![]() |
Sumber Gambar: www.kaskus.co.id |
Pertanyaan :
Saya seorang nenek, umur 59 tahun, sudah 8 tahun menjanda. Anak 3 orang, sudah menikah semua. Saya hidup
dirumah sendirian ditemani seorang kemenakan dan 3 gadis yang mondok, semua
kerja.
Hidup sebagai pensiunan, kadang kiriman anak diluar, juga
uang kost, rasanya sudah cukup. Kegiatan saya selain ngurus anak kost
sekedarnya – mereka makan diluar, ada pembantu,
hanya aktif dikegiatan perkumpulan keagamaan yang saya anut, rasanya
sudah tentreram
Entah bagaimana, tiba2 saja saya dipinang oleh seorang duda,
umur 64 tahun, yang meminang justru anak2 duda itu.
Pak duda itu dahulu rekan suami almarhum, kenal baik dengan
kami sekeluarga. Kehidupan keluarga itupun baik dan terhormat, anaknya juga
sudah “jad orang” semua.
Saya sebenarnya segan dan malu jika harus nikah lagi, memang
tidak pernah berpikir untuk menikah. Rasanya aneh jika punya suami lagi.
Umur saya kan
sudah lanjut, apa yang diharapkan dari perkawinan seperti itu ?
Herannya anak2 sayapun, merekapun saling berhubungan dengan
anak duda itu, amat setuju jika saya menikah lagi. Agar ada temannya dan
terpandang, itu alasan mereka.
Ibu, saya sebenarnya tidak merasa kesepian, dan tetap
terpandang, meskipun tanpa suami.
Suami saya dahulu juga merupakan pejabat tinggi didaerah
kami, apakah nama saya tidak jatuh jika tiba2 saya nikah lagi ? Mungkin jika
masih agak muda masih bisa dimaklumi, tetapi dengan umur sekian ? Bagaimana
pendapat ibu tentang keadaan saya ini ?
Pak Duda itu juga
kadang datang, nilpon dsbnya, tapi saya kok rasanya tidak “klik”,..pasti ibu
mengerti maksud saya.
Saya memang masih suka dandan, merawat diri, juga olahraga
ringan, sesuai petunjuk dokter, sehingga penampilan saya kelihatan lebih muda
dari umur saya yang sebenarnya, saya juga masih suka bercanda dan beramah tamah
dengan sanak kerabat dan kenalan juga tetangga. Tetapi itu bukan berarti saya
masih ingin menikah atau menarik hati pria lagi, saya rasanya sudah nyaman dan
bisa menekuni hobby sederhana saya.
Swandari’s Mind :
Saya kira ibu sudah bisa menentukan jalan hidup ibu sendiri.
Umur yang matang, pengalaman juga sudah
beragam, saya kira ibu pasti cukup bijak untuk menentukan langkah.
Jika ibu sudah tidak
memerlukan seorang pendamping, ya untuk apa menyusahkan diri, menikah
lagi ? – Apa betul punya suami itu malah bikin susah ?
Mungkin saja maksud putra/i pak duda dan putra/I ibu itu
baik, barangkali di usia senja ibu, mereka merasa ibu masih perlu berbagi suka
dan duka dalam hidup dengan seseorang yang sebaya.
Barangkali jika ibu menikah lagi, pasti banyak bisik-bisk , kan sebuah pernikahan
selalu menarik untuk di bincangkan, umur berapa dan siapapun pelakunya.
Tetapi nama baik ibu tidak bakalan jatuh, karena ibu menikah
dengan orang yang seimbang dengan ibu. Lain lagi jika pasangan ibu berbeda
jauh, dalam hal martabat dan usia.
Saran saya, jika ibu memang sudah bahagia dengan keadaan
sekarang dan sudah tenteram, memang tidak usah menikah lagi, bina saja
persahabatan dengan pak duda. Orang mestinya akan merasa bahagia jika punya
banyak sahabat.
Hidup ini bertambah indah dan menggairahkan, biar awet
muda bu,…oh, salah, maksud saya biar
awet tua dengan cantik, itu maksud saya.
Salam hangat saya.
Swandari’s Mind :
Bercanda dalam pernak-pernik Cinta dan Berbagi Hati dalam
Warna-Warni Kehidupan.
Caprib :
Cintailah Tuhanmu, dan Ia akan tinggal denganmu. Taatilah
Tuhanmu dan Ia akan memperlihatkan rahasia kebenaran yang sejati. (NN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar