![]() |
Sumber Gambar : iinsyah.wordpress.com |
Katanya , jaman sekarang wanita2 lebih gampang mencari kerja daripada laki2.
Salah satu alasan , wanita gampang dikendalikan daripada
pekerja laki2.
Benarkah alasannya cuma se-simpel itu ?
Saya ingin memberi
gambaran tentang hal itu ,yang saya dapat dari pengalaman pribadi , keadaan
sekitar dan pengamatan yang ada hubungannya dengan itu.
Sejak sekolah dasar, saya menyaksikan banyak teman2 wanita
saya berguguran keluar sekolah.
Alasan klasik, keterbatasan ekonomi ortu , juga alasan tidak
perlu sekolah tinggi2 , karena paling banter masuk dapur.
Dan kalaupun ortu punya dana , pasti yang dipentingkan untuk
melanjutkan pendidikan pasti anak laki2-nya,yang konon lebih bisa diandalkan.
Atau yang lebih tragis yaitu tradisi masyarakat setempat.
Salah satu contohnya , pernah saya alami ketika saya masih
berumur 11 tahun , kelas 5 SR-SD sekarang.
Teman wanita saya – Rahmi -
dinikahkan paksa , sayapun datang
bersama teman2 sekelas .
Dia membawa ayam jago
( buatan dari selendang dan pernak-pernik hiasan lain ) .
Jago itu juga dihiasi dengan uang dan barang berharga
lainnya, yang bisa direbut oleh orang yang mengejar jago itu.
Kemudian terjadilah kejar2-an yang menggelikan dan
mengasyikkan
Sebenarnya, sedihnya , tradisi ini malah menunjukkan kalau
si-pengantin wanita belum dapat hait/mens saat itu.
Hal itu baru saya ketahui belakangan.
Besoknya Rahmi datang kesekolah seperti biasa.
Pada waktu pelajaran awal, bapak kepala sekolah datang
dengan ayah Rahmi.
Dia langsung mengajak Rahmi pulang , dan menarik tangan
Rahmi , yang mulai menangis.
Tarik2-an terjadi , karena Rahmi tidak mau pulang, tetap
duduk malah memegangi tangan saya , dia sebangku dengan saya.
Sayapun ikut mempertahankan Rahmi dan kelas menjadi gaduh,
karena anak2 yang lain mulai maju.
Mungkin saking jengkel, tangan saya disentakkan ayahnya dengan
keras, hingga saya hampir terpelanting , dan dia langsung menggendong Rahmi beranjak keluar.
Entah kenapa, sayapun cepat mengambil penggaris besar
dipapan dan langsung saya hantamkan kebadan ayah Rahmi, penggaris itu patah
jadi dua.
Bapak kepala sekolah dan guru kelas langsung memegangi saya,
menenangkan saya.
Setelah itu saya menangis , tidak ingat apa yang saya
pikirkan saat itu, tetapi saya merasa marah sekali.
Kejadian itu tetap terekam dalam otak saya.
Tetapi sejalan dengan bertambahnya umur dan berpikir lebih
jernih , terasa makin miris karena bisa merasakan betapa keadaan itu amat
memilukan.
Sesudah SMP dan SMA , teman2 wanita sayapun makin sedikit,
tiada kabar beritanya.
Sayapun kurang memperhatikan karena ada cerita2 yang
rasanya,…, ah, dunia remaja pasti menggelitik dan lebih menarik perhatian saya.
Dibangku kuliah, awal2 banyak juga rekan2/ wanita baru saya.
Mereka berasal dari berbagai daerah dan kumpul disebuah
Universitas besar dikota besar
Tetapi lama ada satu
dua yang hilang – kabarnya menikah dikota asal.
Yang tinggal tetap kuliah
atau menemukan teman akrab/pacar dikota baru ini
Yang bertemu dikampus juga ada, bahkan kita suka meledek
mereka layak “ truck-gandeng “ karena kemana-mana selalu berdua.
Sayangnya truck-gandeng itu kecelakaan , jadi terpaksa
dinikahkan dan si-wanita-pun harus keluar kampus karena hamil.
Di-era kerja, kebanyakan kami sudah menikah atau
bertunangan-resmi.
Justru yang belum menikah , mempunyai lebih banyak
kesempatan untuk maju.
Jika ada beasiswa, dia langsung bisa siap – tidak usah
memikir dua tiga kali, terlebih bila harus ditempuh di luar negeri.
Didalam rumahtangga, jika sudah begitu, “ hukum- rimba “ atau “ seleksi –alam “ yang berlaku.
Yang kuat -- menang , yang lebih berpotensi ,boleh
melanjutkan kariernya, harus ada yang
ngalah.
Dalam hal ini , sebenarnya bukan karena perempuan lebih
bodoh , karena tampaknya yang sering mundur, tetapi banyak keterbatasn yang
menghadang kami, kaum wanita.
Disamping keterbatasan yang diberikan alam, phisik dan
lain2.
Juga nurani dan rasa tanggung jawab yang besar amat
mempengaruhi jiwa kami.
Banyak ibu2 pekerja yang mersa bersalah jika harus
meninggalkan rumah dan buah hatinya, jika harus melaksanakan tugas2 kerjanya.,
terlebih diluar kota/negeri dan memakan
waktu yang lama .
Insting seorang wanita tidak bisa lepas dari bayang2 seorang
ibu.
Bayangan sebagai pendidik utama dan pertama dimuka bumi,
selalu melekat di-otak seorang wanita.
Dan dia tidak bisa lepas dari tugas mulia itu.
Jadi sebaiknya jika seorang wanita, memang sudah benar2
sreg/yakin mengejar karier.
Dia harus mempertimbangkan dahulu, apakah ada
penunjang/pendamping yang kuat di belakangnya ?
Bukan cuma laki2 saja yang membutuhkan pendamping yang kuat,
jika berkarier, wanita sama saja.
Dukungan dari orang terdekatnya sangat penting, suami,
keluarga, orangtua, mertua atau orang2 yang bisa dipercaya..
Hal itu pasti bisa membuat
wanita nyaman dalam mengejar
karier dan melaksanakan tugas2/pekerjaannya dengan baik.
Nanti sudah susah2 mendapat kesempatan kerja, wanita malah tidak bisa focus dengan tugas itu.
Jika sudah seperti
itu , pasti pekerjaan hanya merupakan beban berat,--amat berat, dia akan pontang-panting dan salah langkah ,
malah2 bisa stress menjalaninya.
Jadi tetap harus
cerdas dan pandai2 mencermati segala sesuatunya , supaya tidak menjadi wanita
yang serba salah !
SELAMAT HARI KARTINI
, TGL . 21
APRIL 2012.
Mereka yang sukses , bukan berarti mereka tidak pernah
gagal.
Mereka yang sukses adalah mereka yang ber-kali2 gagal,
Tetapi selalu bisa bangkit kembali untuk membangun hari esok
yang lebih baik .
( Mirabeau )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar