Minggu, 29 Mei 2011

H.U.M.O.R , kurang gerr, tambah porno


Rupanya orang Indonesia, yang tambah kian stress , punya acara khusus untuk menghibur diri, yaitu menikmati lelucon-lelucon konyol yang tersaji dimedia.

Dari yang memang betul-betul mutlak untuk bikin gerr , sampai acara serius yang sebetulnya bukan banyolan, ada semua.

Juga presenter-presenter mulai ketularan, kalau acaranya dirasa kurang nges, terasa kering, mereka mulai beralih sok jadi comedian, melucu, anehnya banyak yang berhasil.
Mungkin dengan ketawa, orang makin relax, dan bisa gampang memaafkan sesuatu.

Bahkan pernah disuatu acara kesehatan, setiap peserta diharuskan terbahak-bahak dalam beberapa menit.
Saya kira acara ini konyol, karena ia tertawa tanpa jiwanya betul-betul tergelitik untuk berexpresi dengan harapan bisa menggebrak adrenalinnya.
Bahkan seolah dipaksa berhahahihi menertawakan temannya yang sama sekali tidak lucu atau memang tidak bermaksud melucu..
Apa betul-betul bisa berhasil ya ?

Yang kemudian jadi kebiasaan berlarut, jika disuatu pertunjukan : ludruk, ketoprak, wayang atau sandiwara apa saja, jika tiba dibagian dagelannya tetapi penontonnya adem-ayem, celinguk sana sini, pasti para pelawaknya mengeluarkan jurus porno-ria, yah, terpaksa kita melebarkan mulut.

Kekonyolan –kekonyolan ini amat laku di Indonesia , terbukti dengan banyaknya comedian yang sedang laris-manis , dan merekapun berhasil meraup rupiah dengan
jumlah yang fantastis.
Sebut saja : Olga Syahputra , kelompok OVJ, Bukan Empat Mata dengan Tukul Cs mungkin banyak lagi yang bakal muncul.

Tetapi yang menyedihkan justru terjadi dikalangan pesohor-pesohor kita, pejabat negeri ini, merekapun ketularan kepingin jadi pelawak.
Dengan selalu melontarkan joke-joke yang tidak lucu, jika ternyata salah langkah, atau ketahuan belangnya.

Tetapi karena rakyat memberikan mandatnya kepada beliau-beliau bukan untuk jadi comedian, jadi dagelannya, alih-alih kita bisa gembira ketawa-ketiwi, tetapi malah perut mules dan tambah stress, mumet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar