Gigolo dan tantenya. Gambar:berita-komunitas.blogspot.com |
Kami langsung menuju ke pakaian pria.
Saya ingin membeli kaos sport untuk anak saya , kebetulan Umi , rekan saya itu , juga mau
mbelikan kaos untuk anaknya .
Sambil menenteng sebuah kemeja sport yang fantastis , Umi berbisik
: “ Eh ,kamu masih ingat siapa
madam didepan itu ? “ , saya tidak
mengerti .
Dengan matanya dia memberi isyarat, agar saya melihat ke
suatu sudut.
Mata saya nyelonong kesuatu sosok yang menarik , diseberang.
Wanita itu setengah baya , berpenampilan “ wah “.
Blazer coklat lembut menutupi blousenya yang bermotif bunga
kecil2 kecoklatan aneka warna . Celana sammy
baggy senada blazernya serasi sekali.
Tasnya coklat dan ditangan , saya lihat ada BB warna
senada..
Beberapa assesories melengkapi busananya yang sudah apik itu
, manis sekali.
Kelihatan lagi asyik memilih kemeja pria lengan panjang yang
bagus.
“ Anak muda itu gigolonya ! “ , bisik Umi lagi.
Mata saya makin tajam mengawasi dua mahluk unik dan menarik
itu.
Saya ingat beberapa waktu lalu, saya dan Umi sempat
mengikuti suatu seminar.
Dan madam itu kelihatan sibuk sana-sini , termasuk
panitianya , mengurus ini dan itu.
Karena dia kelihatan selalu tampil, jadi banyak peserta
seminar yang bertanya-tanya termasuk saya.
Siapa sih sebenarnya dia ?
“ Ah , masak nggak pernah dengar ? , dia kan …… “
, seorang peserta disamping saya berbisik dan menyebut sebuah nama.
Saya merasa ketinggalan jaman sekali, karena memang belum
pernah dengar nama itu dan saya menggeleng.
“ Dia kan
lulusan …… ( menyebut sebuah Universtas terkenal diluar ) , dia itu
pemilik,,,,, ( menyebut sebuah usaha ), …tetapi yang lebih hebat dan istimewa adalah….” , dia mengacungkan jempolnya dan
saya lihat matanya mengerling dengan jelinya.
Genit juga nyonya muda disamping saya itu, jadi makin penasaran pengin tahu .
“ Dulunya sih dia memang sudah nikah , tapi kemudian cerai.
Temperamennya gitu sih.
Sekarang setelah sukses, katanya dia selalu punya staff yang terdiri dari
pemuda2 ganteng.
Dan dia bisa memilih salah seorang anak muda itu untuk
selalu menemaninya, …ehemmm , dalam apa saja
“, nyonya muda itu tersenyum penuh arti dan mendecak.
“ …… dalam hal apa saja
? “ , saya menegaskan.
“ Ya, apa saja ! “ ,
dia memandang saya , meyakinkan.
“ Kok kamu jadi ngalamun ? “, terasa lengan Umi menyikut
lengan saya.
Kami langsung ke kasir, dan ,..ketemu lagi dengan madam yang
menarik itu.
Ketika mendekat tercium bau parfumnya yang lembut.
Dia sekilas memandang kami, dan mengangguk , senyum ragu ,
seperti mengingat-ingat.
Kamipun mengangguk dan senyum, tetapi sepertinya dia tampak
seolah menghindar.
Saya danUmi-pun seperti cuek , tak memperhatikan , layak
ngomong sesuatu , tetapi mata kami bicara lain,…ada2 aja ya, …hehehe.
Saya lihat madam itu
membayar.
Kemudian dengan anggun beranjak dari kasir , dan seperti
kelinci yang manis, si-pengawal membuntuti dari belakang dengan membawa segala
belanjaan.
Mungkin lagi jodoh, kemana saja kami berputar di mall itu ,
berputar dan naik turun,…ee , kok ya kita selalu ketemu dengan madam dan pengawalnya itu.
Di tempat assesories, ditempat tas dan sepatu , baju2 wanita
, kami yang sekedar window shopping aja , kok ketemu terus
ya, sampai di resto .
Dan Umi selalu saja tengak-tengok dan bisak bisik terus.
“ Apaan sih kamu,
norak banget , kurang kerjaan ya
? , tuh makan pesananmu “ , saya
jengkel.
“ Eh , masak
gigolonya nyuapin si madam lho,…..etc…etc
“ dia tetap bisik2 sambil matanya tak lepas memandang kearah pasangan
itu.
“ Kamu dulu mending jadi detevtive, sesuai bakat , suka
ngintip target “ , saya komentar.
Dia malah ketawa geli, ….
kumat – isengnya kali orang ini.
Tapi kalau dipikir2
siapa ya yang iseng , Umi atau pasangan disana , yang tidak malu2 pamer
kemesraan , disiang bolong dan ditengah orang sebanyak itu ?
“ Wow , nice kiss ,…look at that “ , Umi malah menggoyang-goyangkan tangan
saya.
Aduh ,… iiihh ,terpaksa deh , saya menengok , tergelitik
juga ngeliat,…..hihihi, … tapi kok jadi malu sendiri.
Saya lihat orang2 sekitar juga banyak yang memperhatikan dan
tersipu senyum malu.
Yah, dapat tontonan gratis yang seru deh siang itu.
Memang , disetiap kesempatan, saya lihat si wanita selalu
yang pegang peranan.
Memilih , membayar , menunjuk arah, bahkan sampai memegang
kemudipun dilakukan si madam , dan si kelinci manispun tidak berkutik , monat- manut/menurut saja , sumringah tapi tanpa daya …… ck ck ck , bukan main.
Saya mengelus dada, dan geleng-geleng , kagum campur heran,
…wanita,..kalau sudah kadung mandiri, …bisa kelewat-lewat.
Saya khawatir, jangan-jangan sebentar lagi, para pria, - laki-laki itu
akan mulai melakukan emansipasi , untuk ….. menuntut persamaan haknya ,
….bisa gawat !
=============================================
Caprib ( Catatan
Pribadi ) :
Ambisi itu seperti air laut,
semakin banyak orang meminumnya,
semakin orang menjadi haus.
( Robert Von Hartman )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar