Jumat, 15 Juni 2012

Candoleng – Doleng , lebih Vulgar dari Lady Gaga ?


Striptease Indonesia ? Gambar:m.okezone.com
Pengembalian uang tiket konser batal Lady Gaga barusan, seperti mengingatkan lagi dengan cerita saling silang yang bertalian dengan tokoh controversial itu.
Sudah agak lama terjadinya tapi saya tergelitik untuk menengoknya lagi.

Dan pasti kemudian dikaitkan dengan  kejadian senada ditanah air, yang tidak kalah heboh  dan seronoknya.
Banyak yang membandingkan dengan gaya penyanyi dangdut tanah air.
Maksudnya gaya penyanyi dangdut kalau sedang beraksi nyanyi dengan goyangannya yang memukau  dipanggung.

Ada goyang ngebor, dengan Inul Daratista, goyang gergaji ala Dewi Perssik.
Banyak goyang yang lain, tapi saya tidak hapal.
Terus ada golongan penyanyi versi “ macan “, ada Tiga Macan, Trio Macan,….dan sepertinya banyak, dan saling rebut paling  Macan asli.
Tetapi yang paling nge-top sepertinya Trio Macan dengan Iwak Peyek-nya.

Eh, yang paling gres  ada goyangan baru , yaitu goyang bebek atau goyang Itik.
Kalau anda pengin tahu atau membayangkan.
Lihat saja jika Bebek atau Itik sedang berjalan, bagian pantatnya,…. ….hehehe, ada-ada saja , kayak itulah , bayangkan sendiri.
Saya ketawa sendiri, waktu seorang penyanyi dangdut memperagakan go-tik ( goyang Itik ) itu.
Sepertinya sih masih jarang, juga tampaknya tidak se-heboh dari golongan para macan.

Tetapi baru-baru ini saya betul2 terkaget-kaget waktu melihat gaya Candoleng-doleng yang tayang di -internet.
Sudah pernah dengar sih , pernah heboh juga waktu itu , baik di media cetak /kaca , tapi  belum sempat lihat “ life “ di Internet.
Katanya goyang ini berasal dari Makassar , artinya Candoleng-doleng itu berjuntai-juntai.
Dan saya yakin meskipun belum pernah melihat pertunjukan life Lady Gaga dipanggung. Pasti ini lebih erotis dan vulgar dari semua itu.

Candoleng-doleng itu suatu pertunjukkan  ( ? ) yang diadakan  seusai ada perhelatan pernikahan.
Penontonnya banyak laki-laki/perempuan , dewasa dan anak-anak yang diadakan disiang bolong dan ditempat terbuka.
Bintangnya , penyanyi dangdut elekton , dan bersedia membuka baju dan celananya .
Dengan yang serba “ terbuka “  itu dia bernyanyi dengan gaya super seronok , katanya sih namanya goyang koplo ( ? ).

Dan penonton boleh nyawer , memberi uang pada si penyanyi.
Katanya cuma antara 2 s/d 5 ribuan , dan sang penyawer boleh memasukkan duit saweran itu sambil merogoh sana sini  badan dari si penyanyi.
Suasananya riuh rendah dengan adegan yang semi brutal , saya pikir amat menyedihkan.
Karena kesannya amat dilecehkan dan tidak dimanusiawikan sama sekali.

Kalau orang membandingkan dengan strip – tease , yang ada di nite club , pasti bedalah.
Strip-tease diluar negeri , yang konon ada dinegara yang bebas sex , lebih diatur.
Disana biasanya diadakan ditempat tertutup, daerahnyapun tertentu.
Diadakan pada malam hari dengan penonton   dengan pembatasan usia dewasa.

Candoleng-doleng ini dilakukan ditempat terbuka, disiang hari dan ditonton oleh masyarakat setempat tanpa batasan umur atau gender.
Kesannya seperti pertunjukan liar yang bebas dan ngawur.

Ketika ditanya, si penyanyi mengatakan kalau semua ini dilakukan karena terpaksa.
Dia seorang ibu tunggal dengan seorang anak dan suaminya pergi tanpa kabar berita.
Karena himpitan ekonomi dan dia bersedia mundur jika punya kerja yang pantas.
Dia lulusan SMA dan sudah berkali ganti pekerjaan.

Karena sering di expose dan ada beberapa organisasi kemasyarakatan yang mengancam akan membubarkan pertunjukkan itu.
Rupanya Pemerintah juga turun tangan untuk menghentikan dan melarang pertunjukkan itu.

Tetapi ada baiknya agar aparat ( Pemerintah ) , atau Ormas yang melarang, juga bisa memberikan solusi jalan keluar bagi mereka untuk  ikut menolong  mencari kehidupan yang  lebih layak dan  manusiawi .
Mereka juga warga Negara Indonesia, anak bangsa Negeri  ini juga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar