Selasa, 22 Mei 2012

MBOK MAH , Pembantunya Ibu yang Latah.


Dahulu , Ibu saya mempunyai pembantu , perempuan tua, tetapi masih gesit.
Dia bekas koki Belanda, yang masih amat suka memasak masakan-masakan Belanda tempo doeloe.
Amat rajin , necis , dengan seragam baju putih lengan pendek dan kain/jarit batik.
Amat senang sekali menunjukkan kepiawaiannya masak , terlebih Ibu suka melengkapi segala kebutuhan bahan masakan yang dibutuhkan.
Yang amat istimewa, dia latah berat, dan namanya , kita biasa memanggilnya mbok Mah.
Ketika saya tanya apa sedari kecil dia sudah latah seperti itu.

Dia bercerita, bahwa waktu masih kecil , dia biasa2 saja , normal.
Tetapi suatu malam dia mimpi , bahwa disekitarnya banyak bergelantungan ,…maaf banyak kemaluan/kelamin  laki-laki , yang kemudian berputar-putar mengelilingi dia.
Dia takut setengah mati , sampai menjerit-jerit – mengigau ( Jw : tindihen ) , dan sampai dibangunkan orang tuanya.
Katanya dia sampai terengah-engah, dadanya terasa sesak dan setelah diberi minum orang  tuanya dia betul-betul sadar.
Sejak itu dia menjadi latah berat , amat sangat latah.
Sebenarnya banyak yang tidak mau memakai dia, ya  karena perangainya itu .
Tetapi dia merupakan  “ tulang punggung “ keluarganya, jadi Ibu merasa kasihan juga.
Dan entah  kenapa Ibu saya kok suka dia , tetapi beliau wanti-wanti orang2 jangan ada yang berani menggoda dia,….hehe, kecuali Ibu sendiri jika lagi iseng , dan saya sendiri yang memang sok jahil, …..like daughter like mom , tentu saja.

Disamping masakanannya yang memang enak, kelatahannya sering jadi guyonan.
Banyak sobat , famili dan kenalan keluarga kami , sering menggoda iseng dia , jika ingin hiburan gratis murah  yang konyol.
Kalau membawa apa2, disuruh mbanting atau buang , langsung saja dibuang.
Sering kita goda :  “ Ayo , cincing,..cincing  ( tarik kainnya keatas ), …diapun langsung menarik kainnya tinggi-tinggi dengan melenggang lenggok.
Tetapi sejenak ingat, dia pasti lari malu terbirit –birit  dan  kita masih tergelak-gelak dan terkekeh-kekeh.
Saya perhatikan, gerak reflexnya amat cepat, dia akan menirukan setiap gerakan yang mungkin merangsang syarafnya  , terlebih yang dirasa  agak ekstrem.

Hari itu Ibu datang ke rumah  saya dengan membawa  serta mbok Mah .
Ibu ingin kepiting ngglembosi, sejenis kepiting yang lembek, yang memang enak buangeet.
Mbok Mah saya ajak ke pasar Pucang, salah satu pasar dikota saya, yang cukup lengkap bangsa ikan2-annya.
Lihat2 ikan, tiba-tiba dilorong ikan itu ada pengemis cacad, dekil  kurus compang  camping dan lusuh.
Tangan dan kakinya pengkor/cacad , jalannya terseok-seok., penuh perban lusuh ada kelihatan luka obat merah ,  rambutnya awut2-an ditutupi topi yang kotor.            Mulutnya mencong, memelas , sambil menadahkan tangannya pada setiap orang  :
“ Sakwelase , sakwelase , nyuwun sakwelase  (  serelanya , serelanya , minta serelanya ),
Saya membuka dompet mencari uang receh, tiba-tiba bangak terdengar  tawa ngakak geli dari bakul-bakul disekitar lorong itu.

Saya lihat , ternyata si latah ikut bertingkah persis seperti yang dilakukan pengemis itu.
Berjalan terseok , mulut mencong dan sambil menengadahkan tangan pada bakul2 sekitar lorong itu., minta-minta.
 Herannya , sayapun lihat sipengemis  asli ikut  tertawa sampai terpingkal-pingkal hingga terduduk dan jadi lupa dengan action yang dijalaninya.
Ternyata pengemis itu masih muda dan tidak cacad samasekali, bahkan sempat menggoda si-mbok sampai beberapa kali.
Sesudah seolah sadar, diapun langsung ngeloyor keluar dari lorong penjualan ikan itu.
Alhasil siang itu, bakul2 pasar Pucang dapat hiburan gratis sampai tertawa terpingkal-pingkal.

Sayapun berpikir , ada-ada saja cara orang cari duit, - abote wong golek sandang pangan.
Beratnya orang cari penghidupan, sampai berlagak seperti pengemis cacad.
Tetapi sekali ini dia  kena batunya, karena ulah si mbok Mah yang latah itu.
Maaf ya, terganggu sedikit  pekerjaan  untuk cari nafkahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar