Selasa, 05 April 2011

DPR dan Petruk - dadi - Ratu.

Media panas lagi, yang disorot tentang DPR yang mau membangun gedung baru yang amat mewah seharga 1,16 trilyun lebih.
Konon satu kamar anggota dianggarkan 800 juta rupiah dengan luas 120 m2.

Jika Pemerintah berniat membangun rumah rakyat per- unit seharga 25 jutaan, maka satu kamar anggota DPR itu bisa jadi 32 –unit rumah rakyat yang pasti keadaan type RS 7 : Rumah Secuil Sangat Sempit Sekali, Selonjor Saja Susah.
Selonjor itu meluruskan kaki.

Tanggapan yang muncul semua masuk akal karena ikut merasakan /melihat
keadaan masyarakat yang masih belum mendapatkan hak layak dari Pemerintah.

Saya ingin menambah satu , yaitu membandingkan keadaan DPR ini dengan
suatu cerita wayang, yaitu Petruk-dadi- Ratu.

Ceritanya sebetulnya kocak, tetapi mengandung falsafah yang tinggi..
Saya percaya Bp. SBY dan Bp. Boediono faham tentang falsafah itu.

Petruk, seorang abdi masyarakat, diangkat menjadi Ratu/pejabat, dan karena
euphoria yang berlebih, jadi kehilangan ingatan.

Tidak ingat kalau amanah itu dari rakyat, lupa bahwa duit yang dipakai
study banding dan penompang segala kemewahan hidupnya juga dari rakyat.
Tidak ingat kalau rakyatnya masih ada yang makan nasi aking, busung lapar,
masih berhimpitan di bantaran sungai, dipinggir rel kereta api, mengais sampah
dan berjubelan ditempat pembuangan sampah disetiap kota.
Penangan bencana yang masih carut-marut, Lapindo, Aceh, Padang, Wasior, Merapi, Mentawai dan masih banyak yang lain.

Apakah tega DPR, yang wakil rakyat bakal menari dan bermewah ria diatas
kepedihan, keresahan, kebingungan, keprihatinan dan penderitaan rakyat seperti
tak pernah habis habisnya ini ?
Kemana hati nuraninya ?

Bapak Marzuki Alie yth,
Nanti jika semua janji-janji sudah terpenuhi, pangan, papan, jalan. Pendidikan dan pekerjaan , pasti rakyat dengan senang hati akan mendukung dengan dua jempol.

Bukan Cuma 2 – 3 trilyun, 20 – 30 trilyun-pun bahkan lebih rakyat pasti senang dan legowo, legowo itu berbesar hati dengan tulus.
Tetapi jika sekarang dilaksanan pembangungan itu, saya khawatir ini laksana me-
ngundang badai gurun putting beliung, seperti kejadian yang sedang marak di-Timur Tengah.
Sama-sama kita tunggu besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar