![]() |
Bukan Korean,tapi sama saja.Gambar:ngunik.blogspot.com |
Pernah dengar dongeng
Klasik Korea – Yun Ok , kisah tentang wanita bijak , isteri yang
feminin dan lembut ?
Ceritanya menarik dan mungkin bisa jadi sari tauladan bagi
wanita, isteri dan ibu.
Nanti kita cari benang merahnya , setelah membaca dongeng
dibawah ini :
Diceritakan ,Yun Ok ini seorang isteri yang sedang
kebingungan ,karena kelakuan suaminya. Dia kemudian meminta nasihat ke seorang
yang pintar dan bijak.
“ Saya datang mohon
pertolongan , wahai orang pintar dan
bijak , ingin meminta nasihatmu yang …
“, diapun berceritera bahwa dia amat
mencintai suaminya , seorang perwira militer kerajaan.
Selama tiga tahun
sang suami pergi ke medan perang , dan
sekembali dari tugasnya , perangainya amat berubah , ia menjadi kasar , pemarah
, juga kepada dirinya.
Ia juga tidak mau bekerja, sawah ladangnya dibiarkan
terbengkalai , sehingga keluarganya terlantar.
Mungkin orang bijak itu bisa memberikan sesuatu ( jampi-jampi ), agar si suami itu bisa
kembali seperti sediakala dan berbuat baik mencintai isteri dan keluarganya
lagi.
Orang pintar itu menjawab : “ Cabutlah
sehelai kumis harimau yang masih hidup
, agar saya bisa membuatkan reramuan yang kau minta “.
Yun Ok bingung sekali , mencabut kumis harimau hidup , bagaimana bisa ? , tetapi ia amat
mencintai sang suami , apa akal ?.
Demikianlah , dia –pun mendatangi kesebuah perbukitan di
gunung, tempat harimau itu hidup
bersarang.
Ketika dilihatnya macan itu sedang berbaring didepan gua, diapun
memanggil harimau itu dengan lembut
sambil menyodorkan sebungkah daging ,
tetapi macan itu tidak mau bergerak dari tempatnya.
Setiap malam dia datang ketempat harimau itu dan melakukan hal yang sama , tetapi macan
itu diam seperti biasa, hanya setiap kali dia datang , dia maju selangkah dari
semula , sehingga dia makin dekat dengan
harimau itu.
Walau macan itu tidak mendatangi Yun Ok , tetapi
lama-kelamaan, dia sudah terbiasa dengan kedatangan wanita itu.
Sehingga suatu saat Yun Ok sudah amat dekat dengan harimau
itu dan terlihat harimau itupun bangkit dan mendekati dia , saling
mendekat , berhadapan , mereka bertatapan , … dibawah cahaya
bulan temaram . ( maklum ini dongeng ,… harus lebay )
Besoknya kejadian itu berulang dan si harimau mau menerima
uluran daging dari tangan Yun Ok , diapun sempat mengelus si harimau yang diam
saja tidak terganggu.
Ketika mereka sudah akrab,suatu hari Yun Ok berkata pada
harimau itu , bahwa ia ingin minta/mencabut kumis harimau itu.
Diceriterakan kumis harimau itu didapat dan sang harimaupun
tidak marah.
Yun Ok pun cepat-cepat menyerahkan kumis harimau itu pada Orang pintar dan bijak, setelah diterima kumis itu
dibuangnya diperapian.
Yun Ok heran dan tidak mengerti , tetapi orang pintar itu
mengatakan : “ Apakah suamimi lebih ganas dari harimau ? , apabila kamu sudah bisa melunakkan hati
macan yang ganas itu dengan kelembutan dan kesabaranmu , … berbuatlah serupa
pada suamimu, diapun akan menuruti setiap permintaanmu “ , Yun Ok baru sadar
dan mengerti makna semua permintaan
orang pintar dan bijak itu.
Ceritanya sudah tamat sampai disini ,tetapi saya ingin
mencari benang merah dari ceritera ini secara utuh.
Biasanya wanita identik dengan sesuatu yang lembut , indah
dan sabar.
Lembut bukan berarti loyo atau pasrah
Sebab kelembutan itu
merupakan perpaduan antara beberapa sifat yang baik , yaitu pengertian , murah
hati , sympati, empati , suka memaafkan, kesabaran , kasih sayang dan tahan
terpaan gelombang kehidupan , tahan godaan dan masih banyak yang lain.
Kadang juga dikaitkan dengan kecantikan, tetapi dalam artian
kecantikan sejati :beauty is the mark GOD set on virtue , bahwa kecantikan
terletak pada keluhuran budi/kebajikan seseorang yang diberikan oleh Tuhan YME.
Sehingga semua membentuk hati dan jiwa wanita.
Sepertinya sifat2 itu amat “ keibuan”, sehingga oleh
pengarangnya, diharapkan seorang wanita, seorang isteri mempunyai sifat luhur layak bagai sifat seorang ibu.
Benarkah harus seperti itu ? , kalau dipikir kelanjutannya –
ini pikiran saya sendiri – laki-laki itu tetap ingin diperlakukan seperti “
anak “ oleh isterinya –kah ?
Mereka tetap ingin dianggap seperti bocah
manja , seperti kisah dongeng “ Peter Pan “ , yang tidak pernah mau menjadi dewasa. ?
Apakah memang seperti
itu ya ?
Caprib ( Catatan
Pribadi ) :
Seorang Ibu bukanlah orang untuk tempat bersandar , tetapi
seorang Ibu adalah orang yang menyebakan bersandar tidak lagi diperlukan.
(
Dorothy Comfield Fisher )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar