnya pribadi, … pedih.
Mengembalikan ekosistem yang rusak parah karena penggalian batu bara dan beberapa tambang lain, mereklamasi pantai yang tercemar berat dan masih banyak lagi.
Juga segudang masalah yang membutuhkan pahlawan tulus tanpa minta imbalan.

Rakyat makin lama juga makin pinter karena terus di bodohi dengan trik yang tidak mereka mengerti, mudah2-an tidak terjadi penumpukan kekecewaan yang mengerikan saja.

Diharapkan, jika Jokowi benar menjadi Presiden kita, diharapkan bisa menjadi pemimpin yang baik dan bijak.
Mampu mengalihkan arah arus birokrasi , lingkaran setan, yang bergulir salah dinegara ini. Harus mampu meluruskan kejalan lurus yang benar, beralih untuk kepentingan rakyat.

Jangan sampai Jokowi masuk dan terjebak masuk dalam lingkaran setan birokrasi yang membelit memutar kearah korupsi berjamaah tanpa terasa, harus mampu membuat gebrakan dimanapun dia terlontar membubung tinggi.
Pastilah Jokowi tidak bisa bekerja sendiri, harus pintar juga memilih rekan kerja, ksatria2 sekelasnya, dinegara yang mental pejabatnya sudah berantakan seperti ini.
Mudah2-an harapan rakyat Indonesia tidak pupus, karena  masih ada sinar terang disana.


Senin, 09 September 2013

S-I-R-I-H , herbal multi fungsi : Flu, Bau-Badan, Diabet dan lainnya.


Sumber Gambar: blog.wawancoys.com

Kemarin waktu mengambil pensiun, saya mampir kesebuah supermarket membeli beberapa kebutuhan harian.
Sebelum pulang mampir di food court disitu, pengin gado2 dan ys campur. Cuaca diluar memang sedang panas, udara pancaroba.

Entah mengapa, sampai dirumah tenggorokan terasa gatal, enggak enak. Badan agak meriang,tanda-tanda flu, padahal perasaan tadi makanan dan minumnya cukup bersih.
Paginya badan terasa demam, rasanya  mau batuk,… wah, ada air yang mengalir dari hidung, tanda mau pilek.
Saya cepat bikin sop ayam, mrica diperbanyak, bikin wedang jahe  - sesudah makan, ngambil obat anti flu dan vitamine. Berjemur sebentar, badan merasa lebih nyaman.

Seorang teman nilpon, kok suaramu serak  ?, saya bilang kalau sedang flu, sudah kumur sirih  ?, dia tanya.
Oh, iya, saya baru ingat, bahkan dahulu saya selalu mengingatkan kalau dia sedang sakit flu – sekarang lupa sendiri.

Saya suruh beli sirih/suruh di pasar dekat rumah, saya mengambil 7 lembar, cuci bersih beri air 3 gelas/secukupnya, rebus tambah garam sedikit, untuk kumur2,  mulut dan tenggorokan langsung terasa bersih dan segar.

Sirih/suruh/sedah/seureuh, sebuah tumbuhan memanjat, sebagai pohon pelindung, sudah amat dikenal di Indonesia – terutama untuk wanitanya.
Amat akrab dengan keseharian, untuk obat kumur, menghilangkan bau mulut, juga membersihkan luka/koreng, obat bisul dan gatal.

Untuk wanita, pembilasan vagina, atau mandi duduk, darah putih juga untuk masa nifas.

Untuk menghilangkan bau badan : direbus tambah sedikit garam, minum hangat-hangat, pasti bau badan langsung hilang, amblas.

Juga untuk menghentikan mimisan, obat sakit gigi, obat radang selaput lender tenggorokan dan batang tenggorokan, sebagai desinfectans.

Bahkan seorang rekan mengatakan jika sirih bisa membantu ibunya yang punya diabetetes mellitus/sakit gula.
Resepnya :  Ambil 10 lembar daun sirih dan 3 siung bawang merah iris.
Rebus kedua herbal itu dengan dengan air 2 gelas, menjadi 1 gelas, minum setiap pagi dan sore.

Ternyata ibunya terhindar dari tragedy diabet yang mengerikan, dan merasa sehat, gula darahnya juga normal.
 Silahkan coba bila gula darah anda tinggi, tidak ada side effect dan
harganya amat terjangkau, seribu dua ribu saja sudah dapat banyak daun sirih yang amat berguna