Sabtu, 02 April 2011

Nasi Goreng dan Pecel .

Semua orang pasti berdecak kagum dengan pernikahan KD dan RL.
Tetapi bukan karena wahnya perhelatan itu , karena kalau selebriti bikin pesta
nggak tanggung-tanggung, pasti ber-yard –yard.
Tetapi semua mata selalu tertuju pada Anang Hermansyah, bekas suami KD

Beberapa komentar seleb dan orang biasa yang terekam , semua memuji
“ kebesaran jiwa “ Anang, benar-benar gentleman.
Orang berbisik-bisik, kok nggak sayang ya KD melepas Anang, yang begitu
baik, berprestasi, bertanggung-jawab, setia etc … etc, dan sudah memdampingi  selama itu dengan dua putra/i yang mulai beranjak remaja.
Ibaratnya from Zero to hero beneran.

Tiba-tiba saya teringat pada peristiwa serupa tapi tak sama seperti itu.

Waktu itu saya mengikuti kursus Kesehatan Jiwa.
Tepat disamping saya duduk seorang wanita “ usia bijak “ yang gorgeous.
Parfum lembut tercium dan kami berkenalan, menarik sekali wanita ini, karena
disetiap seksi kursus , dia selalu tampil memukau dengan gaya dan brain yang
mengagumkan.

Sebut saja Mira, seorang pengusaha, dosen, aktifis suatu Lembaga Sosial,
..bla, bla, bla, pokoknya terkenal.

Lama tidak bertemu, tiba-tiba saya ketemu dengan dia disuatu supermarket
dekat rumah.

Ketika kita makan, dia bercerita kalau dia sedang ada masalah dengan suaminya.
“ Kamu ingat ketika kita kursus kesehatan jiwa beberapa waktu yang lalu ? “
Saya mengangguk.

“ Dipelajaran sexology diberikan beberapa definisi laki-laki yang membosankan
meskipun baik.
Kan seorang laki-laki harus bisa menyulap dirinya, istilahnya bukan cuma bisa
memasak nasi goreng saja. Wanita yang harus selalu makan olahan itu terus-terus
an, … wah, ya seperti pecelnya versi laki-laki, ingat nggak ? “
Sayapun mengangguk.

“ Banyak lho wanita yang baik, setia, tetapi tetap suaminya nyeleweng kesana-sini, alasannya isterinya setiap kali selalu masak nasi pecel melulu.
Padahal sang suami sekali-kali pengin makan nasi gado-gado, nasi cap jae, bahkan
nasi martabak “
Saya terkikik.

“ Begitulah suamiku, selalu masak nasi goreng yang itu-itu saja. Sekali-kali
aku juga pengen nasi campur, nasi bak-moy, bahkan nasi kabuli, iya kan ? “

Sayapun mengangguk, … tuing, … salah ya ?.

Harusnya kalau kita sudah janji berikrar dihadapan TUHAN, apapun harus kita hadapi bersama. Perkara nasi goreng dan pecel atau yang lain , pasti bisa dibicarakan dengan baik, sambil merancang menu baru yang lebih pas dan asyik,
bukan malah cari menu lain diluar, iya apa iya ,

Ibu Kartini help, emansipasi Ibu sudah jauh jalannya.
Ibu bahagia, bangga, termenung, tercenung, atau malah kaget.
Saya hanya bisa menggumam “ no comment “ aja ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar