Pasangan nyleneh , komentar ?. Gambar :varius-opinion.blogspot.com |
“ Bener kan ? -
kau percaya enggak , bener aku kan ? “ , tegas tegas seorang rekan berkomentar tentang kematian pak Ratman
beberapa hari yang lalu akibat serangan jantung. Pak Ratman itu berumur sekitar
65 tahun .
Rekan saya itu seorang pengajar disalahsatu fakultas dikota
ini dan termasuk cukup akrab dengan saya serta banyak mengamati kasus-kasus masyarakat yang hangat dan
menarik , terutama yang berkenaan dengan masalah wanita.
“ Pak Ratman sih kelewat menggebu , enggak ingat umur “ komentarnya lagi.
“ Tetapi yah , dasar laki-laki , nafsu besar , … hihi,
tenanganya sih sudah keropos “ , tambahnya lagi sambil ketawa.
Saya ikut ketawa melihat gayanya.
Tragis juga nasip bu Ratman yang masih muda belia itu
ditinggal begitu cepat oleh suaminya.
Pak Ratman itu salahsatu warga yang baik di daerah saya.
Orangnya ramah , rendah hati dan setiap warga selalu welcome jika minta bantuan
dan pertolongan dari dia.
Bu Ratman sudah meninggal kira2 4 tahun yang lalu – kemudian
pak Ratman menikah lagi dengan seorang dara 20-an tahun , dari suatu kota kecil.
Kami sewarga RT sempat datang di pesta pernikahan yang cukup
ramai dan ada gossip bila pernikahan itu
berlandaskan suatu transaksi keuangan yang cukup besar.
Saya lihat “ mertua “
pak Ratman – pun lebih muda dari beliaunya.
Jadi status pak
Ratman betul2 seorang duda tajir, bonafit , cukup segar , awet muda meskipun umurnya sudah 62 tahun.
Sedangkan Nanies ,isterinya adalah seorang dara duapuluhan
yang muda , cantik dan santun…. Ckckck – bukan main.
Saya dan suami kadang geli dan juga kagum , jika
memperhatikan “ dua sejoli “ itu.
Sering kami bertemu pada pertemuan kampung atau pesta-pesta
, terlihat betapa mesra hubungan pengantin baru itu.
Geli juga melihat perbedaan umur mereka yang begitu besar ,
layak seperti bapak dengan anaknya (
cucunya ? ).
Lebih-lebih bila bertemu dipagi buta, di acara jogging dan
jalan santai , kami lihat pak Ratman tua itu pontang-panting memang ingin selalu mengimbangi isterinya yang
masih belia dan kinyis gesit itu.
“ Kita kan
nggak pernah dengar pak Ratman sakit jantung ya ? , kelihatannya sehat-sehat
saja selama ini ? “ kata Tien rekan saya
itu lagi..
“ Ya , barangkali sudah sampai disitu saja umurnya, mati dan
hidup itu ditangan Tuhan , bawel amat sih kamu , apa urusanmu ? “ bantah saya , dia malah ketawa ngakak.
“ Iya sih , tetapi melihat kenyataan2 yang terjadi – saya
sudah hampir memastikan , jika seorang laki-laki yang berumur sekitar 60-an dan
menikah dengan wanita duapuluhan, paling
lama 3 tahun saja si kekek pasti sudah game
“ sergah Tien lagi.
Dan kemudian untuk lebih meyakinkan teorinya , dia menyebut
beberapa tokoh , orang2 terkenal yang bernasip sama.
“ Kamu kayak propessor kehilangan kacamatanya ,… bingung dan
kurang kerjaan “ saya sergah lagi dia.
“ Atau kalau enggak, ya si perempuan akan selingkuh ,lari
dengan pacar yang masih sepantaran dengan dia , kamu ingat …. ( menyebut suatu
nama terkenal ) “ , ya, saya ingat cerita itu. Saya cuma bisa garuk2 yang tidak
gatal saja.
Tetapi mungkin saja hal itu disebabkan oleh banyak sekali
perbedaan antara mereka berdua . Emosi dan daya tahan rupanya merupakan
perbedaan yang sulit ditanggulangi.
Ibarat balapan mobil, mobil tua keluaran 50-an- limapuluhan
, memang bukan tandingan mobil tahun 90-an-sebilanpuluhan.
Kalau dipaksakan untuk racing ,… akibatnya berantakan tuh yang sudah keropos ditengah jalan , saya jadi ketawa juga .
“ Iya kan ? , jadi pernikahan itu sebaiknya sebanding
pelaku2-nya – seimbang dalam pendidikan, status social , emosi dan umur- klo
perbedaannya terlalu besar dalam hal2 itu, pasti terjadi kepincangan dalam
keluarga itu - enggak nyambung “ diapun
tidak mau kalah.
“ Mmmm ,… tumben kok
kamu pinter , … hehehe, biasanya bloon “
saya goda dia.
“ Coba , kalau besar perbedaan dalam pendidikan, status
social dan emosi, mungkin masih bisa ditanggulangi , tetapi kalau dalam perbedaan umur ,… wah, gawat bisa game point “, dia ketawa.
Ada-ada saja teorinya , tapi apa betul begitu ya ? , butuh penelitian lebih lanjut kayaknya.
Capprib (
Catatan Pribadi ) :
Engkau dapat melupakan dia , yang pernah bersamamu tertawa
, namun tidak akan dapat melupakan dia
yang pernah bersamamu berurai air mata.
(
Kahlil Gibran – Pasir dan buih ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar