Jumat, 08 Maret 2013

Darah Biru Yang Terluka


Gambar : www.flickr.comption


Diam-diam dia menghela nafas , merenung , memandang jauh
Dan lorong waktu itu membawanya ke masa silam , yang lampau

Layak dongeng , indahnya cinta menyapa dan menyentuh senyum di dada
Ada dua hati saling bertaut , - seolah tak terpisahkan

Sang pangeran yang rela tekuk lutut dihadapan sang  puteri
Benarkah suatu kenyataan , atau hanya fatamorgana belaka  ?
Mereka bersenandung , menyuarakan kidung-kidung cinta yang membuai

Aduhai ,… dihadapannya ada palang – aral yang menghadang
Suatu pamali keluarga  besar , yang getar dilewati – tuk jangkau dan dilewati

Sang pangeran gagah tegar siap menerjang  , … tetapi
Sang putri terhenyak dan surut langkah , … tertunduk

Pengecutkah dia ?  - Tidakkah dia berani menghadapi kenyataan yang belum tentu  ?
Puteri – kau sebarkan benih cinta itu dan  yang sudah tumbuh subur merebak dihati , tak tergoyahkan
Tiba2 kau tinggalkan sang pangeran sendiri  dengan hati yang terluka  ?
Tanpa berani kau tatap mata yang tulus itu  ?

Kau lupakan semua yang  pernah terjadi begitu saja – kah  ?  , tanpa pesan dan alasan yang pasti ?
Kau hentakkan semua harapan , dan kau kaparkan semua kenangan indah .


Konon kau puteri yang cantik , - berhati lembut ,berbudi luhur , cerdas dan halus nurani ?
Benarkah itu puteri ?  - Jawab aku , benarkah  ?
Lalu kemanakah semua predikat  itu puteri  ?

Begitu saja kah puteri  ? -  Begitu saja  ?
Kau hempaskan semua kenangan indah itu ?
Benar ,… aku tidak bisa mengerti , setelah kita lewati semua nuansa biru yang indah itu bersama ?   Tidak ingatkah engkau puteri  ?
Jawab aku, … ah, apa dosa dan salahku  ?

***  Ya , akulah puteri yang pengecut itu , pangeran ---  Maafkan  aku ….


( Selamat Hari Wanita Internasional , dan selamat akhir pekan  buat semua sobat )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar