![]() |
Lilin Cinta ?. Gambar:kayatra.blogspot.com |
Saya tergelitik dengan tanya seorang sahabat.
Bolehkah kita punya filosofi Lilin dalam bercinta ?
Artinya berkorban untuk kebahagiaan fihak lain ?
Setahu saya sahabat itu punya pribadi baik , keluarga baik
dengan pendidikan dan karier bagus.
Tetapi sepertinya masih lugu
,… dalam cinta.
( koreksi kalau
keliru ).
Saya ingin jawab pertanyaannya :
Cinta itu memang sukar untuk di difinisikan, banyak yang
mengartikan aneka ragam.
Meski masih bertanya-tanya , atau di-pas2-kan dan dengan
variasi berdasarkan pengalaman perjalanan hidupnya.
Menurut Eric
Fromm : The art of loving.
1. Knowledge ---> pengetahuan.
2. Care ---> peduli
3. Respect ---> rasa
hormat.
4. Responsibility ---> tanggung jawab.
123 -- kita jalankan
kalau kita sedang menjalani suatu relationship dengan si dia.
Dari awal kita harus belajar saling berbagi, harus terus
terang, give and take.
Juga saling terbuka ,kenali keluarga dan teman sahabatnya, jangan
seperti membeli kucing dalam karung nantinya,
ter-kaget2 usai bulan madu.
Kita bisa menimbang, cocokkah kita dengan dia.
Kalau sudah klik, melagkah ke jenjang lebih serius,merancang
masa depan.
Saya harapkan, meskipun sedang mabuk kepayang,jangan melupakan
logika –otak harus tetap ada di kepala- biar saja Agnes Monica bilang : - Cinta
itu kadang tak ada logika.
Kemudian kalau sudah menikah , … nah , ini dia.
Katanya konon perasaan menggebu itu akan meredup ,… hehe , ada yang bilang 6 bulan.
Atau paling 2 tahun – what ever pokoknya gitu deh.
Dan sampailah kita pada poin yang ke 4 (empat) , suatu
tanggung jawab didepan mata.
Paling berat, karena ada beban ( berat) yang harus disangga.
Yaitu menjaga keutuhan keluarga dalam segala aral yang
melintang.
Seharusnya ini bisa terasa ringan, jika ditanggulangi bersama, saling bahu membahu.
Balik kepertanyaan asal, menjadi seperti filosofi lilin, berkorban.
Kalau kita terus harus jadi lilin, artinya terus harus
berkorban, ngalah , tak berkutik, terpojok, … dan menjadi lumer seperti lilin --- wah .
Kita manusia, pasti punya nurani, harga diri dan juga
egoisme pribadi
Cacing aja akan menggeliat klo diinjak lho , apalagi kita
manusia biasa.
Suatu kali akan memberontak , lepas dari “penjajahan” yang
kita pilih sendiri.
Pasti juga ,… kita … punya
rasa punya hati , kayak kata Candil , rocker itu … hehehe.
Yah, … mana tahan ?
Kalau ada suatu keterpaksaan
? , … mmm … tanya pada hati nurani anda yang paling dalam.
Saya ingin ingatkan, kita boleh dan di hargai menjadi
seperti lilin.
Berkorban untuk orang lain, kalau ada suatu misi
kemanusiaan.
Seperti jika ada gempa bumi , gunung meletus ,banjir atau
bencana lain, mungkin waktu ada perang ?
Di “ medan”
seperti itulah kita patut menjadi lilin dengan misi kemanusiaan yang tinggi.
Tetapi kalau untuk cinta,… enggaklah.
Disitu harus ada
knowledge , respect ,care juga
tanggung jawab yang harus kita tanggung , pikul dan jinjing bersama, demi
kebahagiaan bersama pula.
Tetapi, tetap saja, setiap manusia berhak untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
Tentu saja dengan resiko, konsekwensi dan tanggung jawabnya
sendiri pula.
Tulisan ini ditujukan baik
bagi pria maupun wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar