Selasa, 13 November 2012

Kolam Segaran Trowulan , Ajang Pamer Raja Majapahit ?


Kolam Segaran Trowulan. Gambar:mojokertensis.com

Tulisan Bidan Care tanggal 31  May 2012. 01.59  tentang kolam Segara di Trowulan menarik sekali.
Kolam kuno yang biasa disebut  Segaran –Trowulan-Kabupaten Mojokerto-Jawa Timur , konon luasnya  6,5 hektar dengan panjang 375  m dan lebar  175 m .
Sekeliling kolam bersusun batu bata setebal 1,6 m dengan kedalaman kolam sekitar  2,8 meter

Diketemukan oleh Maclain Pont , seorang insinur dibidang gula , yang tertarik pada arkeologi , pada tahun 1926 dalam keadaan tertimbun..
Dahulu dipakai sebagai tempat rekreasi  Raja Majapahit,juga sebagai waduk air yang berbentuk telaga.
Dibangun pada abat 14, juga untuk mengatasi banjir dan mengelola perairan masyarakat Trowulan.

Ditulis pula oleh bu Bidan kita itu , dibawah kolam terdapat semacam gorong2 air atau terowongan yang cukup besar dibeberapa tempat untuk mengatur masuk dan keluarnya air.
Jadi sejak abat ke 13-14 , masyarakat  Trowulan/Majapahit sudah bisa mengatasi banjir dengan tehnologi sederhana dan dengan usaha arsitek sendiri.

Sebenarnya disamping untuk waduk air , untuk mengatasi banjir , mengatur perairan didaerah itu ,  ada lagi  kegunaan segaran Trowulan itu.
Konon itu juga sebagai tempat ajang pamer bagi  Raja Majapahit ,  ceritanya -  waktu itu jika Raja Majapahit kedatangan tamu-tamu dari luar kerajaan, pasti dijamu di tepi segaran itu , dengan aneka kemegahan , segala pernak-pernik peralatan makan yang konon terbuat dari emas asli.

Jangan –lupa- vote –- Bidan Care untuk terfavorit  di kompasianaval , … trims.

Sesudah segala perhelatan yang konon amat megah mewah ,  maka segala peralatan yang terbuat dari emas itu langsung dilempar dibuang kedalam segaran.
Tamu2 pasti terheran-heran, kok peralatan yang begitu mahal terbuat dari emas dibuang setelah dipakai makan ? ,mereka pasti berpikir betapa kaya rayanya kerajaan ini.
Hal itu tersebar keseluruh penjuru tempat , sehingga Majapahit terkenal sebagai kerajaan yang  amat kaya raya… emas saja dibuang-buang.
Cerita ini saya dapat dari omong2 dengan masyarakat didaerah itu, waktu saya berkunjung di Pendapa Agung, yang tidak jauh dari segaram.

Tetapi  ceritera sebenarnya, setelah segala alat mewah dan mahal  dibuang ,  dan perhelatan selesai kemudian  tamu2 pulang ,  maka  penyelam2 segera mengambili kembali segala peralatan yang sudah dilempar kedalam kolam itu.
Suatu trik untuk memberi kesan pada tamu tentang betapa kaya dan hebatnya  Majapahit saat itu.
Barangkali ahli sejarah bisa  “membenarkan “ kisah ini , atau ada versi lain yang lebih menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar