![]() |
Gambar:www.dewong.com
|
Kebetulan saya gampang dalam mendapatkan jodoh.
Kebetulan juga orangnya cukup gagah –ganteng ( .. klo
diteropong lewat sedotan dari Jembatan SuraMadu … ) , kebetulan dari keluarga
baik2 , kebetulan orangnya berkepribadian baik , kebetulan kariernya lumayan dan
kebetulan hubungan ini atas kehendak bersama … kok banyak kebetulannya ya ? , … hehehe.
Nggak ada cerita yang simpang-siur seperti di sinetron ,
atau drama berantem/gontokan bahkan tangis2 bombay. Semua biasa-biasa saja dan mulus .
Sampai akhirnya dia harus tugas di Jakarta
, untuk suatu jenjang kariernya dan saya di Surabaya , nerusin kuliah saya.
Agak kepikiran juga ,… dia lho yang kepikiran, bukan saya –
harus GR dong.
Buktinya dia yang ngajak nikah , tapi saya maunya tunangan
saja dahulu.
Kamipun bertunangan dan sebelum berangkat perpisahan itu dia
wanti2 akan kesetiaan kami , mungkin dia tahu kalau saya masih punya stok “ buku-daftar-hadir “ – yang masih bisa
dibuka sewaktu-waktu… ups.
Di airport diapun masih terus dengan rayuan-mautnya – kok
kayak mau berangkat ngorbit ke bulan saja – orang cuma Jakarta-Surabaya saja
kok repot banget.
Sebetulnya dia yang lebih ceriwis dari saya , dari dahulu
saya termasuk gadis pendiam- lebih suka mendengar daripada ngomong-tapi otaknya
nggak diam2 amat kok.
Sehari dua , tidak terasa, karena saya memang biasa sok
sibuk , menjelang hari Sabtu … eh, rasanya ada yang hilang ya – biasanya dia
sering muncul , ada rasa kangen juga dihati ( ketahuan nih ).
Untung ada seorang rekan wanita yang ngajak window-shopping
,dia butuh sesuatu.
Kamipun berjalan-jalan di supermarket besar itu , beli-beli
sesuatu dan mampir disuatu resto langganan mau makan disitu… kok - tiba-tiba
tunangan saya sudah ada duduk disitu sambil senyam-senyum… seneng juga karena
katanya dia kangen banget .
Tetapi lama-kelamaan trik bikin kaget-kagetan seperti itu , menghabiskan ongkos juga.
Dia harus lebih realistis ,bisa bangkrut kalau saban Sabtu
dia ke Surabaya.
Ini mungkin point pertama dari LDR , berat di ongkos.
Bahwa suatu LDR harus dilandasi suatu saling percaya satu
dengan yang lain.
Saya sebenarnya orangnya sederhana , dan percaya saja apa
yang dikatakan seseorang-termasuk pasangan.
Saya malas disuruh mikir macam2 atau ber andai2, terlebih disuruh selidiki gosipnya.
Kalau dia setia ya baguslah , kalau enggak ya gimana lagi ,
ya buka “ pendaftaran “ baru lagi – gitu aja kok repot.
Padahal teman2 saya pada jungkir-balik, selidik sana-sini
dari gossip pacarnya , aneh2 akal dan triknya – kapan2 saya cerita dan tulis
disini.
Kalau tanya saya ? ,
Kalau saya dibisiki rekan bahwa tunangan lagi diincer cewek lain disono
, atau dihubung2-kan dengan wanita lain ?
Waktu ketemu , saya langsung saja tanya , bener enggak
berita itu ? Untungnya berita itu enggak pernah bener sampai kami menikah.
Kalau toh bener ,… pilih satu atau dua – pilih aku atau
dia -- terserah…. hehehe.
Karena saya ingat akan suatu kata bijak :
Cinta itu adalah hal yang aneh , = jika manusia
menggenggamnya terlalu kuat , ia akan mati , tetapi jika manusia menggenggamnya
terlalu longgar , maka ia akan lari/kabur =
So ? , yang serba sedang dan sederhana serta tidak berlebih2-an paling baik/bijak.
Jadi point kedua dari LDR , adalah saling percaya , menjaga
perasaan masing-masing.
Kemudian , jika kita saling berjauhan , pasti banyak
kekosongan yang terjadi pada hari2 kala sering kita bersama dia.
Kekosongan itu harus kita isi dengan hal yang positip dan
baik.
Saya dahulu , disamping kuliah , masih suka olahraga (
tunangan juga suka olahraga ), juga saya
isi dengan beberapa kursus yang
sekiranya berguna untuk masa depan.
Kursus yang pernah saya ikuti , kecantikan , kuliner dari
kue sampai masakan dan tart, kepribadian , njahit ( ini enggak tamat-kurang
berbakat ‘kale ), interior/ex , dan beberapa yang lain , sehingga waktu saya
habis, tidak sempat bengong atau melamun.
Jadi point ketiga , aktif-lah untuk lebih mempersiapkan diri
menjadi lebih baik dan komplit.
Hubungan saya dengan tunangan baik-baik saja , meskipun LDR
,- atau karena kebetulan ( lagi )
tunangan saya itu pada dasarnya juga orang
baik, hingga sampai ke pernikahan kita 3 tahun kemudian berjalan mulus
dan lancar.
Caprib ( Catatan Pribadi ) :
Kematangan bukanlah suatu keadaan yang dicapai karena usia.
Tetapi ia merupakan perkembangan dari hasil belajar ,
membaca dan berpikir hingga menghasilkan kemampuan.
( Micahael Drury )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar