Kamis, 13 Desember 2012

Pengusir P-i-k-u-n , Ibu bermedia Sosial


Tetap semangat.Gambar:republika.co.id

Salah satu kerabat saya jatuh sakit parah, sehingga harus masuk rumah sakit , suatu komplikasi diabet yang serius.
Waktu menengok di Rumah Sakit, dia lupa-lupa ingat dengan saya, sehingga komunikasi terbatas.
Padahal dalam kekeluargaan kami cukup dekat dan akrab.

Beberapa waktu yang lalu, saya menengok kerumahnya , dia kelihatan sudah setengah pikun, bahkan dia bertanya-tanya melihat anak saya yang sudah begitu gede.
Seingat beliau anak saya masih bocah cilik , padahal itu sih sudah lebih dari 30 tahun lalu , berarti ingatan nya mundur begitu jauh.

Aduh, rasanya saya tidak ingin jadi seperti itu, …  maaf ,sepertinya agak bloon,… padahal  umur beliau hanya sedikit lebih tua dari saya.
Waktu control bulanan ke Rumah Sakit, saya sempat mendatangi psychiater dan menanyakan cara untuk menanggulangi jangan sampai otak saya cepat luruh dan menjadi pikun.
Faktor usia dan juga karena saya pernah jatuh sakit cukup parah menjadi pertimbangan yang serius.
Oleh dokter disarankan antara lain , olahraga ringan, pola makan seimbang, gaya hidup sehat dan harus ada aktifitas otak yang tetap dijalankan.
Saya sudah pensiun dan lebih terbatas lagi karena saya harus menjaga kesehatan lebih ekstra.

Anak saya menyarankan agar saya ber-internet , disana banyak pengetahuan yang berguna dan mungkin bisa tetap berinteraksi dengan teman/sahabat atau keluarga, meski hanya maya , karena dilakukan cuma via internet.
Kira-kira 2 tahun yang lalu, saya diajari anak saya main computer, dan saya mulai terkagum-kagum dengan kotak ajaib itu.

Pertama saya suka bejeweled atau main game gampang, sekedar untuk berbiasa-ria.
Setelah lanyah/terbiasa , saya baru ingin mencari teman diluar.
Beberapa teman/sahabat atau kerabat/keluarga yang saya kenal dan  sepantaran dengan saya, semua menolak – ngapain ,  sudah ngoperasinya  ribet , dan itu kan mainannya anak muda – kurang kerjaan banget sih kamu.
Saya kemudian masuk di FB , bertemu dengan beberapa teman baru dan beberapa ada yang nyambung.
Karena kepingin meluaskan pertemanan, saya masuk ke situsnya Oprah Winfrey dan Rachael Ray, yang acaranya sering tayang di teve , dan disitu saya agak kepentok.
Beberapa sahabat memang saya dapat,tetapi scam dan juga spam saya terima.

Beberapa sahabat luar mulai menyapa, dari nenek-nenek tua juga kakek sampai pemuda bule Australia 20 tahunnya yang mengirim fotonya yang sedang  selancar.
Padahal di FB, saya mencantumkan hari/tanggal lahir plus tahunnya , jadi mereka tahulah kalau umur saya sudah 65 tahun waktu itu.
Kemudian , … nah ini dia , tiba-tiba saya disapa yang mengaku seorang Jendral USA (?),dan tertarik dengan saya dan ingin datang ke Indonesia., di foto-nya ada bule ganteng setengah baya dengan rambut putih perak,beruniform militer , duduk di meja tulis  besar, dilatar belakang bendera2 yang megah.
Ada pengusaha Mexican yang punya banyak perusahahahaan buesar lagi , fotonya  dikirim  terlihat seorang Mexican berkumis  bersandar di kapal pesiarnya ,…
Masih banyak yang lain dengan segala trik  dan lagaknya untuk menarik “hati” saya, … ada-ada saja.

Kadang saya pengin menggodanya dengan : … ini lagi main di film apa, sir ?, tapi enggaklah , saya  ingat saran mbak Aridha, - gunting saja bunda !

Sebenarnya saya sudah diberi tahu anak saya kalau itu Nigerian Spam, penipuan , karena dia sendiri ternyata juga banyak dikirimi model begituan, bahkan lebih dahsyat.
Saya pernah menulisnya beberapa  bulan yang lalu tentang Nigerian Spam ini.

Saya tidak suka dengan “sahabat” semacam itu , dan akhirnya saya menemukan Kompasiana. Mungkin disini saya baru klop. , saya bisa bercanda, bersahabat dan saling belajar.
Sayangnya rekan sebaya, seumuran dengan saya sulit ditemukan, hanya satu dua, lainnya anak-anak muda yang berumur sekitar 30 tahunan.
Pria dan wanita muda seumuran itu dengan berbagai perangai yang semua saya anggap menyenangkan , menarik dan bermanfaat.

Bahkan di Kompasiana ini , saya bertemu dengan 2 sahabat yang rasanya bisa saya anggap seperti anak sendiri.
Yaitu mbak Aridha Prassetya yang cantik dan pasti semua sudah mengenalnya, yang seorang lagi mbak Romana Tari ( Bidan Care ), yang keduanya sama cantik dan terkenalnya di Kompasiana ini , saya merasa beruntung bertemu dengan dua “ anak “ saya yang hebat ini.
Sahabat yang lain pasti juga sama hebatnya dan selalu bisa memberi masukan yang berharga bagi saya.
Sehingga otak saya terus  bisa bekerja,tidak menjadi pasif dan cepat luruh.
Kadang saya bisa ketawa sendiri, - betul ketawa geli dengan canda segar yang mereka sering lontarkan.
Hal itu,disamping memang diantara kami semua ada benang emas merah yang mengikat, -kami tertarik menulis- juga bisa merupakan amunisi bagi otak saya agar saya tidak cepat pikun dalam menjalani sisa-sisa hidup saya.
Terima kasih dari hati yang tulus bagi semua sahabat di Kompasiana .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar