Sabtu, 19 Mei 2012

Drama Satire : SANG – DASTER


Pakai daster dikamar tidur. Gambar:okezone.com
  Heran aku, bagaimana sih maunya wanita itu  ? ,  nanti dikira babu nggak mau  “, dia menggeleng-gelengkan kepalanya tak mengerti.
“ Habis,…tiap hari tak henti2-nya membersihkan rumah, segalanya diurus . Didapur teruuuus, melayani kehendak seisi rumah . Susahnya , kalau malam hari , masuk kamar tidur ,  terus ngorok . Dipikir aku ini apanya ,….majikannya ?. Haah , apa lagi itu kalau namanya bukan…babu? “ dia tergelak jengkel.
“ Ya,…lalu apa kurangnya ? “, tanyaku heran kurang mengerti.
Pria itu memang selalu aneh-aneh saja.
“ Kau ini, … aku kan tidak cari babu waktu ngawini Mieke , aku kan  cari  is-te-ri” , kata mas Antok tandas.

Mas Antok, sepupuku itu , baru saja bersitegang dengan isterinya , mbak Mieke.
Persoalannya , jika dipandang dari sudut “ orang luar “ , memang rasanya mengada-ada, bahkan barangkali kurang difahami oleh kaum wanita.
Mbak Mieke yang sebetulnya patut diangkat jadi isteri teladan, tetapi  rupanya untuk jaman emansipasi ini sudah tidak  up-to-date  lagi.

Hobbynya memang penuh kewanitaan  ( … tapi jadul  ).
Suka masak, bikin kue , membersihkan seisi rumah dengan segala seginya.
Rumahnya teratur rapi,  bahkan kelewat rapi menurut pendapat saya.
Para pembantunya tidak pernah bertahan lama jika ikut padanya , mungkin terlalu capek, karena pasti ada saja yang harus dikerjakan.
Tidak ada secuilpun kotoran berceceran dirumahnya , ataupun sesuatu yang menceng/melenceng dirumahnya.
Semuanya bersih/kinclong , rapi  dan teratur rapi.

Pernah saya kerumahnya, mbak Mieke sedang  “ melantai “ ( ngepel = membersihkan lantai ) rumahnya, yang kelihatan sudah mengkilat.
Tahu ada saya , dia malah ngomel  ( tentunya tidak pada saya ) :
  Sorry …, sebentar ya , - ini lho tadi , pembantu-pembantu goblok , masak ngepel saja enggak becus ! “ , sambil tetap melanjutkan kerjanya.
Saya jadi salah langkah masuk dalam rumahnya dengan memakai sepatu , meskipun dia melarang untuk mencopotnya.

“ Jika dirumah, aku malah seperti diruang operasi saja “ , mas Antok buka suara lagi.
“ Ruang operasi ? “, tentu saja saya heran.
“ Iya, apa2 selalu diatur , teratur. Bahkan abu rokok yang tercecer sedikit saja, bikin seisi rumah ribut. Rumahku persis seperti ruang operasi,…bersih, rapi, teratur dan…steril. Bau karbol terus ,…nanti dulu … “, dia menyetop saya yang mau tergelak.
“…. ditambah dengan jururawat galak yang ngomel sepanjang hari, dan dengan…. seragamnya yang itu-itu saja , tidak pernah ganti, sang daster , itu-itu saja, … coba, siapa nggak bosan ? “ , saya tidak jadi tertawa.
Saya lalu  teringat , pada waktu ada salah satu tokoh organisasi wanita pusat yang datang kekota saya.
Selain persoalan organisasi, pengarahan beliaupun sampai pada bagaimana seyogyanya sikap seorang isteri yang baik.
Disebutkan agar benda satu itu  ( daster kummel itu ), jangan terus menerus melekat dibadan, menempel terus dibadan dan dibawa kemana-mana, sampai kekamar tidur , atau malah dibawa sampai keluar rumah.

Seorang suami yang beraktifitas diluar rumah , dikantor , dijalan , pasti banyak menjumpai wanita2 yang selalu bersolek , cantik dan wangi.
Sesampai dirumah, , pasti kehilangan seleranya “ segala selera “ , jika setiap waktu, berhari , minggu , melihat “ benda “ itu menempel , melekat dan dibawa kemana-mana oleh isterinya, bahkan sampai kekamar tidur.

Dan kabarnya pria  akan cari –cari  seribu satu alasan untuk menyudutkan wanita jika kebosanan itu sudah mulai melandanya.
Dan biasanya sang isteri baru sadar, jika keadaan sudah terlambat.
Sang suami sudah kadung mulai lirak-lirik dan senyam-senyum pada yang lebih segar.
“ Tapi kau kan harus sportief,, sebaiknya mbak Mieke diber tahu dong  ! “ , saya mengusulkan.
Mas Antok berpikir sejenak , sepertinya jengkel.
“ Dia kan orangnya sensitive , kalau diberi tahu , dia tersinggung dan pasti bertengkar.
Jadi mestinya dia harus bisa mengerti sendiri . Orangnya juga nggak mau kalah, selalu merasa paling benar ! “ , dia berkata seolah menegaskan.
“ Kamu kira dia dukun  , ngerti semua  apa yang kau mau , tanpa kamu bilang ? “ sayapun berkata menegaskan maksud saya.
Dia memandang saya tajam  : “ Pokoknya aku sudah bosan ! ‘ mas Antok berkata tegas.
“ Itu namanya kamu egois ! “ sayapun  berkata tegas.
Serba repot memang jadi wanita ya ?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar