Rabu, 29 Juni 2011

Sultan Harun Al-Rasyid tiada, Media gantinya

Harun Al-Rasyid versi Indonesia

Didalam dongeng 1001 malam ada kisah tentang Sultan Harun Al-Rasyid.
Kalifah satu ini terkenal karena bijaksana, arif dan adil dalam pemerintahannya.

Rakyat dinegara itu heran, karena Sultan bisa benar mengerti seluk beluk keadaan rakyatnya.
Jika ada pejabat dinegara yang melaporkan keadaan suatu masalah , sang baginda tidak langsung percaya , tetapi kemudian mengerti kalau laporan itu bohong, dimanipulasi atau direkayasa oleh pejabat yang bersangkutan.
Dan pejabat yang suka “ ASS “ ( Asal Sultan Senang ) akan dikenai sanksi dengan pidana yang semestinya.

Semua rakyat mengira kalau sang Sultan itu mempunyai Jin - jin Baghdad yang terkenal disetiap kisah 1001 malam.
Konon mereka makin takut dan amat menghormati kalifahnya, tidak berani berbuat kecurangan atau kesalahan yang sudah menjadi aturan di wilayah itu, karena pasti bakal ketahuan Jin Baghdad .

Tetapi sebenarnya Harun Al-Rasyid mempunyai trik tertentu dalam menjalankan pemerintahannya.
Dia tidak percaya begitu saja dengan segala laporan manis pejabat-pejabat dinegara itu, yang konon suka berbohong untuk keuntungan dan kepentingannya sendiri.

Jadi diam-diam, menurut dongeng, Sultan sering menyelinap pergi malam hari menyamar dan keluar istana, kemudia bercampur dan bergaul dengan rakyatnya., sebagai rakyat biasa.
Sehingga dengan nongkrong santai bersama para penduduk, beliau faham benar dan mengerti kehendak dan kebutuhan rakyatnya serta sas-sus yang beredar.
Kebobrokan para pembantu-pembantunyapun bisa diketahui oleh beliau,


Tetapi itu cuma dongeng, meskipun setelah dikaji, dipikir dan ditelaah, ada benarnya juga dan bisa diterapkan untuk masa kini meskipun dengan cara yang lain.

Seorang kepala Pemerintahan jangan hanya percaya pada segala laporan anak buahnya saja, lebih-lebih jika bawahannya suka “ menjilat “, jadi dia harus turun tangan sendiri untuk mengerti keadaan rakyat yang sebenarnya.

Dan dijaman mbah Google yang canggih ini, seorang Presiden tidak usah repot seperti dongengnya Harun AL-Rasyid, pakai keluar malam-malam menyamar guna mendekati rakyat, dan mengetahui kebutuhan rakyatnya.

Apalagi Indonesia Negara yang amat luas dan besar, pasti ribet jika memakai metode itu, belum beli pesawat Kepresidenan, pasti anggarannya jadi berlipat.


Juga tidak perlu panggil Jin Bhagdad, atau Jin yang lain, Tetapi cukup dengan
M-E-D-I-A, bisa media slektronik atau media cetak.
Sekarang media sudah demikian majunya, dalam hitungan menit apapun yang terjadi dibelahan bumi manapun bisa segera terpantau.

Jangan curiga dahulu jika ada laporan yang kurang berkenan dari kinerja pejabat bawahannya.
Juga jangan medianya yang dicurigai atau malah mau di-block atau dibreidel.


Harus dicheck dahulu, baru mengambil keputusan. Jika suatu media terus menerus melaporkan dan mengulang-ulangnya suatu “ penyimpangan “ itu karena Pemerintah belum juga tanggap dengan laporan itu,


Memang ada media yang sok kebablasan jika mengekspos sesuatu, ini karena untuk menarik pejabat yang terkait, yang menangani masalah itu untuk segera ditangani dengan tuntas. Contoh : Lumpur Lapindo.

Jangan terulang lagi seperti Ruyati, yang sesudah dipancung, baru Pemerintah seperti kebakaran jenggot, padahal media sudah mengulasnya berbulan sebelumnya.

Meskipun hanya dongeng, tokoh HarunAl- Rasyid bisa menjadi inspirasi , meskipun
dengan versi, jaman yang lain tetapi dengan inti yang sama.

Sabtu, 25 Juni 2011

Usul Usil untuk Freez Kompasiana

Bakal datangnya Freez dari Kompasiana, pasti banyak yang menyambut gembira dan antusias.
Tampilan resminya memang belum keluar , tapi mungkin bisa dikira-kira bagaimana bentuknya, mudah-mudahan banyak kejutan , diluar yang dikirakan
dan terbayangkan.

Sebagai kompasianer, boleh dong saya berbagi masukan , urun rembug, punya usul yang sedikit usil , istilahnya kritik dan saran, meski belum lihat tampilan nyatanya.

1.Nama : Freez.
Untuk saya di Surabaya, yang panas, pasti fine-fine aja jika terkena Freez, jadi
panas kena beku, pasti terasa dingin-dingin sejuk nyaman.
Tetapi bagi rekan di Bandung atau kota dingin lainnya, sudah dingin terkena
beku, bisa menggigil atau menggeletar, wah, masuk angin deh.

Usul, namanya yang lebih keren dong.
Terkesan membeku Freez, tidak bias gerak, statis. Untuk nama sebuah majalah
rasanya kurang memikat. ( kalau kapan-kapan jadi majalah atau tabloid )


2 Freez, katanya singkatan dari Free Magazine, yang bakal bisa menampung
segala kebebasan berekspresi bagi penulisnya, ini pasti menggalang minat masyarakat dari segala bidang.
Freez juga bakal memberi honor, wow pasti lebih menantang karena terus terang siapa yang tidak senang bila hasil karyanya dihargai, dipublikasikan dan diberi duit lagi, pasti senengnya double berlipat, saya setuju banget


3 Saya usul, bagaimana jika namanya bukan Freez, Free Magazine, tetapi Fee
Magazine, disingkat FeeMag, kayaknya lebih dahsyat.
Kesannya lebih menggiurkan, lebih menjual , ada kata Fee, karena apa-apa
yang Free seperti kurang diminati, seolah kurang professional, diobral murah.

Kalau Fee, bikin penasaran, pemasang iklanpun tertarik karena akan ada
hitungan uang disitu, yang bakal mendatangkan keuntungan semua.

Mungkin sesudah 6 Juli 2011 dan melihat tampilannya, akan banyak masukan lagi agar Freez (?) tampil .lebih menawan, selamat datang.

PERHATIAN : Freez bukan produk shampoo, meskipun ada iklan shampoo-nya.
Terima kasih.

Jumat, 24 Juni 2011


Kata sahibul hikayat, konon negeri itu terkenal sebagai negeri yang amat indah, makmur, gemah rimpah lohjinawe, tata tentrem kertaraharja … yen ora ana korupsine ( maksudnya negeri yang bukan main itu pasti berjaya, … jika tidak ada korupsinya ).

Terdiri dari ribuan pulau, laut disekitarnya bak kolam susu yang menghasilkan harta karun didalamnya, yang siap dipanen untuk kemakmuran rakyat.
Bisik-bisik penduduk setempat : Daripada ikannya mati tua, dibiarkan saja oleh
pesohor dinegeri itu , tidak diurus, lebih baik diamalkan , dibagikan pada negara tetangganya yang lautnya sempit, hingga suka curi ikan di wilayah negeri itu.
Bukan main, semoga dapat berkah kali ya.

Tanahnya subur makmur, tongkat kayupun bisa tumbuh jadi tanaman.
Juga amat kaya dengan hasil hutan, kandungan tambang yang tak terhingga
Terus dikeruk dan semua digotong keluar negeri,… tapi diam-diam , rakyat cuma bisa melongo.

Penduduknya terkenal amat santun ramahtamah, pemaaf, baik hati dan penyabar, sampai malah terkesan lamban dan bego.
Diluar negerinya, ada lho warganya yang suka digebugin, disetrika, disiram air mendidih, juga dijorokin dari lantai atas, kasihan si Indon.
Malah ada yang akan dipotong tangannya, sudah di pancung kepalanya ( ? ), dipikir mau bikin kambing guling, ya gan ?

Yang amat menarik dari bangsa ini adalah amat menjunjung tinggi falsafah leluhur
yaitu “ Ing ngarso sun tulada, ing madya mangun karsa, tutu wuri, … ayo rame-rame melu anggrogoti, …kalau salah dikoreksi ya, pernah dengar petatah petitih seperti itu kan ?

Juga sifat gotong-royongnya amat tinggi.
Didesa tidak sulit bagi mereka jika punya hajat sesuatu, tinggal pukul kentongan, warga lain akan datang membantu secara gotong royong, meskipun harus ingat bantuan itu dianggap hutang, harus dibayar nantinya.


Dan ini dia, pesohor negeri itu, yang konon orang pilihan, karena dipilih oleh masyarakatnya (?), juga amat menghargai sifat gotong royong ini.
Sampai kalau korupsipun mereka akan gotong royong, bagi-bagi dan tanggung renteng bersama.
Kalau satu ketahuan, yang lain pasti juga kena, mereka wanti-wanti dan amat percaya diri tidak bakal masuk penjara sendirian.
Jika dirasa dikhianati, dia akan “ bernyanyi “ . dengan lantang diluar negeri tentang konser grupnya.
Dan hal itu bisa bikin keder pemburunya, karena ternyata banyak menyangkut nama orang gedean dinegeri mereka - mengerikan !
Oh, negeriku sayang, negeriku malang.

Ini konon lagi, anak-anak disitu sejak SD-pun sudah diajari gotong royong , yaitu nyontek massal – horee lulus … 100 %.

TUHAN, kapan KAU-turunkan jagoan semacam Superman atau Batman dinegeri itu. Atau orang seperti Steven Seagal difilmnya ?

Mbak, mbak bangun, bangun , jangan mimpi kelewat tinggi.
Oh, ternyata cuma mimpi tho -- dongeng 1003 malam, seribu tiga ? Weh, weh, kayak harga CD dikaki lima emperen toko aja, he..he..he
Sayup terdengar lagu Armada “ Mau dibawa kemana, … negeri ini ? “

Kamis, 23 Juni 2011

Stop Lokalisasi , Bom Simalakama

Mulai 8 Juni 2011 diharapkan lokalisasi diseluruh Jawa Timur sudah harus ditutup.
Ini berdasarkan instruksi Gubernur Jawa Timur , dengan alasan untuk mencegah meluasnya AIDS di wilayah itu.

Harapan yang bagus , pasti didukung oleh sebagian besar orang yang berdomisili
didaerah ini, siapa yang tidak ngeri bila ditakuti-takuti AIDS, yang konon belum ada obatnya yang ces-pleng hingga sekarang.

Tetapi, segampang itukah ?, ditutup terus semua berjalan mulus.
Ternyata beberapa kabupaten menolak menutup lokalisasi didaerahnya - kelihatannya
mereka lebih kritis, atau aparat setempat memang benar mengerti tentang permasalahannya dengan betul.

Masalahnya bukan cuma menutup lokalisasi prostitusi saja, tetapi akan banyak dampak yang bakal terjadi dan mereka harus mencarikan solusinya yang tidak gampang dan tidak sepele.

Saya pernah diajak oleh salah seorang aktifis perempuan kedaerah lokalisasi
yang terkenal di Jawa Timur.
Setelah bla bla bla. kami mendapat penjelasan dari salah seorang penguasa didaerah itu, bahwa seorang PSK tidak akan tahan lama disatu tempat, mereka pasti di rolling ketempat lain, karena pelanggannnya pasti bosan dengan yang itu-itu saja. “ Pelanggan itu kan Raja “ katanya dengan dua jempolnya.
Sepertinya PSK dianggap layaknya barang dagangan saja, yang bisa dibuang atau diganti , bongkar pasang sanasini sesuai dengan hasrat keinginan pelanggannya. Menyedihkan.

Didaerah Malang terdata ada 5 lokalisasi besar, SumberPucung, Gondang Legi, Kepanjen, Wonosari dan Kromongan. Dan tercatat ada 700 PSK dengan pelanggan
12.600 orang. Dan saya pastikan ada lebih banyak lagi diluar sana yang tidak terdata., PSK maupun pelanggannya.

Jika kemudian ternyata lokalisasinya jadi ditutup dan penghuninya dibawa kepanti
rehabilitasi untuk diberdayakan, apa yang bakal terjadi dengan para pelanggannya ?
Orang-orang yang mempunyai temperamen sex dan hasrat yang tinggi, kelainan sex, perilaku liar dan nylenah, dimana mereka melampiaskan hasratnya ?
Mereka akan mencari tempat lain, kalau tempat lain tutup, mereka akan merambah ketempat yang seharusnya tidak layak , terlarang untuk dimasuki.


Karena predator sex ini bukan cuma preman yang jelas tampak kasad mata, tetapi mereka mungkin orang yang ada disekitar kita, orang yang mungkin kita hormati ada didekat kita. dikeluarga kita , dilokalisasi yang saya datangi itu, saya lihat beberapa remaja putih abu-abu saling berboncengan, melaju pelan celingak-celinguk cekikikan. Bagaimana ya cara pamit mereka pada ortunya tadi, saat itu masih jam 10 pagi lho.


Predator sex pasti mencari tempat lain, terpaksa menyebar masuk kekomunitas steril dari prostitusi, masuk kedaerah kita , kekomunitas kita mungkin masuk kerumah kita. Dan kalau ada AIDS pasti juga ikut menyebar kemana-mana tanpa
kontrol, dan kendali . Perkosaan atau roda paksa yang lain makin mengkhawatirkan
dan mengintai gadis baik-baik, perempuan yang tidak berprofesi sebagai pelacur.

Dilokalisasi, yang tertata rapi, diharapkan segala perilaku “ lain “ dan juga penyakitnya ( bukan cuma AIDS saja, banyak penyakit kelamin yang lain ) bisa terdeteksi, terkoreksi dengan cepat dan bisa dilokaliser setempat, tidak merambah kemana-mana.

Jika penutupan itu sampai batas nanti tahun 2016, masih punya waktu untuk berbenah diri. Disamping memberdayakan PSKnya , tidak kalah penting adalah memberdayakan mental para calon pelanggannya , “ Raja “ dibisnis itu.
Bahwa masih banyak prilaku atau kegiatan lain yang lebih bermanfaat daripada berkeliaran ditempat prostitusi dan mengumbar naluri sexnya gila-gilaan.

Karena bagaimanapun laiknya sebuah bisnis, tanpa pelanggan, usaha itu pasti akan mati sendiri. Dan lokalisasi pasti akan bangkrut tanpa adanya pelanggan yang rajin
menyambangi tempat seperti itu.
Memang harus ada kerja keras dari banyak fihak untuk menanggulangi masalah
yang cukup rumit ini.

Senin, 06 Juni 2011

Ngidam Blackberry, ” Kartini ” gugat cerai

Ternyata diawal tahun 2011, gugatan cerai di Surabaya katanya meningkat tajam.
Selama 2 bulan permulaan tahun ini saja, sudah ada 561 perkara cerai gugat yang diajukan ke Pengadilan Agama oleh kaum wanita.

Dan disuatu acara teve lokal, life dalam menanggapi hal itu, saya sempat tertarik dengan jawaban yang diberikan oleh salahsatunya.

Rata-rata menjawab tentang ekonomi dan perselingkuhan. Tetapi seorang bapak setengah baya yang kelihatan cukup well-educated memberikan tanggapan lain.

“ Iya, habis perempuan dijaman emansipasi ini maunya minta macam-macam, ini, itu, balackberry-lah. Suaminya kan sudah kerja banting tulang, eh, kok malah minta cerai kalau nggak dibelikan “

Wow, aduh bapak, apa tidak salah jawaban itu ?
Saya ingin sedikit urun-rembug atas jawaban beliau ini, saya harap beliau seorang kompasianer juga.

Dijaman emansipasi ini, jika si wanita bukan pengikut patriarki, pasti dia tidak bakal minta ini itu kepada suaminya, terlebih jika ia tahu suaminya sudah banting tulang untuk keluarganya,


Biasanya seseorang pengikut faham emansipasi , bisa cari uang sendiri bahkan bisa bantu untuk meringankan beban keluarganyam
Jadi kalau ia kepingin ini, itu untuk pribadinya, blackberry atau Ferrari, dia pasti berusaha cari sendiri, bukan terus ngambek malah minta cerai segala..

Mungkin yang bapak maksud itu patriarki, yaitu sosok yang masih amat tergantung pada laki-laki (dengan berbagai alasan ) , monat-manut saja, kolokan, manja dan belum pernah dewasa, pasti uring-uringan bila keinginannya tidak kesampaian.

Menurut saya emansipasi itu malah baik untuk wanita, mendidik perempuan jadi lebih dewasa, mandiri dan bertanggung jawab terhadap hidupnya.
Tul,.. betul, bener kan ?