Minggu, 13 Februari 2011

Emansipasi laki-laki ?

Warning : … yang jantan dilarang baca



Rumah saya dekat dengan suatu kawasan industri yang besar, segala jenis perusahaan dan pabrik ada disana.

Dan setiap sore sekitar jam 16.00, jalan-jalan disitu dipenuhi dengan buruh yang keluar
berbondong-bondong dari pabrik atau perusahaan disana, jika diperhatikan 90%-nya perempuan. Yang menjemput mereka baru laki-laki.

Atau kalau kita masuk kesuatu pasar tradisional. Bakul atau pedagang disana, saya pastikan 75% lebih adalah wanita.

Diperusahaan rokok , konveksi, makanan , banyak sekali buruh wanitanya
Di mall, dari spg, penjaga stan, superviser sepertinya banyak kaum hawa ini.
Terlebih di supermarket, pekerjanya didominasi perempuan.
Belum lagi yang namanya TKI, sumber pahlawan devisa kita, kebanyakan pasti TKW.
Juga dirumah-sakit, dokter-dokter wanitanya sudah bertebaran dalam segala bidang keahlian. Di Instansi lain juga sudah marak.

Difakultas-fakultas, mahasiswinya juga tidak kalah banyak dengan mahasiswanya.
Kemudian dikalangan militer, kaum yang lemah ini mulai marak memasuki kancah yang dahulu khusus untuk laki-laki .
Bahkan salahsatu komandan pasukan Garuda PBB yang dikrim keluar negeri juga
adalah seorang putri Pertiwi.

Dan tidak terhitung selebriti yang sedang naik daun, pekerja di-media, yang diberi tugas luarpun tak kalah tegarnya dalam menantang bahaya, didaerah bencana, perang atau
area yang mengerikan.

Saya sempat takjub, ketika tahu bahwa sudah ada sopir-sopir truck ban besar , bannya
saja setinggi 2 X orang dewasa dan mengangkat material berat dengan kondisi jalan
terjal, curam , sudah ada juga mereka disana.

Rupanya emansipasi sudah menjalar kemana-mana, wanita sudah memasuki tahap ke- tiga dari emansipasi. ,tidak hanya sekedar menuntut persamaan hak saja, ( liberal )
atau bahkan emansipasi yang Radikal , yang berlebihan tetapi wanita sekarang tampak
lebih realistis, memakai logika ,mereka ber-emansipasi dibidang ekonomi, bidang yang menguasai hajat hidup manusia, yang akan mengangkat harkat dan martabatnya.

Lurah, camat, bupati, walikota bahkan gubernur juga pernah dipegangnya.
Anggota Dewan sudah ada, meskipun belum sesuai dengan kuota jumlah wanita di-Indonesia., mungkin sebentar lagi.
Istimewanya RI no.1 –pun pernah dijabat oleh Ibu Megawati Soekarnoputri, yang seorang wanita.

Sayangnya, sosok yang katanya lemah lembut ini bisa juga menunjukkan taringnya,
Dunia hitam, criminal dan sadis juga dikoyaknya
Bandar narkoba, perjudian, prostitusi, uang palsu, penyuap pejabat, perampok, pembunuh
-barusan saya tahu, ada juga gang pencopet wanita, berjubel dibelakang terali besi.

Yang sadis, mencekik, membekap ,menjerat anaknya sendiri, yang baru dilahirkan , dimasukkan dalam tas kresek atau dos yang tertutup rapat, dibuang disungai atau tempat sampah – perempuan lho, mengerikan.

Jadi jangan main-main dengan wanita, beberapa saat lalu, saya lihat ada suami yang tubuhnya hampir hangus, karena dibakar isterinya yang merasa teraniaya…wah,wah.

Komplitlah sudah emansipasi ini, mereka, wanita-wanita ini bagaikan marabunta yang
merambah kemana-mana, seolah tak terbendung.

Khawatirnya laki-laki makin terdesak terseok dan terperosok oleh gilasan emansipasi dan makin terpojok.
Jangan-jangan 5 atau 10 tahun lagi bakal ada demo dari kaum lelaki yang menuntut
kemerdekaan atau persamaan haknya dengan wanita, gawat, amit-amit.

Kalau sudah begini, seyogyanya Ibu Kartini atau Kartini –Kartini muda bangkit lagi untuk memberi inspirasi tentang emansipasi dan pemahaman yang benar seperti dicetuskan dahulu

Bahwa, konon laki-laki dan wanita adalah layaknya bagai sepasang sayap dari seekor
burung, jika salah satu sayap patah, jatuhlah burung itu.
Tetapi jika kedua sayap itu kuat, membubunglah burung itu terbang setinggi langit.

Karena itu, mari, kita laki-laki dan wanita saling bergandeng tangan dan menatap masa depan, membangun bangsa dan Negara tercinta kita ini menjadi Negara yang lebih baik
demi kesejahteraan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar