Minggu, 27 Mei 2012

IBUNDA dan IBU MERTUA , SAHABAT saya


Persahabatan ibu mertua dan menantunya. Gambar:okezone.com
Persahabatan  saya dengan ibunda , pasti tidak mengherankan setiap orang.
Saya putrid tunggal beliau dan bunda saya mempunyai pribadi yang amat  baik.
Disamping sabar luar biasa, beliau juga mempunyai sence of humor yang tinggi.
Kadang kami bisa saling mengerti , dan bisa saling melihat sesuatu dari sisi kelucuannya.
Indahnya masa kecil yang menyenangkan.

Tetapi teman2 saya tidak habis mengerti dan keheranan, kok bisanya saya juga  hidup rukun dengan ibu mertua saya.
Padahal menurut mereka, bentrok dengan ibu mertua itu malah sudah lumrah , sudah agenda rutin  harian mereka.
Ada saja masalah yang bikin mereka saling silang dengan ibu mertuanya.

Bahkan ada yang tanya , saya punya ilmu atau ajian apa , atau mungkin kiat khusus agar bisa  “ damai “ dengan ibu mertua.
Perasaan, saya tidak pernah  “ menerapkan ajian “ atau jampi2  khusus  (…ada2 saja ,…xixixi ), kepada ibu mertua , juga tidak ada trik2 tertentu.
Swear lho , biasa2 saja kok , lagipula saya kan  orangnya sedikit jail dan suka bergurau.

Saya dengan ibu mertua itu serumah.
Bukan berarti beliau tidak punya pilihan , beliau masih mempunyai rumah pribadi., yang cukup luas disebuah kota kecil.
Juga kakak perempuan suami , putrid beliau mempunyai kehidupan yang lebih dari cukup , dan selalu mengharapkan beliau bersedia serumah dengan kakak.
Tetapi beliau memilih tinggal dengan kami , dan saya  pasti senang sekali.

Profile beliau, seorang priyayi sepuh yang sabar dan amat menyayangi kedua putra/i-nya.
Tetapi terkesan beliau lebih sayang pada putranya, suami saya.
Seperti priyayi sepuh jaman dahulu, beliau masih cekatan, rajin, tetap santun.
Kadang cerewet , tetapi saya dan suami  malah  suka menggoda beliau.
Kan  saya dengan suami, sebetulnya merupakan dua anak manja, yang  amat disayang oleh orangtua kami…..ah, kenangan indah.

Saya dengan suami sama2 bekerja, sehingga punya beberapa kekurangan dan keterbatasan waktu untuk mengurus dan selalu memperhatikan keadaan rumah.
Jadi saya malah berpikir, bersyukur , amat terbantu dengan adanya beliau dirumah .
Jadi ada yang  selalu  mengawasi segala seluk beluknya , dan pasti amat bisa dipercaya dan diandalkan.
Kalau kita sudah jadi keluarga, jadi ya harus bersatulah, saling bantu dan saling percaya.
Itu semua saya dapatkan pada beliau.

Apalagi waktu itu saya mempunyai anak kecil yang harus diawasi secara  extra.
Ada  dua orang pembantu , pilihan beliau sendiri , yang selalu membantu beliau.
Kadang malah ada adik beliau dari luar kota , yang selalu datang menemani beliau , yang berlama-lama ditempat kami untuk bernostalgia dan menemani beliau.

Dan seperti priyayi2 sepuh yang lain , beliau juga hobi memasak.
Untungnya saya bukan orang yang perfeksionis, saya senang saja masakan beliau.
Kalau saya suka dengan masakan beliau , saya puji masakan beliau, tetapi kalau nggak sesuai ya , pilih makan saja diluar.

Ceritanya sih pernah terjadi, waktu itu adik beliau datang dan membawa makanan favorit keluarga beliau , yaitu brengkesan larva tawon , yang konon uenak banget.
Mendengar itu langsung bulu romaku  (  bener nich )  berdiri semua.
Bayangan saya, waktu makan itu ada , pasti ada ribuan tawon yang ikut masuk dan tertelan dimulut. …. hiiii.
Sayapun minta maaf , juga pada suami ,  enggak bisa deh saya makan bersama mereka.
Sepulang kerja , sayapun mengajak anak saya , kok kebetulan anak saya juga tidak suka makanan itu, kesebuah super market dan makan disana.
Malamnya, sebelum tidur ,  diranjang  ,saya kok jadinya melihat suami jadi tawon yang
buesar,…saya bergidik , kita bergurau dan saling ejek lucu ,  eh , ternyata diapun bener lho jadi tawon , yang siap ,…menyengat ,….ups, sensor .. ah …hehehe.

Oh, apa ya ceritanya tadi , sampai lupa saya , gara2 tawon.
Ya, beliau , ibu mertua saya itu memang hobi masak, ini berhubungan dengan pengalaman  beliau dulu .
Beliau adalah salahsatu rekan dekat  dari Ibu Dar Mortir , pejuang wanita di Pertempuran Soroboyo yang heroic itu.
Beliau bertugas di dapur umum , yang mensuplai makanan untuk pejuang  arek2 Suroboyo , yang berjuang habis2-an dimedan laga.
Saya suka mendengar  kisah beliau dijaman muda waktu aktif didapur umum itu..
Senang sekali melihat beliau yang masih berkobar semangatnya mengingat jaman pertempuran itu.
Saya dan anak , kadang dengan suami suka tidur2-an, menemani beliau ditempat  tidurnya yang wangi bau melati.

Kami sekeluarga juga punya hobi memancing dilaut.
Jika beliau ingin ikut , kita cukup di dermaga/kade saja, tidak berani naik kapal, kawatir beliau agak pusing kena angin dan ombak.
Sudah disiapkannya sambel bajak atau kecap dan lombok rawit iris., serta nasi hangat .
Jika dapat ikan yang enak , kerapu atau kakap , lobster/bandeng  laut yang gemuk , kadang cumi , dimasak/goreng langsung disana dan ramai2 makan dikade.
Saat indah yang tak terlupakan.

Waktu suami dipindah tugaskan di Palembang , beliaupun tetap berkenan ikut.
Saya dan suami harus pontang-panting, mengatur waktu dan jadwal yang kadang bertabrakan.
Saya bekerja di Surabaya , dan sepertinya menjadi tugas beliau untuk tetap mengawasi putra  kesayangannya , jika saya ada di Surabaya.
Banyak kesulitan , halangan dan kesukaran di kehidupan  kami  ?
Pasti banyak, tetapi dengan kerjasama yang baik, kami berusaha untuk tetap tegar menghadapinya., sebagai suatu keluarga , yang ingin meraih kebahagiaan.
Meskipun kami toh tetap manusia biasa, yang pasti banyak mempunyai kekurangan dan keterbatasan tertentu , menghadapi aral yang melintang.


Aduh , tiba-tiba tulisan saya ini terasa bergetar  dan  jadi tersendat.
Ternyata saya harus menerima kenyataan , bahwa orang2 tersayang didekat saya.
Ayah dan ibunda tercinta, ibu mertua dan juga suami saya semua sudah meninggalkan saya , satu persatu.
Pasti  ada luka  dihati ini dengan kepergian orang2 tersayang dan menyayangi kita.

Kadang jika hati ini sedang merintih  serta  merindu , dan mengenang orang2 tersayang.
Rasanya saya terhenyak, dan seolah terhempas didimensi yang tidak saya mengerti.
Dan luka didada ini seolah terkoyak lagi , bak sembilu yang menyayat.
Dan akan kembali berdarah-darah , hingga terasa ada yang runtuh didada,  pedih sekali.
Saya harus tertunduk dan pasrah.

Tetapi never mind, saya harus tetap berani menatap kedepan bersama anak saya tersayang , seorang pria muda ganteng yang baik hati.
Yang sepertinya   dia juga bisa bersahabat dengan saya , mendampingi saya yang sudah sepuh , uzur  dan mulai rapuh  ini .
Ya ,  untuk  menggantikan beliau2 yang sudah meninggalkan saya., terlebih dahulu.
Bagaimanapun  saya juga masih  merasa bersyukur , karena sudah pernah diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan yang apik dan manis seperti  itu  bertahun yang lalu.


Caprib :
Hal-hal terbaik dan terindah didunia , tak dapat dilihat dan disentuh
Mereka hanya bisa dirasakan dengan hati.
                                               ( Helen Keller )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar