![]() |
Persahabatan manis. Gambar:funacid.com |
Karena agak lama diluar kota , saya baru mengerti kalau mbak Narti ,
salah seorang sahabat saya masuk rumah sakit.
Tapi sekarang saya sudah dirumahnya , menemani dia yang
masih tergolek dikamarnya.
Persahabatan kami ini
sudah lama,semenjak kami masih muda , sampai sekarang.
Sebenarnya persahabatan ini cukup aneh , karena kami
merupakan pribadi yang “bersimpang
jalan” berlawanan dan bertolak belakang.
Seperti anjing dan kucing ? , … mmm , bukan-bukan.
Saya lebih suka ,
kalau menurut saya, kalau di blantika musik , mbak Narti itu berirama
slow-romantis-mendayu , sedangkan saya seperti irama pop-rock ,….hehehe.
Dia lebih tua 2 tahun dari saya , tapi tidak mau dipanggil
mbak , merasa tua.
Dalam banyak hal kita
sering saling-silang dalam pertemuan2 yang terjadi.
Tetapi bagusnya kita selalu “seolah” bisa menemukan titik temu , mencari keseimbangan dari dua
sifat kami yang berbeda.
Berbagai peristiwa mewarnai persahabatan ini , sampai masuk
keranah persoalan pribadi.
Ah,ya masalah apalagi kalau bukan masalah C-I-N-T-A , yang merupakan benang merah dari setiap
langkah tahapan di-kehidupan manusia.
Waktu itu , dia seolah terhempas setelah tunangannya yang
dikirim ke Amerika , tiba2 menikahi
gadis lain, dengan alasan MBA – married by accident.
Meskipun saya tahu , dia berurai air mata dan hatinya
berdarah-darah dengan peristiwa itu , tetapi dengan tulus ( ? ) dia memaafkan tunangannya itu.
Dia berdalih layak seperti lilin yang rela habis agar bisa
menerangi kekasihnya.
Saya ? , …pasti lihat
sikon-nya dahulu , tidak setuju begitu saja.
Perumpamaan lilin , yang bersedia berkorban untuk orang
lain.
Kalau kita bicara tentang beberapa tokoh , yang mempunyai
rasa perikemanusiaan tinggi, hati suci ,panggilan jiwanya.
Yang bersedia berkorban dan menolong orang lain yang sedang berduka dan sengsara , seperti
Florence Nightingale atau Bunda Theresia .
Mereka punya misi dalam hidupnya , misa kemanusiaan
Pasti tidak bisa disamakan dengan peristiwa cinta antar 2
manusia.
Di cinta , ada komitmen/persetujuan/ikatan untuk saling berusaha membangun suatu
kehidupan masa depan bersama yang bertanggung jawab.
Kalau salah satu ingkar janji, berarti persetujuan itu gagal
atau batal , kita tidak perlu mematuhi perjanjian itu lagi.
Saya bersaling silang dengan mbak Narti, tetapi sekali itu
tidak ada titik temunya.
Dia tidak bisa mengerti pemikiran saya dan saya juga tidak
bisa mengerti perasaan dia.
Tapi bagaimana lagi , … ya bagaimana lagi ya ?
Saya jengkel sekali dan sedih melihat dia terus suntuk serta
berurai air mata ,
Sambil memperlihatkan semua pernak-pernik kenangan indah kasih mereka
bersama
Rupanya nasi sudah jadi bubur , saya berpikir , bagaimana
cara bubur ini bisa berubah jadi bubur
ayam yang hangat dan nikmat ?
Heran ,tiba-tiba saja mobil saya sudah berhenti didepan
rumah kekasih sahabat saya itu.
Saya sebetulnya juga tidak mengerti mau apa , lagian
sebetulnya juga bukan urusan saya.
Hanya jengkel saja melihat sahabat saya disakiti seperti
itu.
Saya lihat pria itu lagi duduk berdua dengan wanita “ lain “
, dan dia langsung bangkit ketika melihat mobil saya berhenti.
Menyambut saya didepan rumahnya.
“ …. Aku betul-betul minta maaf atas kejadian ini , …. bla
bla bla “
Saya memandang dia, ingin juga bisa mengerti, sebenarnya hatinya terbuat dari apa.
“Harusnya kamu minta maaf pada dia , bukan pada saya “ ,
saya berkata.
Saya dengar hanya keluarganya yang mengembalikan cincinnya
pada keluarga mbak Narti , dia tidak ikut.
“ Kejadian itu karena aku alpa dan nggak sadar telah
melakukan hal itu, …jadi aku terpaksa bertanggung jawab , dia hamil “ , dia berusaha menjelaskan panjang lebar.
“ Waktu itu kamu ada di dusun , belahan Amerika sebelah mana, apotiknya pada
tutup semua ya ? “,
Sayapun menjawab jengkel , kontrasepsi di USA sudah bukan barang langka.
Dia juga bukan anak ingusan kemarin sore ,yang tidak
mengerti apa-apa soal sex.
Dia agak menghalangi ketika saya mau masuk kedalam.
“ Please , jangan membuat keributan disini ?! “ ,
dia memohon.
“ Aku ? ,…aku masih
mengerti aturan dan etika . aku mau kenalan sama calon kamu ! “
Saya terus saja masuk kedalam rumahnya.
Untungnya dia tidak menghalangi, karena kalau sampai
menghalangi, saya yakin pasti ada keributan dirumahnya.
Seorang wanita ayu menyambut uluran tangan saya.
“ Maaf , saya kira tadi , dia itu teman saya waktu di
Amerika dulu , ternyata saya salah orang ,dia orang lain mungkin hanya mirip saja “ , saya berkata.
“ Oh , tidak apa-apa,… “ terdengar lembut suaranya dan
begitu saja percaya dengan apa yang saya katakan.
Aduh , … ternyata wanita itu se-type dengan sahabat saya ,
baik hati , filosofi lilin, tulus , lembut , gampang percaya sehingga gampang
dikibuli dan digombali.
Meskipun andai saya katakana , kalau laki-laki itu , waktu
bercinta dengan dia hanya karena alpa ,
hilang ingatan sekejab.
Dan tidak sadar serta terpaksa bertanggung jawab , karena
dia hamil , dia juga pasti akan memaafkannya dengan tulus , … yah ,apa boleh buat.
Itu peristiwa pertama saya berkaitan dengan mbak Narti.
Peristiwa keduanya terjadi setelah saya menikah dan punya
anak.
Tetapi terlihat mbak Narti belum juga punya pasangan.
Seperti biasa , kami saling silang dan mencari titik temu ,
keseimbangan.
Saya berusaha meyakinkan dia, bahwa diapun berhak untuk
mendapatkan kehidupan yang lain , berusaha mencari kebahagiaanlah.
Kalau terus seperti itu, sepertinya dia tidak “tulus “ melepas tunangannya.
Saya perkenalkan dia dengan seorang kawan saya , pokoknya
melebihi segalanya dari ex. tunangannya.
Apa yang dikatakan ? ,
dia lebih muda dan terlalu ganteng untuk saya , karier bagus.
Apa aku nanti tidak cuma dipermainkan lagi , seperti yang
dulu ?
Jawaban itu bikin saya geregetan, karena sepertinya
mengada-ada,atau mencari-cari alasan , belum dicoba kok sudah komentar
Padahal teman pria saya itu serius ingin melanjutkan
hubungan , karena dirasa cocok dengan
type yang diidamkan.
Saya lihat dia juga mencoba berusaha mendekati mbak Narti , tetapi sepertinya
bertepuk sebelah tangan.
Ketika kami , saya dan mbak Narti mencari titik temu , saya tidak
suka menyebutnya berdebat, kata keseimbangan lebih manis.
Sayapun harus sadar , bahwa setiap orang punya hak untuk
memilih jalan hidupnya masing-masing.
Yang dirasa paling
nyaman yang bisa dijalaninya, dengan berbagai alasannya.
Dan sekarang , didepan saya mbak Narti , sahabat saya itu , sedang
terbaring diranjangnya ,sendirian , sepi ,
dan sudah sepuh.
Rumah yang besar itu
meskipun tampak mewah , tapi lengang dan kosong.
Kemudian dia memegang tangan saya : “ Harusnya aku memang
berani mendapatkan kehidupan yang lain, seperti katamu dulu ya ? “ , saya memandang
dan memperhatikan dia , menyimak
kata2-nya yang terdengar lirih.
“ Harusnya aku bisa
belajar keberanian darimu , berani nyrempet2 bahaya “ , dia menelan
ludah , memandang pedih, terbatuk sedikit.
“Minum ? “ saya tanya , dia menggeleng.
Tiba-tiba ada butiran bening mengalir dari matanya.
Saya tertunduk, diam-diam ada yang luruh dan runtuh juga dalam hati ini.
“ Ayolah , katanya mau belajar berani , hapus dong air mata
itu “ , saya mengambilkan tissue dimeja.
“ Kita cari titik temu lagi ? “ , saya mencoba berseloroh, menggugah
menantang hatinya.
“ Tidak ,aku sudah menemukan titik temu itu ,aku harus lebih
berani lagi untuk hidup, tidak trauma dan cengeng “ , dia menatap mata saya.
Meskipun sudah amat terlambat , tapi apa boleh buat , never
mind.
“ Akupun harus banyak belajar dari kamu, …ketulusan ,
kesabaran dan berusaha menjadi lilin bagi orang lain ? “ , saya berkata dan tersenyum.
Kami berangkulan, -- ah , betapa baik hati dan lembut sekali
sahabat saya yang satu ini , saya harus belajar lebih banyak lagi darinya.
Sayapun berpamitan , : “ Harus Berani ! “ , dia berkata.
“ P-a-s-t-i !! “ , sayapun mengacungkan dua jempol saya
. sambil ketawa.
Ya, saya tetap ingin berusaha mencari “ titik-temu “ ,keseimbangan yang lain dengan dia , setelah
dia sehat dan bugar kembali nantinya.
Semoga cepat sembuh sahabat.
Caprib :
Sahabat sejati adalah orang-orang yang dapat berkata benar
denganmu ,
Dan bukan orang-orang yang selalu dapat membenarkan
kata-katamu.
( Prof.Dr.
Hamka )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar