![]() |
Simbol beberapa TV swasta. Gambar:hijaukubumiku.wordpress.com |
Beberapa rekan , sahabat , saudara atau kenalan , jika saya
tanya , suka nonton teve ?
Ogah ah , mending cari kesibukan lain, atau nonton teve
cable aja.
Umumnya mereka berpendidikan S1 keatas.
Kalau anak2 muda ditanya , umur antara 15 – 30 tahun,
pendidikan SMP/SMA/S1 ,suka nonton teve ?
Nggak , nggak suka,
mending online aja, lebih asyik.
Jika saya tanya pada mbok bakul dipasar tradisionil , seneng
nonton tipi ?
Kalau sudah selesai semua kesibukannya , suka juga nonton , dia menyebut suatu
sinetron klasik dan jika ada ndang-ndutan.
Ketika saya tanya, sekolahnya sampai apa , dia jawab 2 SMP
saja.
Jadi saya ingin membagi masyarakat Indonesia dari segi pendidikannya.
Tidak terlalu akurat sih, tapi ini saya ambil dari Google ,
beberapa tulisan lain.
Juga dengan percakapan saya dengan beberapa yang saya
sebutkan diatas.
Buta Huruf : masih ada/banyak ? , beberapa LSM membuat
kursus buta –huruf.
Lulus SD :
50,38 % , lebih dari separuh penduduk Imdonesia.
Lulus SMP : 18,90 %
Lulus SMA : 14,65 %
Lulus S 1 : kurang dari 4 % penduduk Indonesia.
Lulus S 2 : 27.000 orang
Lulus Doktor : 24.000
orang
Profesor
: 23.000 orang
( Koreksi jika salah ).
Ini hanya sebagai panduan saja, jika seseorang akan membuat atau merancang ingin melempar suatu
produk kepasaran/masyarakat.
Produknya bisa apa saja , dengan mempertimbangkan factor
pendidikan, meskipun mungkin masih ada segi2 yang lain.
Tapi saya ingin terfokus pada televisi saja.
Televisi adalah merupakan hiburan murah , mudah dan
terjangkau.
Seorang pengusaha, sebelum mengeluarkan suatu produk, pasti
melihat dahulu segmen pasar yang bakal dimasukinya.
Dan dia pasti tidak ingin merugi dalam menjalankan usahanya.
Termasuk juga usaha televisi swasta , pasti TVRI tidak
ikutan.
Televisi Indonesia
dimulai tahun 1962 dengan adanya TVRI.
Selama 27 tahun , TVRI yang menguasai jagad hiburan murah
meriah itu.
Baru pada 1989 , pada tgl. 21 Maret 1992 dimulainya TV
swasta beroperasi.
Jadi umur TV swasta diIndonesia baru 20 tahunan , belum
dewasa tampaknya.
Masih pontang panting , dan harus jatuh bangun dahulu untuk tegar/tegak.
Sebelumnya mulai on air, pasti sudah diadakan survey di masyarakat
dahulu , men-survey pasar bidikannya.
Dan pasti mereka bisa menyesuaikan acara2 yang bakal tayang
sesuai dengan hasil data yang mereka
kumpulkan itu.
Jadi kalau selama ini , TV swasta tumbuh jadi
,… ADUH –MAK ! ,.. siapa ya yang patut disalahkan atau keliru strategi ?
TV swasta mendapatkan uang dari hasil iklan yang disisipkan
pada tayangan acara2-nya.
Kalau acaranya menarik, banyak ditonton, diharaapkan
pemasang2 iklan akan berdatangan untuk memasarkan produknya dan laku laris
manis.
Diapun mendapat keuntungan besar , karena iklan diTV cukup
mahal.
Tetapi karena banyaknya persaingan , TV swasta terus
bermuculan.
Untuk menarik penonton makin mbludak, sebanyak mungkin ,
kemudian dibuatlah acara yang agak ekstrem, dan makin menjadi.
Kadang malah kebablasan dan berlebihan , kaluar dari rel2
moral dan etika bangsa kita.
Dan apa2 yang berlebihan dan kebablasan , pasti kurang baik.
Nurani seseorang , siapapun pasti tertegun , terhenyak dan pasti bertanya-tanya .
Langkah selanjutnya , kemudian mulai membatasi diri atau
menghindar , agar tidak larut dalam yang “ bablas-bablas “ ini.
Pengelola TV swasta harusnya me-waspadai hal ini, jika tidak
ingin tevenya bangkrut atau gulung tikar, karena sepi penonton.
Meskipun misinya cari duit, cari untung, tetapi karena
mencarinya dibumi Pertiwi ini.
Ada
baiknya juga ikutlah memperhitungkan/memberikan “keuntungan” , sebagai timbal
balik untuk bangsa ini.
Paling sedikit ikut bisa mendidik bangsa ini , menjadi
bangsa yang lebih baik.
Lebih cerdas , lebih bermoral, santun , mengerti adab dan
manusiawi sesuai dengan kepribadian Indonesia.
Jangan mencontohkan prilaku2 yang berlebihan, karena apa2
yang kebablasan , pasti memberi dampak kurang baik.
Banyak yang meniru – meski ada peringatan/ warning – contoh
yang tampak,bisa jadi panutan yang
berbahaya bagi masyarakat yang kurang wawasan dengan pendidikan minim ( ingat ,… 50 % lebih penduduk Indonesia
lulusan SD ).
Saya melihat sekarang , banyak orang yang sudah mulai sadar
, bahkan muak dan menjadi bosan nonton
teve.
Ngeri juga dengan acara2 yang seronok , sok kebablasan ,
lepas kendali dan tidak mendidik kepribadian yang mumpuni.
Terkesan seenaknya sendiri, semua ditabrak asal ada uang
masuk.
Tetapi untuk TV swasta,tidak perlu pula berkecil hati.
Mungkin karena usianya masih muda, sering salah langkah ,
salah tingkah.
Mereka harus lebih banyak lagi belajar untuk mencari jati
diri yang lebih baik , mawas diri lebih
cerdas , dengan wawasan yang lebih luas.
Tentu saja agar tetap
bisa menjadi sahabat yang baik bagi masyarakat , bersahaja , akrab.
Dan pula bisa menjadi pemberi masukan
dan inspirator yang berguna pada
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar