Selasa, 29 Mei 2012

Pe-ra-wan yang As-Pal


Bunga-bunga cinta. Gambar:nuansasurga.wordpress.com
Nia, salah seorang kenalan saya dari kalangan “ high –class “ , menelepon :
“ Kau tahu , si Aan lagi operasi ? “ ,  terdengar dia terkikik..
“ Hah , sakit apa dia ? “ , kaget juga saya, karena  belum pernah dengar  si  Aan  sakit serius , mengeluh saja rasanya nggak pernah.
Kok tiba-tiba dengar dia dioperasi.
“ Ssst,…operasi …hahaha    , Nia terdengar ketawanya makin kegenitan.
“ Eh , kau sinting ya ? , ada teman operasi kok malah kesenangan ? “ , saya makin heran.
Dengan suara basak-bisik campur geli, Nia bercerita bahwa Aan operasi untuk bisa menjadi   “ dara “  alias  perawan lagi.

Tentu  saja saya  jadi terbelalak dan heran bukan main.
Menurut Nia , suami Aan , pak Martief  kabarnya lagi “ ada main”  dengan seorang dara yang masih berbau kencur , amat muda.
Dan untuk menandingi si-dara itu , Aan berbuat gila2-an seperti itu.
Memikirkan ada seorang sobat yang kebingungan seperti itu , saya jadi sedih juga.

Dan  sebelum saya sempat  kerumahnya, Aan sudah  menelepon.
Ceritanya tak jauh berbeda dengan ceritanya ke Nia.
“ Aku pengin ngobrol nih , tapi jangan dirumahmu , aku segan sama  ibu mertuamu “.
“ Emangnya kita mau selingkuh , kok pakek sungkan  segala  ? “ saya goda dia.
Sayapun  sepakat kerumahnya , agar  kita  lebih bebas saja ngobrolnya.

Suatu sore saya datang kerumahnya, dan lebih-lebih lagi saya keheranan.
Aan saya lihat banyak perubahan.
Bukan wajahnya, tetapi penampilan , juga perangainya.
Lagaknya layak kalau dia baru berumur tujuh-belasan-tahun  , jika orang belum dekat mengenalnya dan mengamati wajahnya.

“ Beginilah, seharusnya jika seseorang punya suami mata-keranjang kayak suamiku.
Harus punya banyak akal dan tidak boleh ketinggalan jaman ! “ , dia berkata centil , menjelaskan secara meyakinkan.
“ Tetapi apakah kita harus selalu berlagak seperti anak belasan tahun , padahal umur kita kan hampir limapuluhan ? “ , saya bertanya .
“ Soalnya Martief selalu berhubungan dengan wanita2 yang masih muda, perawan yang masih kinyis. Dan aku pasti tak mau kalah dengan mereka.
Juga dengan Martief , apa yang dia buat , aku juga bisa, kenapa tidak ?.
Wanita tidak boleh kalah dong dengan laki-laki , enak saja ! “
Saya perhatikan dia , menata hidangan dan menawarkan aneka minuman di meja tamu yang dilayani dua pembantunya.

 Perkataan  “ tidak mau kalah “ seolah terngiang dan mengusik  ditelinga.
Rupanya Aan memang tidak mau pernah kalah dengan  pak Martief suaminya sendiri.
Pernikahan itu rupanya bagi Aan seperti ajang peperangan , jadi harus ada kalah dan ada yang menang. Aneh dia .

“ Emangnya waktu kamu nikah dulu, kamu niat cari musuh ya , bukan cari rekan untuk kerjasama berbagi suka duka dalam mencapai cita-cita keluargamu  ? “ ,   saya bertanya.
Kami saling berpandangan , kemudian dia mengiris kue lapis keju  dan mengambilkan piring kecil , menyodorkan pada saya dan mendekatkan  tempat  tissue.

Saya pandangi dia , terlihat dia menerawang., seolah berpikir.
Strategi perkawinan yang mengutamakan kebahagiaan bersama , rupanya dirubahnya menjadi strategi peperangan.
Peperangan yang mengutamakan kemenangan satu fihak dan mengalahkan fihak lain, tidak peduli apa yang terjadi.
Saya lalu berpikir, kalau toh dia menang  ( saya  sebetulnya kurang mengerti dengan versi kalah dan menangnya dia ), lalu mau apa dia dan apa gunanya  ?

Seharusnya perkawinan selalu didasari atas saling mengerti dan memahami , saling menasihati dan memperingatkan antara kedua insan yang membentuk rumahtangga itu, demi kebahagiaan bersama sekeluarga.

Tidak lagi saling memandang satu dengan yang lain, kalau terus saling pandang , jangan2 malah saling selidik untuk mencari kekurangan atau kesalahan masing2.
Tetapi seharusnya kita harus memandang kesatu titik yang dituju bersama untuk mencapainya .

“ Tetapi dia selalu  berkhianat ,  dengan anak2 belia pula , siapa nggak sakit hati ? , herannya anak2 muda itu kok ya mau aja dengan dia  , dasar buaya darat ! “  dia menghela nafas.
“ Itu kamu sudah tahu dari dulu kan ? “  , saya ingatkan dia.
“ Suamimu bukan dewa atau malaikat , dia manusia biasa saja, bisa salah, khilaf, sengaja atau tidak, pasti banyak punya kekurangan dan keterbatasan, lebih2 pak Martief  yang suka iseng sana-sini. Heran kamu  ? , baru sadar ? “ , saya bertanya heran.

“ Aku pengin balas dia, supaya ngerti sakitnya hati dikhianati  ! “ dia meremas tissue.
“Balas dendam tidak pernah bisa menyelesaikan masalah , malah dia terus bergulir, saling balas  lagi, terus menerus kan ? “ , saya kok tiba2 ingat jika melihat film silat , shao Lin, dimana setiap suhu atau biksu melarang adanya balas dendam.

“ Tapi apa aku salah melakukan semua  ini  ? , “ , dia seolah mempertontonkan penampilannya.
“ Tidak juga, apapun upayamu, bila itu bisa menunjang rasa percaya dirimu, kurasa baik2 saja “ ,  saya mengambil beberapa snack lagi , dan dilayaninya dengan menambah lagi.
“ Asal itu bukan lagi jadi ajang/sarana untuk pelampiasan balas dendam saja “ , saya pandangi  dia lagi, dia termenung , matanya berkedip-kedip.
Jika telah terjalin rasa saling pengertian, memandang dititik yang sama , tentu akan timbul kebersamaan dan  tekad bersama untuk mencapai tujuan itu.
Segala aral pasti bisa diatasi, dan dengan sendirinya segala macam “ topeng “ bisa ditanggalkan.
Tidak perlu berlagak  gaya aneh2 , berlagak sok muda dan dikagumi banyak orang , sampai melakukan perubahan phisik yang mengherankan.

Jika semua berjalan wajar dan sederhana bahagia , hati ini menjadi tenteram.
Dan kita semua tahu, bahwa ketenteraman merupakan jamu yang paling ampuh untuk seseorang , bisa bikin awet muda, baik  jasmani  maupun rohani.
Tidak usah melakukan segala  rekayasa  “ memper-sempurnakan “  bagian2 tubuh kita.
Kecantikan dan keindahan itu bakal keluar  sendiri , dari hati nurani yang tulus murni.
Dan itu adalah kecantikan dan keindahan dari dalam, suatu inner beauty yang mumpuni yang selalu bersinar sepanjang kehidupan.
Percayalah !.


 Caprib  ( Catatan  Pribadi ) :
Kesederhanaan menciptakan dan memupuk kebahagiaan serta menambah kegembiraan yang timbul daripadanya.
Sebaliknya, barangsiapa yang melampaui batas-batas kesederhanaan, baginya barang yang menyenangkan/dahsyat sekalipun , akan tetap menjadi sesuatu yang menyedihkan.
                                                           ( Demokritos ).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar