![]() |
Sumber Gambar: technbiz.blogspot.com |
Barangkali setiap orang Indonesia mengenal legenda/dongeng
Sang Kuriang, suatu folklore daerah Jawa Barat tentang terbentuknya gunung
Tangkuban Perahu.
Ceritanya tentang seorang pemuda sakti yang kemudian jatuh
cinta dengan wanita cantik, yang ternyata si wanita itu, Dayang Sumbi adalah
ibunya sendiri. Kok ?
Legenda dramatis, cinta yang tidak kesampaian itu, jika
dipikir secara logika aneh banget
namanya aja dongeng, harus aneh ya ?.
-
Coba diingat,
seorang raja punya anak cantik molek, tapi ibunya seekor babi
( bidadari
yang menyamar ? ).
-
Puteri cantik
itu punya anak, seorang pemuda tampan rupawan, tapi bapaknya seekor anjing ( si
Tumang – bidadara yang menyamar ? ) .
-
Kemudian si
pemuda tampan setelah pergi bertahun, kembali lagi, malah jatuh cinta dengan
ibunya sendiri yang masih kinyis-kinyis, muda dan cantik jelita.
Yang pertama dan kedua sebaiknya tidak usah saya bahas,
terlalu panjang, kita melihat yang ketiga saja.
Dayang Sumbi, ibunda Sang Kuriang itu konon punya ajian “awet muda”,… hehehe, enggak masuk akal ya ?
– saya setuju banget. Andai dijaman millennium ini juga tetap tidak masuk
akal, kalau itu terjadi di bumi ini
Biarpun ada ahli bedah yang mumpuni, mampu “merombak total”
wajah dan tubuh
seorang manusia, tetap saja dia tampak tua secara pribadi
dan nurani mestinya.
Tapi diceritera Sang Kuriang tidak begitu, Dayang Sumbi
sebenarnya sudah he-eh dengan rayuan Sang Kuriang, Tapi rahasia terbongkar
setelah dia mencari kutu (?)
dirambut Sang Kuriang, tahu ada bekas luka di kepalanya…
dll, etc
Yang mau saya ceriterakan bukan terbentuknya gunung
Tangkuban Perahu, tapi ajian awet muda-nya Dayang Sumbi. Oke ?
Ajian itu konon memang ada, tetapi sayang sekali saya tidak
tahu, jadi maafin saja.
Yang saya tahu sekarang yaitu adanya suatu teori yang berdasarkan teori relativitas
dari Einstein. Ada
beberapa rumusnya, tetapi sebaiknya tidak saya sertakan, nanti saya tambah puyeng.
Secara garis besar mungkin seperti ini ---> bahwa yang mempengaruhi waktu adalah :
Kecepatan dan
gravitasi, disebut the twin paradox.
Jadi andai kita jauh dari gravitasi dan bisa meluncur dengan kecepatan melebihi cahaya.
( note : kecepatan
cahaya 300 km/detik, jika kita bisa menunggang petir, jarak Jakarta
– Surabaya
hanya 3 detik)
kita bakal jauh lebih
muda dari umur kita jika dibumi – tidak usah bingung kalau enggak ngerti,
santai saja , saya juga binung.
Penjelasannya : Konon
jika kita berkelana diangkasa dengan pesawat berkecepatan melebihi cahaya selama satu tahun, maka manusia yang di bumi
jika kita sampai kembali, umur kita cuma tambah satu tahun tapi yang dibumi
sudah 10 tahun, heran ?
Itulah konon jika kita bisa “menyalip” waktu dengan sesuatu
yang melebihi cahaya.
Kalau gravitasi, meskipun ada perbedaan, tapi sedikit
sekali.
Jadi saya berpikir, jangan2 Dayang Sumbi dibawa Alien
berkelana dengan pesawat berkecepatan melebihi cahaya.
Mungkin dua tahun, jadi Dayang Sumbi umurnya baru tambah 2 tahun, tapi Sang Kuriang sudah
tambah 20 tahun – ini jika menurut teori yang pernah saya baca, dan di tengarai
teori ini bisa menjadi kenyataan. Kayaknya jadi masuk akal ya ?
Sayangnya sampai sekarang manusia bumi belum bisa
menciptakan pesawat berkecepatan melebihi cahaya, yang ada baru melebihi suara.
Jadi ?, kita menikmati apa yang ada sekarang saja dahulu.
Mudah2-an ada astronom dan ahli fisika yang bisa menjelaskan lebih gamblang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar