Minggu, 17 Juni 2012

D-a-r-a-h B-i-r-u


Tetap indah. Gambar:sarwingsdiary.blogspot.com
“ Memangnya dari keturunan mana sih calon mantunya bu Marno  ? “ tanya Annie penuh ingin tahu.
“ Mana aku tahu,…kenal aja belum, dengar-dengar sih masih termasuk kerabat dekat istana….. “ , saya angkat bahu.
“ Ah , masak bangsawan rupanya kayak gitu  ? “ , dia seolah mencibir .
“ Kalau betul-betul priyayi itu kelihatan . Dari sikapnya , gayanya , tingkah laku dan tutur bahasanya , pokoknya kelihatan deh  “ , tandas terdengar suaranya.
Heran saya  : “ Priyayi atau bukan ,… apa sih urusanmu  ? “ , jawab saya jengkel , biasanya sih Annie tidak sebawel itu.
Annie tertawa terbahak-bahak , kayaknya geli sekali.

“ Begitulah , saya ini tadi lagi menirukan gaya bu Marno setiap ketemu orang . Menyebalkan, persis seperti petugas sensus , yang selalu tanya perkara keturunan orang “ , Annie terus kegelian , mungkin dia  lagi agak kumat miringnya.

Menurut Annie, Raden Ayu Marno adalah warga baru didaerah kami , pindahan dari daerah elit ( bukan main,…ckckck ).
Dan terkenal sebagai priyayi tulen, raden ayu  sejati  berdarah biru.

Kemudian , karena saya ingin kenal dan kepingin tahu , kali-kali beliau mau aktif ditempat barunya.
Juga karena saya dan Annie pengin cari  “ hiburan gratis “, sore itu kami memerlukan kerumah Ibu ( Raden Ayu ) Marno.

Agak lama  juga kami  berdua duduk diruang tamunya , menunggu “ndoro putri “ yang sedang siram/mandi.
Dan karena iseng, seperti maling saja, mata saya melayang kesana kemari.
Kursi2-nya besat , berukir dan disetiap dinding dan mejanya berjejer foto-foto kuno dari leluhurnya.
Ada lemari besar berisi aneka pernik hiasan , dipojok ada sederet tombak , payung kebesaran  berwarna kuning keemasan ditengahnya.

Kira-kira setengah jam, baru nyonya rumah muncul , dan saya diperkenalkan Annie pada beliau.
Seorang wanita sepuh  berumur kira-kira hampir  menjelang enampuluhan tahun.
Saya perhatikan , ya seperti manusia biasa juga , warga Negara Indonesia, seperti juga kita2 ini.

Dan betul juga Annie , seperti petugas cacah jiwa, beliau langsung bertanya tentang silsilah keluarga saya,…… mungkin bisa tercatat mau dapat bagian jatah beras ya , seperti BLT,…hehehe.

Tetapi setelah itu , semua cerita diborong oleh bu Marno.
Tentang silsilah keturunannya, dengan tidak lupa selalu menyebut segala gelar dan embel2 dimuka dan dibelakang nama setiap kerabat dan keluarga-keluarganya.

“ Saya ini putrinya Raden Mas Kusumo …., itu bupati  ( menyebut sebuah daerah kabupaten ),.. iya , masih sepupu dengan Raden Mas Ario B-Ningrat , yang punya putra Jendral  ( menyebut sebuah nama ) , itu lho yang menjadi Atase Militer dinegara Antah Berantah,….” Saya mencoba menghubung-hubungkan ceritanya
  … dan masih kepernah keponakan dari Profesor Raden Mas D--, yang jadi rector di Universitas Z ,…lha itu dari isterinya kan masih termasuk kerabat dari ……” saya termenung, karena bingung dengan silsilah keturunannya.
Karena siapa dan jadi apa beliau sendiri ,saya malah tidak tahu dan malas juga menanyakan.

Baru tigapuluh menit omong-omong, saya lihat Annie sudah mulai bosan , celingukan.
Merasa tak kerasan, pengin pulang, karena mungkin dia sudah pernah dengar cerita itu-itu berulang kali.

Ketika kami sudah bisa keluar dari rumah beliau, Annie bernafas lega.
“ Persis deh, baru melihat pertunjukkan komidi putar yang membosankan ,pusing kepalaku,….aku dah denger itu empat kali lho , ya cerita itu juga “ , komentarnya.
Saya ketawa geli , saya janji ngajak dia untuk kelima kalinya, biar dia stroke !

Yang saya herankan, kenapa mesti semua dipamerkan pada kami ,orang yang baru dikenalnya.
Seolah bu Marno tidak yakin dengan dirinya, sehingga harus promosi kemana-mana.

Padahal menurut nasihat orang tua , kita bisa menilai seseorang itu dari tingkah laku, pribadi dan  tutur bahasanya , dari si person sendiri.
Dan samasekali bukan dari keturunan siapa dia itu .
Kata Annie, kalau seperti itu sih , namanya priyayi kesiangan,….ada-ada saja !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar