Minggu, 13 Januari 2013

Laki – Laki … Oh , Repotnya


AddBeuty and the Beast . Gambar:picturesdepot.com caption

Saya punya teman , laki-laki , sekalipun wajah dan postur kurang sedap dipandang , kurang meyakinkan – tetapi berpendidikan baik, posisi cukup , dan terkenal sebagai laki2 yang bertanggung jawab.
Dahulu keluarga  saya dan keluarganya agak akrab.
Bertahun tidak ketemu, dan tiba2 bengong saya , ketika  kami  jumpai  dia sedang asyik berbelanja disebuah Toserba di kota ini , bersama seorang wanita , yang saya tahu pasti bukan isterinya dahulu.

Untuk  “ melarikan diri “ tidak mungkin, jadi kami bersalaman dan diapun memperkenalkan wanita itu sebagai isterinya.
Setelah berbasa basi sekedar dan saling memberikan alamat dan nomor hape, kami berpisah.  Sekali lagi saya perhatikan wanita pendampingnya , cukup menarik dan kelihatan well educated.

Dan saya jadi heran, ketika esok hari  , dia sudah berdiri didepan pintu rumah saya , bertamu , sendirian.
Rupanya mas Tok , begitu kita biasa memanggilnya , menangkap kebingungan saya , waktu kita ketemu kemarin. Dan pagi2 ini dia sengaja bertamu , ingin menjelaskan duduk persoalan tentang  “ penggantian “ isterinya.

“ Coba kau pikir , posisiku jelek2 gini kan boleh dibanggakan – segala fasilitas ada, rumah , mobil , duit komplit cukup tersedia – sayang tidak  bisa diimbangi oleh mbakyu-mu “ , mas Tok selalu menyebut begitu untuk isterinya yang dahulu , pada kami.
“ Diimbangi bagaimana  ? “ , saya tak mengerti.

“ Coba ,.. dengan fasilitas komplit begitu, dia tidak bisa membangun dirinya – ke salon kek , pakai baju yang bagus dan mahal , senam atau belajar sesuatu yang bisa dibanggakan – sama sekali tidak !. Dia tetap saja seperti dulu , waktu kami masih melarat. Seharian pake daster terus ,ke dapur aja pikirannya – bingung ngurus anak, rumah , sehingga tak ada privacy untuk aku samasekali.
Toh dia  bisa menggaji pembantu untuk urus tetek-bengek rumah ?. Untuk mengajak ke pertemuan resmi , malu juga aku , karena ngomongnya pasti nggak nyambung , dandanannya juga kampungan.  Wanita sekarang kan pandai2 , berpengetahuan luas, modis , pendidikan mereka cukup tinggi , tidak seperti mbakyumu “

Saya perhatikan mas Tok , rasanya penampilannya agak beda , mungkin posisinya sekarang lagi ngetop.
Dan terbayang mbakyu  - isterinya dahulu -  seorang wanita lugu , sederhana , lemah lembut , nrimo dan tidak berpendidikan tinggi  , seperti juga mas Tok kala itu.
Tetapi berkat keuletan dan ketabahan mbakyu , yang mau bersusah payah sebisanya , jungkir-balik , mas Tok berhasil menyelesaikan kuliahnya.


Dan saya makin pusing , ketika mas Tok bercerita lebih menggebu , bagaimana hebat isterinya sekarang.
Isterinya sekarang adalah seorang wanita karier sukses , cantik ,  berpendidikan tinggi.
Canggih ,bisa membawa diri , selalu “ in “ dalam segala hal dan lain-lain , dan sebagainya ,  and bla- bla – bla , hal yang hebat-hebat , serba tak tercela .
Saya tetap termangu-mangu sampai dia pamit.

Dan , … belum sampai dua tahun dari peristiwa  itu , mas Tok , - yang itu-itu juga , datang lagi dan berceritera.
“ Coba apa pendapatmu – bagaimanapun hebat seorang wanita , toh dia tetap seorang wanita , ibu rumah tangga , yang harus mengurusi rumahnya , suami , anak dan segala tetek-bengek rumahnya kan ? “.
“ Si Nungki itu …    , dia menegaskan , ketika dia tahu , saya belum berkomentar.
“ Kenapa emangnya Nungki  ? “ , saya tanya males.
“ Ah , mentang-mentang aja dia sukses, seenaknya saja. Tak pernah ke dapur , anak terlantar , rumah juga berantakan , habis semua diserahkan pembantu.  Coba setiap hari sepulang kerja , kalau nggak rapat , pertemuan2 , senama , salon dan dandan terus , dianggap apa aku ini – mending kawin sama babu saja ! “.
“ Saya udah ngurus perceraian dengan dia , … kok enggak ada ya perempuan baik  ? “
Lucu memang pria itu , lalu maunya apa dia , mendapatkan wanita serba sempurna ? , mana ada yang serba sempurna dimuka bumi  ini ?

Entah kenapa saya kok jadi jengkel dengan pribadi satu ini , sok banget kayaknya.
Kalau sedang jengkel , saya jadi jahil , suka usil , pengin ngerjain.

“ Kamu kenal mbak Ratih enggak ?  “ , saya pancing dia , dia menggeleng.
“ Mbak Ratih , tuh ,… rumahnya di pojokan , dia baru pulang dah selesai S-3 nya dari Ohio -  orangnya cantik , tinggi langsing putih , masih bujangan , orangnya baik sekali  - kayaknya lagi pengin cari jodoh , … mmm, … siapa ya  “ , saya lirik  mas Tok , terlihat matanya berbinar , bersiap mendengar saya bicara.
  Penginnya ,… mmm, ..  orangnya  ganteng  ( saya tahu pasti dia tidak ) , tinggi besar , putih ( dia jauh dari itu ) , … pendidikannya seimbang deh dengan dia  ( dia cuma S-1, itupun susah payah jika tanpa  “ bantuan “ isteri dahulu ) --  “ , saya berkata tanpa merasa melecehkan , malah seperti memikir , saya lihat mas Tok berang , kelihatan memendam marah.
“ Soalnya  mbak Ratih  mau ada perbaikan keturunan kelaknya “ , saya pandangi mas Tok  tanpa rasa bersalah dan seolah minta pertimbangannya.
Tiba2 dia bangkit dan langsung pulang tanpa pamit , terdengar pintu depan saya dibanting .
Saya berjanji kalau dia datang lagi , saya akan kerjain dia lebih sadis  lagi.


Caprib ( Catatan  Pribadi ) :
Bilamana didalam kehidupannya , manusia mengeluh , dapat dipastikan , penyebabnya  ialah  - karena  mereka mengharapkan hal/barang yang mustahil di dalam hidupnya.
                                                             ( Renen )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar