gambar : inhabitots.com |
Sore ini saya ada pertemuan dengan rekan-rekan dirumah
Yuyun.
Jam 17.00 sore , “
peragawati-peragawati yang sudah “
kadaluwarsa “ berdatangan.
Sekali ini sedikit lebih berani dengan berbagai dandanan dan
model yang up to date.
Maklum , sore ini katanya Diana, salah seorang anggota kami
akan datang.
Diana baru saja pulang dari tour ke Eropa.
Mungkin supaya tidak dianggap “ kampungan “ , masing-masing dandan lebih
dari biasanya.
Diana biasanya kemana-mana selalu nyetir BMW-nya yang mewah
sendirian.
Oleh karena itu kita semua heran, ketika dia datang dengan
berjalan kaki.
Ketika kami tanyakan , sambil mengibas-ibaskan saputangannya
dia menjawab .
“ Ah , kami di Indonesia ini benar-benar
ketinggalan jaman. Hidup kita disini ini, samasekali tidak sehat , karena itu
banyak yang penyakitan “ , katanya pasti.
“ Di Eropa, kita semua sudah mulai kembali ke alam, back to nature. Barang-barang bikinan
pabrik sedapat mungkin kita jauhi, harus diteliti benar.
Ternyata memang segar rasanya hidup seperti ini, bersih ,
sehat dan manusiawi “ , lanjutnya lagi seperti calon penerima Kalpataru.
Kemudia dia bercerita, bahwa dinegara barat sana , orang-orangnya
berlomba kembali
ke alam, artinya gaya hidup mereka seperti masa lalu, jaman
sebelum hasil2 industri amat menguasai hidup manusia.
“ Aku sekarang sepenuhnya kembali ke alam lagi, aku mulai tidak pakai kosmetik,
masakan2 kumasak dengan arang. Kemanapun jalan kaki , mobil itu bikin sakit
jantung.
Coba lihat , aku sekarang kan lebih sehat, mukaku juga segar alami “ ,
dia menoleh kekanan dan kekiri ,
memperlihatkan wajahnya yang tanpa make-up samasekali.
Entah kenapa , mungkin karena sering melihat Diana selalu
bermake-up tebal, rapi dandanannya dan wangi.
Melihat dia “ segar alami “ seperti itu , saya malah seolah
sedang memergoki Diana dirumah dan belum mandi.
Dan sepanjang sore itu, suasana pertemuan dipenuhi oleh
cerita Diana yang menggebu.
Betapa sehat dan hebatnya bila orang mau kembali ke alam.
Sempat pula dicelanya kue-kue tersaji plus minuman dan kudapan , sebagai penganan
yang kurang sehat , dan bikin badan jadi kurang fit.
Yuyun, si nyonya rumah cuma senyum simpul dan menghela nafas
panjang saja.
Beberapa hari kemudian , saya bertemu dengan Yetty , sahabat
dekat Diana.
Berbasa-basi sekedarnya dan langsung Yetty bercerita :
“ Memang betul , orang jangan terlalu mengandalkan
barang-barang instant bikinan pabrik.
Ternyata ada beberapa yang memang
ternyata kurang baik akibatnya bagi badan , bahkan menyebabkan sakit parah.
Orang juga harus memperhatikan lingkungan hidupnya ,
tetapi,…ah , jangan kelewat drastis to ,
Diana sekarang
malahan fanatic benar , heran aku. Kau pernah ketemu dia sekarang ? “ ,
Yetty bertaya, … saya menggeleng.
Sejak pertemuan terakhir itu, saya memang belum pernah
ketemu dia.
“ Hidupnya sekarang benar2 back to nature, aku khawatir dia
kebablasan, kita kan
hidup di jaman millineniun, bukan di jaman limapuluhan atau seratus tahun yang lalu.
Kita juga hidup dikota besar, bukan ditengah hutan belantara
atau alam liar.
Sepertinya dia keterlaluan “ , Yetty seolah malah bingung
sendiri.
“ Keterlaluan ? “ saya kurang faham.
“ Ya , dia sekarang betul2 back to nature, hidupnya persis
Tarzan., segala makanannya direbus dan dipanggang diatas arang.
Make up ditinggalkan sama sekali , kemanapun jalan kaki.
Ehem,.. jangan2 dia
menukar mobilnya dengan kuda,…? “ , Yetty seolah geli , kemudian kelihatan dia
berpilir.
“ Aku rasanya kok jadi sedih melihat dia, tampaknya kurang
terawatt, kayak orang nglakoni (
menjalani ritual tertentu : Jw ) , aneh rasanya “.
“ Apa karena kita belum biasa saja melihatnya ? “ , saya berkomentar.
“ Ya, mungkin saja, …tapi rasanya gimana ya, apa enggak
frustrasi dia lama-lama , dia kan
menentang arus ? “ , Yetty seolah bingung , Diana itu sahabat
akrabnya.
Kami berdua saling pandang, menghela nafas , tidak mengerti.
Semoga Indonesia
bisa menata lingkungan hidup lebih manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar