Jumat, 18 Mei 2012

Drama Satire : ISTERI JEMPOLAN


Keluarga bahagia. Gambar:blogs.indonesianpod101.com
Dari kantor , saya langsung  meluncur ke sebuah  bakery.
Tadi pagi anak saya pesan pengin sate donat , itu lho donat2 kecil yang ditusuk .
Setelah mengambil nampan dan jepit kue, saya mondar-mandir memilih aneka kue yang menantang selera, mentul2 dan kebul2 fresh from the oven.

Tiba-tiba kaget saya, didepan saya berdiri seorang pria  menghadang.
Saya perhatikan, agak lupa lupa  ingat.
Saia lihat kumisnya bergerak-gerak seirama dengan gerak bibir nya yang tersenyum menggoda.
Dia menyalami saya  : “ Sudah lupa ya ? “
Saya lebih menajamkan pikiran  saya,  mengingat.
Ternyata pria itu adalah Harsadi , salah seorang rekan kuliah saya tempo dulu.

Diantara rekan pria , Harsadi  ini terkenal paling  “ laris “ diantara semua .
Dia selalu berhasil  “ menempel “  cewek yang paling top sekalipun , untuk masa itu.
Orangnya sih tidak  terlalu istimewa, tapi  amat simpatik dan perhatian banget.
Tetapi setelah dia ,  ganti sana comot sini , tinggal sini gaet sana , kami , cewek2 ini pada ilfil  dan geregeten semua.
Lebih-lebih bila dia mulai gerilya kerumah dan melancarkan jurus  rayuan mautnya.
Kami lalu ramai2 mulai  bikin siasat , buat kapok dia.
Sehingga kemudian dia mengerti bahwa bukan dia yang bisa mempermainkan cewek , tetapi malah dia yang dikibulin cewek.
Saya pernah jadi kambing hitamnya,  menjebak dia , karena kebetulan pacar saya bekerja diluar kota.

Saya tersenyum geli ingat peristiwa itu , dan Harsadi pun rupanya  ingat dan  mengerti .
“ Eh , tapi aku sekarang nggak seperti dulu  lagi lho , aku sekarang sudah alim kok.
Isteriku,.. begini lho  “ , dia mengacungkan jempolnya.
Kamipun omong santai , sempat ditraktir minum dan cake, dan dia  kemudian memberikan alamatnya.
Diapun mengundang datang kerumahnya dengan rekan tempo dulu , saya mengerti banget siapa yang dimaksud.

Karena acungan jempolnya yang menggelitik itu , suatu sore , saya dan Menuk  datang kerumahnya , disebuah daerah permukiman baru yang bagus dan asri.
“ Aku pengin tahu, bagaimana sih isteri jempolan versi dia “  kata Menuk sambil nyetir mobilnya.
Ya , Menuk inilah yang dimaksud Harsadi rekan tempo dulunya, Menuk inilah yang amat parah sempat  “ diremuk “  hatinya oleh Harsadi.

Seorang wanita setengah baya, amat sederhana , umur diatas kami , membuka pintu dengan kalem tanpa ekspresi.
Dan saya jadi keheranan ketika kemudian Harsadi memperkenalkan wanita itu sebagai isterinya.
Wanita itu , isteri Harsadi , berumur agak jauh diatas kami, mestinya juga jauh diatas Harsadi.
Amat sangat sederhana, lugu , tanpa ganti baju dan tanpa memperbaiki  make-up samasekali , meski sudah duduk menemani kami diruang tamunya yang serba manis dan apik.

Bahkan sang nyonya ini hanya mendengar , meladeni minum , kue , tanpa embel2 komentar yang asyik dan tanpa ekspresi.
Jadi persis semacam seorang kakak lembut yang baik hati , ngemong dan menemani kami bertiga yang sedang bernostalgia.

“ Aneh memang laki-laki itu  “, komentar Menuk geleng geleng waktu kami dijalan.
Sayapun cuma bisa garuk2 kepala yang nggak gatal aja.
“ Kami ingat waktu dia sesumbar dahulu ? ,  bahwa isterinya pasti akan paling istimewa diantara kami semua , ingat  ? “ Menuk mengingatkan , dan saya cuma mengangguk.
“ Wanita itu mungkin paling istimewa diantara sekian gadis2-nya. Nurut , setia , jujur, lugu ,rajin , nrimo , dan pandai mengurus rumah tangga ,  tetapi,…rasanya kok  “ , dia berpikir
“ Cemburu ya ? “ aku goda dia.
“ Iiih , ..enggaklah, suamiku kan lumayan juga ,…” diapun tergelak.
“ Aku kira , jika laki-laki masa kini pasti tidak menyukai wanita type seperti itu.
Harsadi kan type laki-laki tempo doeloe , yang merasa derajadnya lebih tinggi dari wanita. Dia pasti tersinggung jika isterinya sampai berani membuat reaksi atau bahkan meng kritik atas segala tingkahnya. Bahaya lho wanita seperti itu “ ,.
 Kok ? “ , saya heran.
“ Iya dong, kalau laki-lakinya selalu benar sih enggak apa2. Tetapi kalau lakinya suka aneh2 dan nyeleweng  , dan isterinya ,…diaaammm terus , apa jadinya ? “
Sayapun berpikir atas kata2 Menuk itu. , benar kayaknya ya ?.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar