Jumat, 20 April 2012

QUO VADIS : Wanita – Wanita Pencari Kerja ?

Sumber Gambar : iinsyah.wordpress.com
 
Katanya , jaman sekarang wanita2 lebih  gampang mencari kerja daripada laki2.
Salah satu alasan , wanita gampang dikendalikan daripada pekerja laki2.
Benarkah alasannya cuma se-simpel itu  ?
Ada hal lain yang justru wanitapun malah lebih sulit untuk mengendalikan dirinya.
Saya ingin  memberi gambaran tentang hal itu ,yang saya dapat dari pengalaman pribadi , keadaan sekitar dan pengamatan yang ada hubungannya dengan itu.

Sejak sekolah dasar, saya menyaksikan banyak teman2 wanita saya berguguran keluar sekolah.
Alasan klasik, keterbatasan ekonomi ortu , juga alasan tidak perlu sekolah tinggi2 , karena paling banter masuk dapur.
Dan kalaupun ortu punya dana , pasti yang dipentingkan untuk melanjutkan pendidikan pasti anak laki2-nya,yang konon lebih bisa diandalkan.

Atau yang lebih tragis yaitu tradisi masyarakat setempat.
Salah satu contohnya , pernah saya alami ketika saya masih berumur 11 tahun , kelas 5 SR-SD sekarang.
Teman wanita saya – Rahmi -  dinikahkan paksa , sayapun datang  bersama teman2 sekelas .
Ada tradisi  “ jago-an “ – ada seorang laki2 , yang kuat lari dan pinter berkelit, pandai juga berkukuruyuk.
Dia membawa ayam jago  ( buatan dari selendang dan pernak-pernik hiasan lain ) .
Jago itu juga dihiasi dengan uang dan barang berharga lainnya, yang bisa direbut oleh orang yang mengejar jago itu.
Kemudian terjadilah kejar2-an yang menggelikan dan mengasyikkan
Sebenarnya, sedihnya , tradisi ini malah menunjukkan kalau si-pengantin wanita belum dapat hait/mens saat itu.
Hal itu baru saya ketahui belakangan.

Besoknya Rahmi datang kesekolah seperti biasa.
Pada waktu pelajaran awal, bapak kepala sekolah datang dengan ayah Rahmi.
Dia langsung mengajak Rahmi pulang , dan menarik tangan Rahmi , yang mulai menangis.
Tarik2-an terjadi , karena Rahmi tidak mau pulang, tetap duduk malah memegangi tangan saya , dia sebangku dengan saya.
Sayapun ikut mempertahankan Rahmi dan kelas menjadi gaduh, karena anak2 yang lain mulai maju.

Mungkin saking jengkel, tangan saya disentakkan ayahnya dengan keras, hingga saya hampir terpelanting , dan dia  langsung menggendong Rahmi beranjak keluar.
Entah kenapa, sayapun cepat mengambil penggaris besar dipapan dan langsung saya hantamkan kebadan ayah Rahmi, penggaris itu patah jadi dua.
Bapak kepala sekolah dan guru kelas langsung memegangi saya, menenangkan saya.
Setelah itu saya menangis , tidak ingat apa yang saya pikirkan saat itu, tetapi saya merasa marah sekali.
Kejadian itu tetap terekam dalam otak saya.
Tetapi sejalan dengan bertambahnya umur dan berpikir lebih jernih , terasa makin miris karena bisa merasakan betapa keadaan itu amat memilukan.

Sesudah SMP dan SMA , teman2 wanita sayapun makin sedikit, tiada kabar beritanya.
Sayapun kurang memperhatikan karena ada cerita2 yang rasanya,…, ah, dunia remaja pasti menggelitik dan lebih  menarik perhatian saya.

Dibangku kuliah, awal2 banyak juga rekan2/ wanita baru saya.
Mereka berasal dari berbagai daerah dan kumpul disebuah Universitas besar dikota besar
Tetapi lama ada  satu dua yang hilang – kabarnya menikah dikota asal.
Yang tinggal tetap kuliah  atau menemukan teman akrab/pacar dikota baru ini
Yang bertemu dikampus juga ada, bahkan kita suka meledek mereka layak  “ truck-gandeng “  karena kemana-mana selalu berdua.
Sayangnya truck-gandeng itu kecelakaan , jadi terpaksa dinikahkan dan si-wanita-pun harus keluar kampus karena hamil.

Di-era kerja, kebanyakan kami sudah menikah atau bertunangan-resmi.
Justru yang belum menikah , mempunyai lebih banyak kesempatan untuk maju.
Jika ada beasiswa, dia langsung bisa siap – tidak usah memikir dua tiga kali, terlebih bila harus ditempuh di luar negeri.

Didalam rumahtangga, jika sudah begitu,  “ hukum- rimba “ atau  “ seleksi –alam “ yang berlaku.
Yang kuat -- menang , yang lebih berpotensi ,boleh melanjutkan kariernya, harus  ada yang ngalah.

Dalam hal ini , sebenarnya bukan karena perempuan lebih bodoh , karena tampaknya yang sering mundur, tetapi banyak keterbatasn yang menghadang kami, kaum wanita.

Disamping keterbatasan yang diberikan alam, phisik dan lain2.
Juga nurani dan rasa tanggung jawab yang besar amat mempengaruhi jiwa kami.
Banyak ibu2 pekerja yang mersa bersalah jika harus meninggalkan rumah dan buah hatinya, jika harus melaksanakan tugas2 kerjanya., terlebih diluar kota/negeri  dan memakan waktu yang lama .

Insting seorang wanita tidak bisa lepas dari bayang2 seorang ibu.
Bayangan sebagai pendidik utama dan pertama dimuka bumi, selalu melekat di-otak seorang wanita.
Dan dia tidak bisa lepas dari tugas mulia itu.

Jadi sebaiknya jika seorang wanita, memang sudah benar2 sreg/yakin mengejar karier.
Dia harus mempertimbangkan dahulu, apakah ada penunjang/pendamping yang kuat di belakangnya ?
Bukan cuma laki2 saja yang membutuhkan pendamping yang kuat, jika berkarier, wanita sama saja.
Dukungan dari orang terdekatnya sangat penting, suami, keluarga, orangtua, mertua atau orang2 yang bisa dipercaya..

Hal itu pasti bisa membuat  wanita  nyaman dalam mengejar karier dan melaksanakan tugas2/pekerjaannya dengan baik.
Nanti sudah susah2 mendapat kesempatan kerja, wanita  malah tidak bisa focus dengan tugas itu.
Jika sudah seperti  itu , pasti  pekerjaan  hanya merupakan beban berat,--amat berat, dia  akan pontang-panting dan salah langkah , malah2 bisa stress menjalaninya.
Jadi  tetap harus cerdas dan pandai2 mencermati segala sesuatunya , supaya tidak menjadi wanita yang serba salah !

SELAMAT   HARI   KARTINI  ,   TGL .  21   APRIL  2012.


 CaPrib  ( Catatan Pribadi ) :
Mereka yang sukses , bukan berarti mereka tidak pernah gagal.
Mereka yang sukses adalah mereka yang ber-kali2 gagal,
Tetapi selalu bisa bangkit kembali untuk membangun hari esok yang lebih baik .
                                               ( Mirabeau )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar