Rabu, 04 April 2012

Cinderella Complex , Barikade Emansipasi

*** Persembahan untuk wanita di bulan Perempuan , April 2012.

Bagi gadis2 yang masih imut , pasti senang melihat film Barbie yang begitu indah dan manis.
Untuk gadis2 muda pasti terpesona dengan perhelatan pernikahan Pangeran William dengan Kate Middleton.
Dan bagi wanita yang sudah berumur, pasti masih terbayang pernikahan megah Pangeran Charles dengan Diana Spencer saat itu.
Dibenak setiap wanita pasti terpikir, betapa beruntungnya dan bahagianya wanita2 itu yang bisa mendapatkan sesuatu yang paling diimpikan , sosok pangeran idaman.

Tetapi benar begitu kah ?
Sesudah melihat perjalanan hidup pernikahan Pangeran Charles dan putrid Diana, ternyata mereka juga tidak lebih dari pernikahan orang biasa, berantem dan bercerai bahkan berakhir dengan tragis.
Pangeran William dan Kate , kita tunggu saja.
Tampaknya mereka lebih senang, kalau pernikahannya biasa2 saja , jadi mereka lebih berhati2 , berpikir lebih realistis.
Mungkin mereka belajar dan melihat nasip pernikahan orang tuanya.
Dan bagi yang masih imut , harus disadarkan kalau semua yang tampak dilayar dan dibuku cerita , hanyalah dongeng yang tidak nyata.

Ternyata masih banyak perempuan yang ber-angan2 , akan menjumpai/bertemu dengan seorang “ pangeran “ sempurna, ganteng , baik hati dan bersedia mengentas semua penderitaan/masalah yang ada dengan tulus cintanya
( pakai naik kuda putih , berjubah dan bermahkota pula,….. hehehe, bertemu dimimpi ‘kale ya ! ).

Didalam buku Collete Dowling “ The Cinderella Complex “ , dikatakan bahwa perempuan tidak bisa maju berkiprah dengan maksimal karena dihambat oleh pola pikirannya sendiri.
Wanita merasa takut/ragu2 untuk mengembangkan kemampuannya sekuat tenaga.
Wanita masih mengharapkan, ingin di “selamat “-kan atau ditolong dengan tulus, dan dilindungi oleh faktor2 lain diluar dirinya, terutama oleh seorang laki2.

Shrek "Cinderella" jungkir balik yang konyol. Sumber Gambar : Google
Sebentar – time out- time out , …
Oh, ya saya sering senyum2 sendiri jika melihat film yang tayang di tivi versi Cinderella , aneka cerita Barbie , Snow White , ceritera sejenis dari Indonesia , dan ups …ini dia hampir lupa, … Shrek, ..ya Shrek – veri Cinderella jungkir balik paling konyol dan menggelitik.
Tapi mungkin paling “ manusiawi “ , dikemas dengan piawai , halus tapi mengena dan menyadarkan,… hehehe, … kapan2 kalau tayang bisa anda perhatikan, atau bisa beli/pinjam dvd-nya.
Anda pasti terkekeh dan sekaligus tersindir. , manis sekali.


Eh, apa ya tadi,…oh, ya tentang Cinderella Complex.
Banyak sih teori2 yang ada , tentang mengapa kok sampai perempuan bisa mempunyai nurani “ Cinderella Complex “ seperti itu.
Ada Aristoteles, Engels , John Stuart Mill, Wilson bahkan Prof.Havelock Ellis.
Saya ingin menggabung beberapa teori yang sepertinya merupakan kesimpulan , jalan tengah yang adil dan tidak berpihak.
Semua disebabkan oleh phisik dan tradisi/budaya ( ?) yang diturunkan sejak kuno.

Keadaan phisik wanita lebih lemah dari pria.
Disamping kodrati, juga perubahan phisik wanita , suatu proses alami, mens, melahirkan, membuat seorang wanita menjadi lebih lemah dari laki2.
Dan semua berpengaruh pada terhambat aktifitasnya.
Tradisi/budaya : karena keadaannya yang perlu dilindungi, karena bisa melahirkan.
Sejak jaman purba, kepadatan kelompok merupakan hal yang penting untuk pertahanan dari suatu komunitas mereka.
Kelahiran manusia baru, merupakan hal yang menggembirakan dan mentakjubkan, dan amat diharapkan serta dibutuhkan .
Ternyata mahluk yang bisa melahirkan itu pastinya ya perempuan.
Jadi mahluk ini harus dijaga, dilindungi , di-istimewakan , di –eman2 ,semaksimal mungkin.

Mungkin karena instink selalu dilindungi yang terbentuk sejak lama, maka hal itu hidup terus sampai sekarang, meskipun jaman sudah jauh berubah.
Wanita masih terlihat bahkan sering berangan-angan, ada seseorang ( pangeran ? ), yang datang dan menyelamatkan hidupnya dan melindunginya ,jika mengalami kesulitan.
Banyaknya tayangan , teve , buku , dongeng yang membuai, pasti makin memperparah keadaan ini.

Orangtua seyogyanya harus mulai merubah pola pemikiran dan pendidikan ini.
Jangan terlalu dibedakan jika mempunyai anak laki2 atau perempuan.
Ya , ya pasti ada perbedaannya, karena kodrad alam yang dialami perempuan lain dengan laki-laki.
Tetapi jangan berlebihan “ seolah “ melindungi wanita bak porselen yang tidak tidak boleh tersentuh dan tergores..
Karena dengan kemajuan dan pengetahuan modern, pasti bisa membuat wanita lebih mandiri tanpa perlindungan yang berlebihan dari laki2.

Biasanya, jika dirumah , ada peran seorang ayah atau kakak laki2 .
Kemudian sang suami , kalau sudah menikah dan kalau sudah sepuh, ada anak laki2 yang diharapkan tetap jadi pelindungnya.
Laki2 pun karena instink pasti menjadi pelindung keluarga, terutama wanitanya.
Disamping tugasnya /tanggung jawabnya /tradisi , merekapun bangga jika bisa melindungi wanita, bahkan siapapun dia , pokoknya perempuan.
Dan si wanita, masih tetap nyaman , aman , terlindung , meski kadang/banyak yang tersiksa batinnya ?
Emansipasi ? , jika perlu pasang barikade emansipasi ,untuk bisa terus mendapatkan kemudahan dan kemanjaan seperti itu.
Bahkan ada yang bilang, wanita lho , …...ada yang gampang kok cari susah sih ?
Apa memang harus begitu ya ?
Kartini2 muda , apa tanggapanmu , senyampang ini bulan baik untuk meng-evaluasi segala sesuatunya , terutama tentang emansipasi kita.
Ibu Kartini akan tersenyum cerah atau malah sedih termangu ya ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar