Pakai daster dikamar tidur. Gambar:okezone.com |
“ Heran aku, bagaimana sih maunya wanita
itu ? ,
nanti dikira babu nggak mau “,
dia menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti.
“ Habis,…tiap hari tak henti2-nya membersihkan rumah,
segalanya diurus . Didapur teruuuus, melayani kehendak seisi rumah . Susahnya ,
kalau malam hari , masuk kamar tidur ,
terus ngorok . Dipikir aku ini apanya ,….majikannya ?. Haah , apa lagi
itu kalau namanya bukan…babu? “ dia tergelak jengkel.
“ Ya,…lalu apa kurangnya ? “, tanyaku heran kurang mengerti.
Pria itu memang selalu aneh-aneh saja.
“ Kau ini, … aku kan tidak
cari babu waktu ngawini Mieke , aku kan cari
is-te-ri” , kata mas Antok tandas.
Mas Antok, sepupuku itu , baru saja bersitegang dengan
isterinya , mbak Mieke.
Persoalannya , jika dipandang dari sudut “ orang luar “ ,
memang rasanya mengada-ada, bahkan barangkali kurang difahami oleh kaum wanita.
Mbak Mieke yang sebetulnya patut diangkat jadi isteri
teladan, tetapi rupanya untuk jaman
emansipasi ini sudah tidak up-to-date lagi.
Hobbynya memang penuh kewanitaan ( … tapi jadul ).
Suka masak, bikin kue , membersihkan seisi rumah dengan
segala seginya.
Rumahnya teratur rapi,
bahkan kelewat rapi menurut pendapat saya.
Tidak ada secuilpun kotoran berceceran dirumahnya , ataupun
sesuatu yang menceng/melenceng dirumahnya.
Semuanya bersih/kinclong , rapi dan teratur rapi.
Pernah saya kerumahnya, mbak Mieke sedang “ melantai “ ( ngepel = membersihkan lantai )
rumahnya, yang kelihatan sudah mengkilat.
Tahu ada saya , dia malah ngomel ( tentunya tidak pada saya ) :
“ Sorry …, sebentar
ya , - ini lho tadi , pembantu-pembantu goblok , masak ngepel saja enggak becus
! “ , sambil tetap melanjutkan kerjanya.
Saya jadi salah langkah masuk dalam rumahnya dengan memakai
sepatu , meskipun dia melarang untuk mencopotnya.
“ Jika dirumah, aku malah seperti diruang operasi saja “ ,
mas Antok buka suara lagi.
“ Ruang operasi ? “, tentu saja saya heran.
“ Iya, apa2 selalu diatur , teratur. Bahkan abu rokok yang
tercecer sedikit saja, bikin seisi rumah ribut. Rumahku persis seperti ruang
operasi,…bersih, rapi, teratur dan…steril. Bau karbol terus ,…nanti dulu … “,
dia menyetop saya yang mau tergelak.
“…. ditambah dengan jururawat galak yang ngomel sepanjang
hari, dan dengan…. seragamnya yang itu-itu saja , tidak pernah ganti, sang
daster , itu-itu saja, … coba, siapa nggak bosan ? “ , saya tidak jadi tertawa.
Saya lalu teringat ,
pada waktu ada salah satu tokoh organisasi wanita pusat yang datang kekota
saya.
Selain persoalan organisasi, pengarahan beliaupun sampai
pada bagaimana seyogyanya sikap seorang isteri yang baik.
Disebutkan agar benda satu itu ( daster kummel itu ), jangan terus menerus
melekat dibadan, menempel terus dibadan dan dibawa kemana-mana, sampai kekamar
tidur , atau malah dibawa sampai keluar rumah.
Seorang suami yang beraktifitas diluar rumah , dikantor ,
dijalan , pasti banyak menjumpai wanita2 yang selalu bersolek , cantik dan
wangi.
Sesampai dirumah, , pasti kehilangan seleranya “ segala
selera “ , jika setiap waktu, berhari , minggu , melihat “ benda “ itu menempel
, melekat dan dibawa kemana-mana oleh isterinya, bahkan sampai kekamar tidur.
Dan kabarnya pria akan cari –cari seribu satu alasan untuk menyudutkan wanita
jika kebosanan itu sudah mulai melandanya.
Dan biasanya sang isteri baru sadar, jika keadaan sudah
terlambat.
Sang suami sudah kadung mulai lirak-lirik dan senyam-senyum
pada yang lebih segar.
“ Tapi kau kan
harus sportief,, sebaiknya mbak Mieke diber tahu dong ! “ , saya mengusulkan.
Mas Antok berpikir sejenak , sepertinya jengkel.
“ Dia kan
orangnya sensitive , kalau diberi tahu , dia tersinggung dan pasti bertengkar.
Jadi mestinya dia harus bisa mengerti sendiri . Orangnya
juga nggak mau kalah, selalu merasa paling benar ! “ , dia berkata seolah menegaskan.
“ Kamu kira dia dukun
, ngerti semua apa yang kau mau ,
tanpa kamu bilang ? “ sayapun berkata menegaskan maksud saya.
Dia memandang saya tajam
: “ Pokoknya aku sudah bosan ! ‘ mas Antok berkata tegas.
“ Itu namanya kamu egois ! “ sayapun berkata tegas.
Serba repot memang jadi wanita ya ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar