Kamis, 01 Maret 2012

Memang Lambat Jodoh , ….. So What Gitu Loh ?!

Kasih dan sayang. Sumber Gambar: Google
Biasanya kalau batas usia 25 tahun sudah dilewati , para lajang yang belum ada tanda-tand menikah , pasti beralasan :
… ah , belum siap , baru aja lulus , belum apa-apa , belum ada persiapan.
Dan kalau batas 30 tahun dilewati , mereka berkilah :
… belum ada yang cocok , masih cari-cari , pilih-pilih.
Dan kalau 35 tahun masih juga kelihatan tenang2 saja :
… yah , gimana lagi belum dikasih Tuhan jodoh yang tepat , tunggu aja.

Ya , ya , ya , jodoh memang ditangan Tuhan
Jodoh konon suatu misteri , ada yang gampang dan seringnya bertemu “ jodoh “ , tetapi ada yang begitu sulitnya ketemu jodoh , sehingga sering terkesan seret jodoh.
Beberapa kenalan saya yang melewati “ jalur-lambat “ ini , sepertinya bisa dibagi dua :
- Hambatan dari dalam diri , dan
- Hambatan dari luar diri-sendiri.

Hambatan dari dalam :
Biasanya pernah disakiti , pacar kabur atau beberapa rambu2 dari orangtua , keluarga atau lingkungan.

Hambatan dari Luar :
Meneruskan study lagi , mengejar karier atau usaha.

Sehingga begitu merasa sudah cukup , - kaget, tiba2 baru ingat kalau umur sudah mepet - time for beginning life – sudah 40 tahunan.
Wah , teman2 seangkatan sudah pada menikah bahkan sudah punya anak.

Saya mempunyai beberapa rekan , yang akhirnya tetap membujang sampai sekarang.
Padahal umur saya sudah hampir 67 tahun, dan mereka sepantaran dengan saya.
Yang wanita biasanya patah hati , ditinggal pacar atau tunangannya – terhempas dan berdarah-darah , mungkin juga berpikir bahwa langit bakal runtuh saat itu.
Biasanya mereka merasa kapok-gak-ilok ( kapok setengah mati ) , masuk kedunia cinta dan memulai lagi.
Mereka alergi dengan yang namanya laki-laki yang konon punya 1001 macam gombalan.
Saya selalu menganjurkan , bahwa sebaiknya mereka nggak merasa kapok-gak-ilok , tetapi dirubah aja jadi , kapok-lombok ( kapoknya cabai ).
Kan kalau kapok-lombok, jika pedesnya sudah berkurang, pasti pengin nyoba lagi ,…hehehe

Rambu2 dari keluargapun sepertinya ada,
Biasanya tentang perbedaan pandangan hidup, derajat atau beberapa pernak-pernik kehidupan dan pamali keluarga.
Lingkungan juga sering mempengaruhi, meskipun tidak terlalu besar..
Biasanya karena takut tersakiti lagi , mereka lebih baik menghindar dan asyik dengan kesibukan masing2.

Pernah saya kepentok , karena usil bin jahil , yang kepingin tahu urusan orang lain.
Ada seorang rekan, sudah mapan ,..eh kok nggak juga mau nikah-nikah.
Bahkan sesudah pensiun dan bekerja lagi disuatu LSM luar negeri , dia tetap saja membujang,
Dan disuatu pertemuan, saya ketemu dia.
Rupanya karena gemes, risi dan bosan dengan pertanyaan yang itu2 saja , tiba-tiba ia memegang tangan saya dan suaranya dikeraskan.
“ Kamu sih ,…aku kamu tinggal kawin. Ayo sekarang bilang , kalau kamu mau menikah dengan aku . Sekarang juga aku umumkan , kalau kita mau menikah besok ! “
…eh , dasar , beberapa rekan sempat geli lihat adegan konyol itu.

Dan setelah melepas tangan saya, sayapun langsung ngacir dan menjauh dari dia.
Saya masih dengar dia ngoceh , ngomong ngalor-ngidul , ngawur dan ngelantur.
Orang2 pada ketawa semua, karena dia memang badut dagelan nomor wahid.
Siapa juga mau menikah dengan professor Wiro Sableng kaya dia,..amit , amit deh !
Ternyata saya memang nggak bakat jadi wartawan ya ?.
Yang piawai bisa mengorek berita/rahasia dari narasumber, bahkan saya harus kabur ter-birit2 dikejar narasumber.

Ah, ya secara garis besar , manusia memang mempunyai hak untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya masing2.
Hidup itu pilihan, dan mestinya merekapun juga sudah memilah dan memilih hidup yang dirasa paling pas , baik dan nyaman bagi pola pikir kehidupan masing2.
Mau nikah umur berapa, itu urusan mereka, nggak mau nikahpun itu merupakan hak mereka juga , pilihan mereka.
Jadi cepat atau lambat jodoh , itupun bukan urusan saya , terserah,….so what gitu loh ?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar