Gambar : bloggers.com |
Bunda , umur saya 36 tahun , suami berumur 42 tahun.
Sudah punya 3 orang anak , umur 11 , 8
, 4 tahun , yang terakhir laki-laki.
Pendidikan saya cuma akademi , kemudian bekerja pada suatu
perusahaan swasta , dengan gaji yang lumayan.
Suami seorang PNS, sekalipun sarjana , tetapi gajinya
dibawah saya.
Baru-baru ini dikantor saya, ada lowongan untuk pegawai baru
, dengan syarat seperti yang dipunyai suami.
Saya mengharapkan suami beralih profesi ,karena jabatan itu
cukup baik.
Disamping gaji lebih besar
, juga ada beberapa fasilitas yang menggiurkan.
Herannya suami menolak ,dia tetap cinta pada pekerjaannya ,
mencoba melamar saja tidak mau , sehingga sempat bersitegang dengan saya.
Saya sebetulnya kasihan pada dia, bekerja mati2-an , siang
malam dengan penghasilan yang begitu minim.
Yang diharapkan , katanya, kalau pegawai negeri hidupnya
terjamin, dapat pensiun seumur hidup..Susah
sekali saya jelaskan, jika pegawai swastapun , jika pandai mengumpulkan
/menabung , bisa juga dapat pensiun , dari deposito.
Lowongan itu sekarang sudah terisi , dan suami juga
tenang-tenang saja.
Sekarang ini kami sering bertengkar , sedikit salah menjadi
besar , saya juga sering pusing dengan keadaan ini , sehingga lepas kendali.
Sebetulnya sebagian besar kebutuhan rumah tangga ini adalah
hasil kerja saya.
Saya tidak keberatan bercerai , dan anak2 ikut saya.
Tetapi yang memberatkan , kelihatannya anak2 mencintai ayah
mereka , mereka lebih akrab dengan ayahnya daripada dengan saya.
Sehingga saya agak ragu juga jika berpisah, waktu saya juga
terbatas.
Saya khawatir jika kelewat memikirkan keadaan rumah , karier
saya jadi berantakan.
Saya bekerja ini juga untuk mereka , bisa memberi pendidikan
baik pada mereka.
Apa tindakan saya ?
Swandari`s Mind :
Tindakan bijak yang saya usulkan ,cobalah bisa mengerti
tentang keadaan suami anda.
Kenapa anda jadi uring2-an setelah suami menolak keinginan
anda ?
Saya kira seorang sarjana yang sudah berumur lebih 40 tahun , PNS , serta dicintai oleh
anak2-nya , pikirannya pasti sudah dewasa dan matang.
Mungkin pekerjaan yang anda tawarkan itu tidak sesuai dengan
pribadinya ?
Mungkin pula dia sudah kadung mencintai pekerjaannya
itu ?
Perkawinan bukan berarti saling membelenggu satu dengan yang
lain .
Tetapi suatu kebersamaan
satu dengan yang lain, dan
masing2 menghayati serta menghormati
ke-tunggal-annya .
Ibaratnya seperti
: walau lagu yang sama sedang
didendangkan, tetapi tali rebana masing-masing punya hidup sendiri – agak
puitis ya ? , tetapi begitulah
penggambarannya.
Jadi bagaimanapun anda harus tetap menghormati hak azazi
suami anda untuk memilih pekerjaannya.
Dia tidak menganggur kan
?
Nah, sekarang tenang saja dahulu, pikiran cerai dibuang
jauh2 , cerai tidak menyelesaikan masalah, malah menambah masalah baru lho !
Rumah tangga anda sebenarnya tidak ada masalah apa-apa ,
Cuma anda saja yang sedikit keburu nafsu , .. maaf , sedikit
keburu nafsu cepat kaya.
Tentu , tentu itu juga merupakan hak anda , tetapi kan harus lihat
sikon-nya ?
Demi kelanggengan rumah tangga dan anak-anak , sebaiknya keinginan itu di-rem sedikit-lah.
Oh, ya , siapa tahu, jika anda tetap berprestasi, mungkin
anda yang nantinya mampu duduk di posisi menggiurkan yang anda impikan itu.
Pernikahan itu merupakan milik anda berdua, jadi
perawatannya juga ditanggung bersama pula, jangan merasa bahwa andil anda lebih
banyak dari suami.
Swandari`s Mind :
Bercanda dalam pernak-pernik cinta dan berbagi hati dalam
warna-warni kehidupan.
Caprib ( Catatan Pribadi )
:
Berdoa kepada Tuhan , adalah laksana samudera yang dapat
mencapai setiap sudut pantai kebutuhan hidup manusia.
( Fosdick )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar