Sabtu, 10 Maret 2012

Jadi Relawan PLKB , Ujung Tombak BKKBN

Benar juga teori Malthus dalam –An Easy on the Principle of Population – menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk seperti geometri : 1, 2 , 4 , 8 , 16 , 32 , 64 dstnya..
Sedangkan pertumbuhan jumlah persediaan pangan , seperti deret hitung : 1 , 2 , 3 , 4 ,5 , 6 , 7 dan seterusnya.
Ditahun 2012 ini, penduduk dunia sudah mencapai 7 milyar lebih , dan dimana-mana terlihat kelangkaan pangan dan kerusuhan social.
Keadaan yang tak seimbang ini pasti akan menyulitkan bagi pemerintahan suatu negara.
Mengelola Negara dengan penduduk besar, tidaklah mudah.
Masalah EkSosPol dan masalah lain terus menghadang, dan harus diselesaikan dengan serius dan dibutuhkan kerja keras dan realitas yang sempurna transparan..

Tentu saja di Indonesia, kiprah BKKBN amat diperlukan.
Senyampang ledakan penduduk belum benar mengkhawatirkan dan mengerikan.
Jangan pula Pemerintah sampai lagi2 kecolongan , karena amat lamban menangani masalah gawat dan besar ini.

Saya sertakan sebuah data dari BPS /sourse 1971 – 2005.

Penduduk Indonesia :
Tahun : Jumlah Penduduk
1970 —> 120 juta
1980 —> 147 juta
1990 —> 179 juta
2000 —> 206 juta
2010 —> 237 juta

Jadi selama 40 tahun terakhir , jumlah penduduk Indonesia bertambah lebih dari 100 juta jiwa, suatu jumlah yang mengerikan , kehidupan pasti makin berat dan sulit.
Dengan jumlah penduduk 240 juta saja, Pemerintah sudah pontang-panting mengurusnya.

Pada tahun 1970 dibentuk BKKBN, karena KB memang harus diurus dan ditangani secara serius, jika negara tidak ingin terpuruk dalam kesulitan yang lebih dalam.
Pada tahun 1980 – 1990 , Indonesia berhasil menjadi icon dunia /internasional dalam pengelolaan KB-nya.
Sejumlah 47 negara berguru dan belajar KB di Indonesia dengan peserta mencapai 4000 orang.

Lambang BKKBN . Sumber Gambar : Google
RELAWAN PLKB :

Ditahun keemasan KB Indonesia itu, kebetulan saya ikut sebagai salahsatu relawan PLKB ( Petugas Lapangan Keluarga Berencana ) , yang merupakan ujug tombak KB.
Karena yang kami tangani masalah pribadi , harus dilaksanakan /dibicarakan secara terbuka dan penuh pengertian, maka biasanya relawan PLKB harus dipilih ibu2 yang dirasa amat “ gaul “ , dan bisa diterima oleh warga diwilayah itu.
Dan yang memenuhi syarat itu adalah ibu2 dari PKK , mereka memang biasa kesana-kemari, ngurus ini itu , sehingga banyak kenal dan dikenal warga setempat.
Disetiap RW dipilih 2 ibu yang sepertinya disetujui oleh anggota PKK setempat.

Biasanya mereka pribadi yang sabar, ramah, telaten, luas pengetahuannya, suka humor , tidak gampang tersinggung dan paling penting mengerti trik2 sex yang benar agar tidak mengakibatkan kehamilan.

Sebelum terjun ke masyarakat, kami ditatar dahulu oleh beberapa dokter , psikiater, bidan , dan beberapa pakar dari pusat.
Penatarannya amat menyenangkan, karena penuh dengan canda, tawa cekikikan , karena kami dikenalkan dengan berbagai trik2 permainan sex , yang kadang menggelikan/mencengangkan , juga diperkenalkan beberapa peralatan dan pil KB.

“ pekerjaan ini “ sebetulnya amat menyenangkan, karena selalu ada ketawa-ketiwi, gela-geli gimana gitu , dan menggelitik , tetapi yang pasti berguna bagi semua.
Kamipun diharapkan hati2 karena memasuki ranah yang rawan, dan sensitive.
Sebab bukan saja kita memasuki kehidupan keluarga, tetapi juga sampai ke masalah tempat tidur kami masuki.
Kami ingin program itu bisa diyakini oleh masyarakat.
Sehingga ada win-win solution antara Pemerintah dan warganya.
Negara tidak terlalu berat memikirkan berbagai solusi bagi ledakan penduduknya, sedangkan masyarakat juga punya kesempatan lebih luas, untuk mengembangkan dirinya dengan diaturnya jumlah keluarganya.

“ Rekan kerja saya “ juga seorang guru, yang aktif di PKK, punya pribadi baik ,ramah , suka berteman dan senang berseloroh.
Saya ingat namanya ibu Ridwan ( hai mbak, gak eling martabak, bakso, jajan pasar dan ys dawet Blauran tah ? ,…hehehe ) , merupakan pribadi yang menyenangkan dan kita bisa saling cocok, dan kerjasama yang baik.
Jadwal kerja kami, setiap minggu atau hari libur – biasa dipertemuan PKK atau acara2 di RW kami. Disini kami mengadakan himbauan2 ringan saja tentang KB.
Jika ada kelahiran, pasti kami selalu bertandang kerumah warga tersebut dan sambil menceritrakan missi kami , istilahnya kami jemput bola..
Jadi tidak perlu terlalu birokratis dalam menangani masalah KB, karena ini ada hubungannya dengan HAM setiap insan.

Secara berkala, para relawan mengadakan pertemuan ,disini kita bisa saling berbagi cerita dan pengalaman didaerah masing2.
Yang lucu, relawan dari daerah merah, tempat lokalisasi, .. eh , kita malah yang diajari oleh mucikarinya tentang trik sex yang aman tetapi tetap nyaman.
Mungkin kita memang tahu tentang teori nya,tetapi mereka kan lebih lihay dan pengalaman ? Jam terbangnya pasti lebih tinggi dan mantap, kalau kita paling prakteknya dengan satu orang saja, suami, tetapi mereka ?
Konon berbagai merek, model dan gaya , lengkap ada tersedia .…wah, wah, wah.

Pendekatannya memang harus secara human relationship – manusiawi – hubungan antar manusia, dari hati kehati.
Dan itu biasanya nyaman , bila kita sudah saling kenal dengan baik dan akrab.

Tidak ada dukanya ? Pasti ada., kita berhadapan dengan banyak manusia , mestinya punya pribadi yang berbeda-beda pula.
Meskipun dibelakang kami , mereka berkata : “ Suka-suka gue mau punya anak berapa, emang mau ikut mikirin ? !”, atau : “ Anak itu anugerah Tuhan, kita tidak berhak menolaknya , itu titipan Tuhan kok ! “
Pasti, kami juga amat menghargai pendapat itu, dan kamipun sebenarnya amat mengerti.
Dan memang benar, sex itu merupakan kebutuhan manusia , yang tidak bisa dihindari atau diabaikan oleh setiap insan .
Tetapi bukan berarti setiap melakukan hubungan sex, lalu si perempuannya harus hamil kan ?
Disitulah KB berperan, kita carikan solusi, agar sex tetap berjalan tetapi kehamilan bisa diatur.
Sehingga tidak terlalu membebani perempuan dan merekapun akan banyak waktu untuk lebih bisa mengatur hidupnya ataupun hidup keluarganya.

Juga yang saya lihat, justru di-kantong2 kemiskinanlah , banyak keluarga yang mempunyai anak berlebih.
Kalau benar, jika anak itu titipan Tuhan, apakah tidak lebih berdosa lagi, jika kita kemudian mengabaikan titipan itu , bahkan menyia-nyiakannya ?
Misalnya seperti yang sering kita lihat dan dengar, bahwa banyak anak2 yang ditelantarkan orang tuanya , tidak dikasih makan , dikunci dirumah, digebuki, dipaksa cari duit meski masih kecil .
Yang lebih sadis bahkan dihajar , kadang dibunuh dan dibuang dibak sampah atau dijerat pakai raffia , dimasukkan kresek dan dilempar kesungai
Terlalu banyak anak bagi suatu keluarga , terlebih bagi yang kurang mampu, sepertinya kita membiarkan suatu silent killer berada dibadan, dan suatu saat akan mencekik keluarga itu sendiri.

JANGAN TERLAMBAT :

Mudah2-an Pemerintah dan khususnya BKKBN cepat tanggap dan jangan sampai terlambat atau berlarut.
Mau diapakan anak2 bangsa yang menyedihkan, yang sering kita lihat di teve ?
Mereka berkeliaran didaerah kumuh, compang-camping dan selalu terkesan minta dikasihani ? . Tiada pendidikan memadai dan selalu menghadapi hidup keras.
Kalau penanganan sampai terlambat , kita berhadapan dengan berjuta jiwa manusia.
Kita tidak bisa berbuat sadis, seperti kalau menghadapi missal seperti flu burung.
Yaitu dengan membasmi unggas dan menembaki segala burung yang ada dan menyembelih segala ayam di radius tertentu ?
Pemerintahpun, saya jamin, tidak akan bisa /sanggup mengentas keadaan yang mengerikan itu jika keadaan sudah berlarut.
Perekonomian yang selalu dikatakan membaik, jika benar , pasti akan tersapu oleh mbludaknya penduduk.
Jangan menyimpan bom waktu dengan menelantarkan program KB.

BKKBN , MANA DADAMU ?

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melihat diteve Metro, wide-shot yang mengulas tentang BKKBN.
Sayang, saya lambat mengikutinya, tetapi kira2 bisa ditarik kesimpulan bahwa :
Dua orang narasumber , Bp. Sugiri Syarief, Kepala BKKBN dan Ibu Suniti Widodo, dari White Ribbon Alliance, suatu LSM KB ( ?) yang berpusat di Washington D.C.

Ternyata Indonesia mendapat Golden White Ribbon Alliance karena keberhasilan KB-nya.
Kemudian ada beberapa program KB yang bakal digelar, yaitu Jampersal dan beberapa program lain penunjangya.
Secara garis besar, Jampersal adalah : pelayanan gratis bagi semua ibu hamil, sampai melahirkan dan sesudahnya.

Saya harapkan semua rencana itu sudah melalui survey yang matang .
Ketersediaan tenaga medis , dokter atau bidan, alat2 kotrasepsi/medis/kesehatan , juga dana yang cukup untuk menunjang program ini.

Sehingga itu bukan cuma suatu fatamoragana saja, bagi masyarakat.
Terlebih bagi masyarakat kurang mampu, tetapi betul2 merupakan suatu kenyataan yang menggembirakan.
Sebetulnya ada suatu pertanyaan, yaitu tentang keikut sertaan remaja diprogramnya.
Tetapi karena program ini baru berjalan, dan belum melihat praktek lapangannya, saya pending dahulu pertanyaan itu.

Yang pasti kami tunggu langkah2 BKKBN selanjutnya, ayo , pergiat kiprahmu dan hentak gebrakanmu, demi Indonesia tercinta kita semua .
Selamat bekerja BKKBN, semoga sukses selalu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar