![]() |
Tetap semangat.Gambar:republika.co.id |
Salah satu kerabat saya jatuh sakit parah, sehingga harus
masuk rumah sakit , suatu komplikasi diabet yang serius.
Waktu menengok di Rumah Sakit, dia lupa-lupa ingat dengan
saya, sehingga komunikasi terbatas.
Padahal dalam kekeluargaan kami cukup dekat dan akrab.
Beberapa waktu yang lalu, saya menengok kerumahnya , dia
kelihatan sudah setengah pikun, bahkan dia bertanya-tanya melihat anak saya
yang sudah begitu gede.
Seingat beliau anak saya masih bocah cilik , padahal itu sih
sudah lebih dari 30 tahun lalu , berarti ingatan nya mundur begitu jauh.
Aduh, rasanya saya tidak ingin jadi seperti itu, … maaf ,sepertinya agak bloon,… padahal umur beliau hanya sedikit lebih tua dari
saya.
Waktu control bulanan ke Rumah Sakit, saya sempat mendatangi
psychiater dan menanyakan cara untuk menanggulangi jangan sampai otak saya
cepat luruh dan menjadi pikun.
Faktor usia dan juga karena saya pernah jatuh sakit cukup
parah menjadi pertimbangan yang serius.
Oleh dokter disarankan antara lain , olahraga ringan, pola
makan seimbang, gaya
hidup sehat dan harus ada aktifitas otak yang tetap dijalankan.
Saya sudah pensiun dan lebih terbatas lagi karena saya harus
menjaga kesehatan lebih ekstra.
Anak saya menyarankan agar saya ber-internet , disana banyak
pengetahuan yang berguna dan mungkin bisa tetap berinteraksi dengan
teman/sahabat atau keluarga, meski hanya maya , karena dilakukan cuma via
internet.
Kira-kira 2 tahun yang lalu, saya diajari anak saya main
computer, dan saya mulai terkagum-kagum dengan kotak ajaib itu.
Pertama saya suka bejeweled atau main game gampang, sekedar
untuk berbiasa-ria.
Setelah lanyah/terbiasa , saya baru ingin mencari teman
diluar.
Beberapa teman/sahabat atau kerabat/keluarga yang saya kenal
dan sepantaran dengan saya, semua
menolak – ngapain , sudah
ngoperasinya ribet , dan itu kan mainannya anak muda
– kurang kerjaan banget sih kamu.
Saya kemudian masuk di FB , bertemu dengan beberapa teman
baru dan beberapa ada yang nyambung.
Karena kepingin meluaskan pertemanan, saya masuk ke situsnya
Oprah Winfrey dan Rachael Ray, yang acaranya sering tayang di teve , dan disitu
saya agak kepentok.
Beberapa sahabat memang saya dapat,tetapi scam dan juga spam
saya terima.
Beberapa sahabat luar mulai menyapa, dari nenek-nenek tua
juga kakek sampai pemuda bule Australia
20 tahunnya yang mengirim fotonya yang sedang selancar.
Padahal di FB, saya mencantumkan hari/tanggal lahir plus
tahunnya , jadi mereka tahulah kalau umur saya sudah 65 tahun waktu itu.
Kemudian , … nah ini dia , tiba-tiba saya disapa yang
mengaku seorang Jendral USA (?),dan tertarik dengan saya dan ingin datang ke
Indonesia., di foto-nya ada bule ganteng setengah baya dengan rambut putih
perak,beruniform militer , duduk di meja tulis
besar, dilatar belakang bendera2 yang megah.
Ada
pengusaha Mexican yang punya banyak perusahahahaan buesar lagi , fotonya dikirim
terlihat seorang Mexican berkumis bersandar di kapal pesiarnya ,…
Masih banyak yang lain dengan segala trik dan lagaknya untuk menarik “hati” saya, …
ada-ada saja.
Kadang saya pengin menggodanya dengan : … ini lagi main di
film apa, sir ?, tapi enggaklah , saya
ingat saran mbak Aridha, - gunting saja bunda !
Sebenarnya saya sudah diberi tahu anak saya kalau itu
Nigerian Spam, penipuan , karena dia sendiri ternyata juga banyak dikirimi
model begituan, bahkan lebih dahsyat.
Saya pernah menulisnya beberapa bulan yang lalu tentang Nigerian Spam ini.
Saya tidak suka dengan “sahabat” semacam itu , dan akhirnya
saya menemukan Kompasiana. Mungkin disini saya baru klop. , saya bisa bercanda,
bersahabat dan saling belajar.
Sayangnya rekan sebaya, seumuran dengan saya sulit
ditemukan, hanya satu dua, lainnya anak-anak muda yang berumur sekitar 30
tahunan.
Pria dan wanita muda seumuran itu dengan berbagai perangai
yang semua saya anggap menyenangkan , menarik dan bermanfaat.
Bahkan di Kompasiana ini , saya bertemu dengan 2 sahabat
yang rasanya bisa saya anggap seperti anak sendiri.
Yaitu mbak Aridha Prassetya yang cantik dan pasti semua
sudah mengenalnya, yang seorang lagi mbak Romana Tari ( Bidan Care ), yang
keduanya sama cantik dan terkenalnya di Kompasiana ini , saya merasa beruntung
bertemu dengan dua “ anak “ saya yang hebat ini.
Sahabat yang lain pasti juga sama hebatnya dan selalu bisa memberi
masukan yang berharga bagi saya.
Sehingga otak saya terus
bisa bekerja,tidak menjadi pasif dan cepat luruh.
Kadang saya bisa ketawa sendiri, - betul ketawa geli dengan
canda segar yang mereka sering lontarkan.
Hal itu,disamping memang diantara kami semua ada benang emas
merah yang mengikat, -kami tertarik menulis- juga bisa merupakan amunisi bagi
otak saya agar saya tidak cepat pikun dalam menjalani sisa-sisa hidup saya.
Terima kasih dari hati yang tulus bagi semua sahabat di
Kompasiana .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar