Minggu, 10 April 2011

Pendidikan Sex Pertama Lewat Buku

Keluarga saya punya hobby yang sama : membaca.
Disamping bacaan sehari-hari, kami berlangganan koran dan majalah, juga banyak buku-buku yang menjadi koleksi keluarga kami.
Jenisnya maca-macam, yang banyak pengetahuan baru yang sedang berkembang.

Sebagai anak kecil sayapun ikut-ikutan dan ketularan kebiasaan yang menarik itu.
Saat itu, jangankan internet, tevepun masih hitam-putih dan tidak jelas.
Jadi membaca merupakan kesibukan yang paling menyenangkan.

Sayapun mulai mengkoleksi komik-komik, dari komik luar negeri terjemahan sampai komik lokal.
Di komunitas saya, di sekolah dan antar tetangga, mainan kamipun di sesuaikan dengan cerita dari komik.

Ada yang jadi Tarzan, Superman, Mandrake, Flash Gordon, dan lain tokoh super hero yang hebat-hebat itu.
Kalau ingat dan ketemu dengan rekan-rekan “ tempo - doeloe “ yang sekarang sudah “ glamur “ , maksudnya golongan lanjut umur , kami sering ketawa-
ketawa geli, lha wong saya sering jadi Tarzan, padahal saya cewek asli kok.
Mungkin karena saya tomboy, suka aktif dipermainan cowok yang agak keras.

Dan tidak tanggung-tanggung, kamipun sering bergelantungan di pohon-pohon dengan pisau belati ( bohongan ), naik Tantor, si gajah yang selalu diperankan
oleh rekan paling besar, selalu menggandeng Cheeta, si monyet, di perankan
oleh rekan paling kecil. Indah sekali kenangan itu.
Seingat saya, permainan wayang tidak pernah kami mainkan, meskipun komik wayang banyak beredar saat itu.

Sepertinya kehidupan berjalan biasa-biasa saja, tetapi rasanya ada sesuatu yang berubah pada diri saya, terutana phisik saya, perubahan yang tidak saya mengerti.
Waktu itu saya berumur 12 tahun, duduk dikelas 6 SD.

Saya ingat, hari itu, sepulang dari sekolah, keadaan rumah sepi, rupanya ayah dan ibu lagi bertandang kerumah kawan beliau.
Setelah makan siang, masuk kamar seperti biasa menjumpai sahabat saya, buku koleksi yang bertebaran dikamar.


Diantara tumpukan buku ada sebuah buku yang saya yakin bukan buku koleksi. Ternyata buku kesehatan , terjemahan , yang ditulis oleh dokter luar negeri, dilihat dari nama yang tertera .
Ternyata itu buku Ibu, yang sengaja ditaruh disana.
Kata beliau saya sudah waktunya boleh membaca buku itu.
Saat itu sebenarnya saya kurang faham dengan maksud buku itu, karena benar
suatu pengetahuan yang baru, tetapi beliau mengatakan kalau nanti pasti bakal
mengerti jika sudah mengalaminya sendiri.
Ternyata itu merupakan pendidikan sex pertama lewat buku dari tangan Ibu.

Cara beliau cukup sederhana dan tidak menimbulkan gejolak bagi pribadi.,
karena kami selalu didampingi oleh buku-buku pengetahuan bermutu.
Meskipun hal itu cukup sensitive dan mengagetkan, karena saya samasekali
belum mengerti tentang tumbuh kembang tubuh manusia sejauh itu,

Sebenarnya, diantara kita, teman-teman remaja cilik sudah banyak rumor menggelitik , seloroh kecil , gunjingan lucu tanpa kita mengerti arti yang sebenarnya tentang pra-sex ini.

Untung saya punya seorang Ibu yang yang mau membuka hati untuk berbagi
secara gamblang hal-hal yang harus kami ketahui tentang tubuh kita.

Sesudah haid pertama, sayapun semakin akrab dengan Ibu, oh, ya saya adalah
putri tunggal beliau , kami kemudian sering berburu mencari buku-buku yang
berhubungan dengan berbagai masalah , dari pengetahuan tentang sex juga pengetahuan lain tentang kehidupan yang semakin pelik ini.
Waktu itu buku makin marak, berkembang dan ditulis oleh ahlinya, juga harganya
amat murah terjangkau.
Kebiasaan itu terus berlanjut sampai SMA dan kuliah.

Kalau ada suatu masalah, saya pasti lari ke toko buku, mencari buku buku yang ada hubungannya dengan aral itu. Pemecahannya pasti ada, setidaknya saya tidak salah-salah amat jika harus mengambil suatu keputusan.

Sesudah menikah, kerja dan punya anak, kebiasaan tidak perah berubah.
Yang berubah hanya rekan jalan .
Kalau dahulu ayah dan ibu saya, kemudian suami saya yang selalu mendampingi saya untuk berburu buku-buku yang kami perlukan, dari hubungan suami isteri secara psychologis, pengetahuan sex, kesehatan dan aneka macam persoalan masalah yang menghadang.

Cyclus kehidupan berjalan terus, dan sekarang yang selalu menemani saya adalah
anak saya, meskipun tidak segencar dahulu.
Anak sayapun penggemar buku, meskipun topiknya lain dari jaman saya dahulu.
Karena harga buku cukup mahal sekarang , kadang kami hanya pergi jika ada pameran saja, karena disana biasanya ada obral , discount . buku- buku murah yang cukup bermutu. Gramedia kadang mengadakan.
Yang sedang saya buru sekarang sepertinya judul yang berkisar tentang kesehatan lansia, dan mungkin menjadi tua dengan bijak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar