Sabtu, 11 Agustus 2012

Dalam C-I-N-T-A , … Bolehkah Jadi L-I-L-I-N ?

Lilin Cinta ?. Gambar:kayatra.blogspot.com
Saya tergelitik dengan tanya seorang sahabat.
Bolehkah kita punya filosofi Lilin dalam bercinta  ?
Artinya berkorban untuk kebahagiaan fihak lain ?

Setahu saya sahabat itu punya pribadi baik , keluarga baik dengan pendidikan dan karier bagus.
Tetapi sepertinya masih lugu  ,… dalam cinta.
 ( koreksi kalau keliru ).

Saya ingin jawab pertanyaannya  :
Cinta itu memang sukar untuk di difinisikan, banyak yang mengartikan aneka ragam.
Meski masih bertanya-tanya , atau di-pas2-kan dan dengan variasi berdasarkan pengalaman perjalanan hidupnya.

Menurut  Eric Fromm  : The art of loving.
1. Knowledge      --->   pengetahuan.
2. Care                --->  peduli
3. Respect           --->    rasa hormat.
4. Responsibility   --->    tanggung jawab.

123 --  kita jalankan kalau kita sedang menjalani suatu relationship dengan si dia.
Dari awal kita harus belajar saling berbagi, harus terus terang, give and take.
Juga saling terbuka ,kenali keluarga dan teman sahabatnya, jangan seperti membeli kucing dalam karung nantinya,  ter-kaget2 usai bulan madu.
Kita bisa menimbang, cocokkah kita dengan dia.
Kalau sudah klik, melagkah ke jenjang lebih serius,merancang masa depan.

Saya harapkan, meskipun sedang mabuk kepayang,jangan melupakan logika –otak harus tetap ada di kepala- biar saja Agnes Monica bilang : - Cinta itu kadang tak ada logika.

Kemudian kalau sudah menikah , … nah , ini dia.
Katanya konon perasaan menggebu itu akan meredup  ,… hehe , ada yang bilang 6 bulan.
Atau paling 2 tahun – what ever pokoknya gitu deh.
Dan sampailah kita pada poin yang ke 4 (empat) , suatu tanggung jawab didepan mata.
Paling berat, karena ada beban ( berat) yang harus disangga.
Yaitu menjaga keutuhan keluarga dalam segala aral yang melintang.
Seharusnya ini bisa terasa ringan, jika ditanggulangi  bersama, saling bahu membahu.

Balik kepertanyaan asal, menjadi seperti filosofi  lilin, berkorban.
Kalau kita terus harus jadi lilin, artinya terus harus berkorban, ngalah , tak berkutik, terpojok, … dan menjadi  lumer seperti lilin  --- wah .
Kita manusia, pasti punya nurani, harga diri dan juga egoisme pribadi
Cacing aja akan menggeliat klo diinjak lho , apalagi kita manusia biasa.
Suatu kali akan memberontak , lepas dari “penjajahan” yang kita pilih sendiri.
Pasti juga ,…  kita … punya rasa punya hati , kayak kata Candil , rocker itu … hehehe.
Yah, … mana tahan  ?
Kalau ada suatu keterpaksaan  ? , … mmm   tanya pada hati nurani anda yang paling dalam.

Saya ingin ingatkan, kita boleh dan di hargai menjadi seperti lilin.
Berkorban untuk orang lain, kalau ada suatu misi kemanusiaan.
Seperti jika ada gempa bumi , gunung meletus ,banjir atau bencana lain, mungkin waktu ada perang ?
Di “ medan” seperti itulah kita patut menjadi lilin dengan misi kemanusiaan yang tinggi.

Tetapi kalau untuk cinta,… enggaklah.
Disitu harus ada  knowledge , respect ,care  juga tanggung jawab yang harus kita tanggung , pikul dan jinjing bersama, demi kebahagiaan bersama pula.

Tetapi, tetap saja, setiap manusia berhak untuk  memilih jalan hidupnya sendiri.
Tentu saja dengan resiko, konsekwensi dan tanggung jawabnya sendiri pula.
Tulisan ini ditujukan baik  bagi  pria maupun wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar