 |
Kenapa tidak ?. Sumber Gambar: berita.plasa.msn.com |
Seperti “ ramalan “ pertama , juga saya katakana bahwa untuk
memenangkan Pemilu Presiden 2014 akan
datang – yang menentukan pasti rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa.
Banyak ramalan yang beredar dengan masing sudut pandang
sesuai intuisi tentunya.
Saya juga masih melihat dari sudut pandang paling gampang
--- > pendidikan.
Ini kondisinya :
1. Buta Huruf
--- masih ada, di
pedesaan/daerah terpencil
2. Lulusan SD
--- 50, 88 %.
3. Lulusan SMP
--- 18,9 %
4. Lulusan SMA
--- 14,65 %
5. Lulusan S.1
--- sekitar 4 % dari penduduk Indonesia
6. Lulusan S.2
--- 275.000 orang
7. Lulusan S.3
--- 30.000 orang
8. Profesor --- 23.000 orang
( koreksi jika salah )
Calon Presidennya yang tampak – sering menampilkan diri di
teve, Megawati Soekarno Putri ( MSP ) Prabowo Soebianto ( PS ), Abu Rizal
Bakrie ( ARB ), Wiranto ( W ), Surya Paloh ( SP ), Hatta Rajasa ( HR ) – mereka di dukung oleh partai masing-masing.
Yang belum mendapat dukungan partai politik :
Jusuf Kalla ( JK ), Mahfud MD ( MMD ), Rhoma Irama (RI ),
Dahlan Iskan (DI ) – dll.
Ada juga kuda hitam, yang namanya makin melejit, tapi
pribadinya tenang-tenang saja, dan setiap ditanya atau ditawari berbagai fihak,
selalu dijawab tegas – Saya ini kader
PDI Perjuangan, saya tidak berpikir kearah situ, perbaikan Jakarta itu yang selalu jadi pemikiran dan tanggung jawab saya ,…
hehehe , diiringi ketawanya yang khas.
Pasti semua bisa menebak itulah Jokowi, gubernur Jakarta sekarang.
Padahal aturan mainnya adalah :
Yang tidak mendapat dukungan partai politik/penggembira,
rasanya sulit untuk menerobos merubah aturan dalam Pemilu itu, yaitu :
Presiden harus diusung oleh partai politik yang sudah
ter-verivikasi atau gabungannya, dan memenangkan suara lebih dari 20 %.
Hal ini juga sulit untuk digapai oleh partai baru atau
partai kecil, yang masih saja mencari
berbagai cara untuk menarik minat rakyat.
Jadi terlihat jelas, siapa yang bisa di perkirakan untuk
tampil : MSP, PS dan ARB.
PS dan ARB sepertinya sulit untuk menang karena adanya “ sejarah masa lalu “
yang cukup menyedihkan dan belum bisa dilupakan rakyat.
Jadi saya tetap dengan ramalan yang lalu --->
MSP adalah Presiden Indonesia 2014.
Alasannya ? – PDI Perjuangan adalah partai besar ,
pendukungnya adalah orang2 yang fanatic dan setia dengan figur Bung Karno.
Megawati terkesan sederhana, dilihat dari segi pendidikan
dan sudut pandangnya.
Secara keseluruhan lebih bisa mengerti keadaan rakyat dan
sebagai wanita – ibu – pasti lebih mengenal ruwet-ribetnya wanita Indonesia,
yang konon jumlahnya 54 % dari seluruh penduduk negeri ini.
Kondisi pendidikan rakyat Indonesia yang masih rendah, akan
membuat rakyat lebih memilih pemimpin yang bisa mengerti dan sejalan dengan
pola pikir mereka, masyarakat yang masih sederhana.
Time out sebentar : Saya
dahulu pernah menyaksikan, waktu ada kampanye – seorang calon berpidato di teve
– beliau seorang professor yang huebat dan pidato menjelaskan salah satu system
ekonomi, pakai beberapa istilah bahasa
asing.
Waktu itu saya sedang
ada di pasar tradisionel, bakul2 – rakyat
jelata – mayoritas penduduk, lulusan SD – bertanya ke saya : “ Niku ngomong
nopo seh bu ? , mboten mudeng … “ ( Itu bicara apa sih bu, tidak mengerti )
Saya cuma ketawa dan teve itu langsung diganti channel ke
irama dang-dut. So ?
Rakyat tidak bakal bisa mengerti akan pola pikir yang
terlalu tinggi, malahan ternyata jika pemimpinnya kelewat pintar dengan aneka pola pikir
melangit, rakyat merasa hanya gampang di bodohi. Rakyat hanya butuh keadaan
nyata yang ada dihadapannya – bukan teori2 muluk dari luar, yang bahkan tidak
sesuai dengan kondisi/situasi kita, yang membuat Indonesia malah terhempas dan
rakyat makin terkapar.
Dan satu lagi, tentang pemimpin wanita, mungkin masih banyak yang alergi dengan
masalah gender itu. Mana ada wanita bisa memimpin Negara se unik Indonesia, didalam sejarah tidak
pernah ada . Pasti masih banyak yang berpikir dan meramal seperti itu.
Tetapi saya ingin menghapus
stempel itu, dan menggantinya dengan fakta sejarah yang benar dan
tergambar gamblang.
Tidak usah mengambil contoh dari luar Indonesia, tapi saya ambilkan dari sejarah kita
sendiri, sejarah bangsa Indonesia
sendiri.
Waktu saya akan menulis novel dengan setting sejarah, dan
membaca beraneka buku sejarah (7 buah ) – bukan fiksi atau dongeng – saya
menemukan bahwa dijaman kejayaan Majapahit yang perkasa itu, rajanya adalah
wanita, yaitu Ragapatni, Tribuwana Tungga Dewi, yang memerintah selama hampir
25 tahun.
Pemimpin wanita itu adalah ibunda Hayam Wuruk. Dengan Maha
Patihnya adalah Gajah Mada yang terkenal itu.
Jadi kenapa seorang wanita tidak “diperkenankan “ menjadi
kepala pemerintahan ? Waktu itu daerah kekuasaan Majapahit jauh lebih luas dari
Indonesia
sekarang dan sedang dalam situasi
carut-marut, tetapi justru Ratu itu bisa merubahnya, sehingga nama Majapahit harum, dan dihormati sampai kemana-mana.
Jika Megawati Soekarno Putri bisa jadi presiden Indonesia, yang dibutuhkan adalah mencari pribadi-pribad tangguh seperti
Gajah Mada itu – yang akan membantunya menata pemerintahan di Indonesia menjadi lebih baik dan
makmur.
Saya melihat sekarang disana-sini sudah banyak bermunculan “ Gajah-Mada “, baru, anak-anak bangsa ini yang beriktikat baik dan bermental
prima.
Mudah2-an mereka juga seperkasa, jujur, setia dan merupakan
ksatria tangguh masa depan, yang amat
menyintai Negara dan bangsa Indonesia
tercinta ini.
Bersedia gotong royong untuk bekerja sama menjadikan Negara ini
sederajat dengan masa kejayaan Majapahit
tempo doeloe.
Mari kita perhatikan bersama “ ramalan “ saya, dan pasti
anda juga berhak ikut meramal, versi lain, sesuai dengan sudut
pandang dan suara hati, nurani dan intuisi anda.
Dirgahayu Republik Indonesia
– 17 Agustus – 2014
Jayalah Bangsaku – Jayalah Negeriku.