Jumat, 08 Juni 2012

Yang melangkah diantara Hati


Belaian sayang. Gambar:92maud.blogspot.com
Kalau kau tanya, kenapa tak dibuka lagi hati itu  ?
Matanya pasti berkedip-kedip, menahan resah isak didada
Terlalu mengada-ada , terkoyak, terhimpit , menghindar diri , berlebihan atau malah bertekuk lutut  ? ,…kautanya  ?

Kukatakan sahabat , biarkanlah ranting yang patah ini bersenandung dengan hatinya yang rapuh dan lara
Ijinkanlah dia merenungi semua dikeheningan kalbunya

Benar , cintanya sudah terlanjur bersatu dengan derai air mata
Bertabur getar mempesona namun syahdu
Tiba-tiba ,… ups , dia terpeleset jatuh dan terhempas pedih
Dan dia  betapa  sulit melupakan semua itu  ?

Katanya konon , kesepian itu merupakan pelengkap dari cinta  ?
Dan benarkah  kepedihan akan membuktikan artinya cinta  ?

Tetapi setiap saat mata itu berkaca-kaca
Selalu dia tergoda menatap bayangan dan lambaianmu

Tidak ingin jatuh cinta , kautanya   ?   ….dan dia mengangguk
Dibisiknya dengan lirih , ya , betul , karena dia tidak ingin bersedih lagi
Pengecutkah dia  ? , ah , dia tertunduk

Jadi maafkanlah dia sahabat, biarlah hati itu  menata langkahnya sendiri
Perkenankanlah dia bertenang diri dan memilih persahabatan dunia maya ini menjadi jabat hatinya
Dari nurani ini , setulus terima kasih bagi dirimu , sahabat
Dihelanya nafas dan dia memandang merentang  jauh

Ketika dia menyapa bukit , perasaan sedih tetap mencengkam diri
Dan dia tersedu dalam hati
Bahkan bukannya tanpa luka didalam jiwa, jika ditinggalkan keindahan nuansa ini

Berkepanjangan hari-hari indah yang dihayati diantara relung dindingnya nan apik
Terlampau banyak kepingan jiwanya berserakan disepanjang jalan-jalan itu
Dan tak terhitung buah kerinduannya berlari-larian diantara bukit-bukitnya nan molek
Rasanya tak kuasa dia memisahkan diri dari semua itu.


 Sekali lagi dipandangnya kearah laut
Dan kau , samudera luas , yang menghimbau segala , agar datang kepadanya
Sudah siap dia berangkat dan gairahnya mekar berkembang bagai layar terpasang , menantang angin
Sejenak dihirupnya nafas , dan sesayup pandang matanya membelai bukit

Benar , bukan sebuah benda yang akan ditinggalkan
Bukan pula sebuah kenangan manis yang harus dilupakan
Tetapi segumpal hati lembut yang penuh perasaan

Ah , hampir dia tergiur membawa serta segala yang ada
Tetapi bagaimana bisa  ?




                                                                          Yang lebay jelang renung diri
                                                                      di-sebelas-enam-duapuluh duabelas


 Caprib  ( Catatan Pribadi )  :
Dari percekcokkan dengan orang lain,kita melahirkan seni pidato
Dan dari percekcokkan dengan diri sendiri kita menulis puisi.
                                                                      ( Yeats ).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar