Jumat, 08 April 2011

The Power of Book : Nostalgia , Menyentuh Alam Batas

Kebiasaan membaca buku sudah saya mulai sejak kecil.
Saat itu belum ada teve , belum ada computer, jadi buku merupakan sahabat
akrab bagi ana-anak masa itu.

Hobby satu ini benar-benar merupakan penyakit keturunan dari ayah saya, yang amat sangat suka baca buku.
Ingatan melayang, sewaktu beliau pulang dari Australia, oleh-olehnya ada beberapa peti dan setelah dibuka , isinya buku semua, bukan barang-barang bagus dari sana.

Buku yang pernah saya bacapun sudah banyak sekali , sejak melek baca..
Dari komik yang penuh gambar, Flash Gordon, Mandrake, Tarzan juga cerita
wayang yang favorit dan paling hapal.

Kemudian cerita serial petualangan, serial detective, beberapa novel, riwayat hidup
para pesohor dengan hasil karya-tulisnya.
Remaja, wanita, keluarga, resep masakan, kesehatan, sex ( termasuk Kamasutra dan
sejenisnya ), astronomi, sosbud, sastra, astrologi, obat herbal , hobby sampai primbon , dari A sampai Z, semua pernah baca.
Buku-buku best-seller selalu masuk daftar yang harus dibaca.

Setiap bepergian kesuatu daerah, disamping berburu kulinernya yang khas, saya
pasti cari toko buku. dan selalu ada saja buku yang berhasil membajak hati ini untuk membelinya.

Saya adalah orang yang selalu ingin tahu, apa saja, dan semua terjawab ditumpukan sahabat karib yang tersebar dirumah.

Tetapi ada suatu kebiasaan buruk yang paling sulit hilang, yaitu senang membaca
sambil tiduran, rasanya nyaman sekali.

Jadi jika sedang gelisah, tidak bisa tidur , bosan apa-saja, bete kali istilahnya sekarang, saya selalu membaca salahsatu buku yang ada disekeliling tempat
tidur, yang kira-kira sesuai dengan situasi yang sedang menghadang saat itu.

Entah kenapa, nanti pasti akan timbul ide baru atau suatu penguraian lain dari masalah yang sedang melanda.
Setidaknya pikiran ini pasti akan teralihkan dengan apa yang sudah terekam semalam., melalui buku.

Hal inipun terbuktikan ketika saya menunggui suami yang sedang sakit, dan harus diopname.
Ikut ngamar dirumah sakit, yang suasananya redup dan miris, pasti tidak menyenangkan dan bisa membuat seseorang menjadi stress.
Terlebih bila banyak urusan pekerjaan dikantor.

Buku sumber  inspirasi setiap orang 
Beberapa dokter , yang kemudian menjadi sahabat , menganjurkan agar saya menghibur diri dengan bacaan-bacaan , buku yang ringan dan lucu.
Karena anak saya berlangganan Donal, saya bawa sekalian tumpukan komik
itu beserta beberapa buku yang lain.

Benar saja, dikala malam telah larut, suasana hening mencekam, sayup-sayup terdengar suara gumuman yang tidak jelas diluar kamar, membuat bulu kuduk berdiri. Saya tengok suami kelihatan nyenyak tidur, tidak sampai hati kalau sampai membangunkan cuma gara-gara saya mrinding , kan saya yang jaga dia !

Ya, memang disekitar kamar kami banyak yang sedang sakit parah dan pasti berusaha mempertahankan nyawanya. Lamat kadang terdengar suara langkah kaki.
Rasanya berhenti dimuka pintu kamar saya. Mata tertuju kepintu, … tenang, ..tenang
Ternyata tidak ada apa-apa, tetapi suasananya tetap membuat bahu terasa berat.
Pintu saya buka cepat, kosong , sepi sekali, lorong kiri-kanan juga hening, lengang.
Saya sebenarnya termasuk pemberani, tetapi saat itu bulu kuduk saya benar-benar berdiri. Kayaknya didepan saya ada sesuatu. Ada apa ya ?.

Saya tidak bisa tidur, gelisah, saya lihat tumpukan buku yang tadi saya bawa.
Saya ambil dan mulai kubuka - dan entah dari mana datangnya , mungkin otak ini terpengaruh oleh gambar dan cerita konyol didepan mata, tiba-tiba kegelian menyelinap, dan pelahan saya senyum-senyum sendiri,, edan, kocak banget.
Rasa tegang ngeri dan mrinding lenyap begitu saja.
Pikiran jadi relax, dan kemudian bisa tidur pulas dengan otak senang.

Paginya terdengar ramai dimuka kamar , ternyata penghuni ruang dimuka , seorang ibu sepuh yang sudah saya kenal , meninggal tengah malam tadi..
Saya tertegun., dan ikut berbela sungkawa pada keluarganya., meskipun kayaknya tadi malam beliaunya sudah pamit pada saya duluan.
Tetapi dengan rasa segar dan layaknya punya kekuatan dan semangat baru saya tetap melangkah untuk menatap hidup dengan lebih tegar.
Mungkin otak saya sudah diisi oksigen, karena semalam saya berjenaka-ria senyam-senyum dengan sahabat setia saya . Week, wek, wek.

( buat : seorang Ibu sepuh yang sudah bahagia disana )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar