Senin, 18 Februari 2013

Baby Smoker : Balita 11 Bulan sudah Jadi Perokok


Baby smoker Indonesia. Gambar:nasional.inilah.com

Dahulu jika ada rekan bule dan berkunjung ke Indonesia , sering berkomentar :  “ Aduh , sejak kita masuk dibandara Indonesia, aroma tembakau sudah tercium disana “ – saya cuma bisa senyum kecut , paling juga mbalas  sambil ketawa : “ Daripada kalau kita turun di bandara  Amerika , kita rasanya turun ke cerobong asap pabrik, - pengap , nggak bisa nafas  “.

Waktu itu saya rasanya enggak terima , jika ada orang asing yang berkomentar seperti itu ,karena sepertinya orang Indonesia tidak  bisa menjaga kesehatan – tapi sekarang ?.
Saya sempat tertegun  , karena ternyata bahwa Indonesia merupakan negara nomor satu dalam prestasi mempunyai baby smoker/balita perokok paling muda.
Tercatat balita perokok paling  muda berumur 11 bulan ( catat) sebelas bulan.
Katanya dari 100 juta perokok, ada 1 balita perokok dirumah , jadi dikhawatirkan sekarang ada banyak sekali calon2 perokok handal di bumi pertiwi ini.

Kok bisa jadi perokok  ? Pasti dipicu oleh kebiasaan keluarga atau lingkungan dimana dia berada.yang kecanduan merokok dan membiarkan balita ikut menikmati kebiasaan jelek itu. Bahkan diantara komunitas anak2 yang masih dibawah umur 8 tahun, kata2 jorok juga sering terlontar layaknya mereka meniru kebiasaan orang2  dewasa disekitar rumah dan komunitas mereka.
Anak masih muda –balita- remaja , adalah peniru paling pintar menirukan hal2 yang sering dilihat disekitarnya.  Habits is the second nature, kebiasaan itu bisa menjadi sifat keduanya.

Di seminar Nasional UnPad 2012  :  Asap rokok  bisa  membuat anak menjadi adiksi , bahkan perokok pasif berpotensi ketagihan terhadap asap rokok ,sama berbahayanya dengan perokok aktif bahkan lebih.

Dicceriterakan ada bocah Ilham Hadi – masih 8 tahun ,sudah merokok sejak 4 tahun-tempat desa Karang Giwang/Karawang/Sukabumi, Jabar.
IH sekarang mengikuti terapi,parah karena jika tidak merokok bisa sakau, sehingga membutuhkan psikoloog/psikiater dan ahli kesehatan.
Banyak diketemukan balita perokok, bahkan sepertinya masyarakat memandang lucu, jika ada balita yang suka merokok, malahal seperti malah  memberi kesempatan , diberi rokok, disulutkan pematik dan disuruh menirukan gaya perokok yang sudah sudah ahli.
Menurut saya perilaku2 seperti itu samasekali tidak lucu , malahan menjerumuskan.

Kandungan sebatang rokok, disamping nikotin ,juga ada 700 jenis bahan kimia tambahan yang berbahaya untuk tubuh.
Asap rokok juga mengandung 400 zat kimia termasuk arsenic,aseton,buton-karbonmonosida juga sianida.
Bahkan perokok pasif ,ikut menghisap 43 zat yang berbahaya , jika terhirup lebih berbahaya,
Partikel yang dihasilkan tar,indol –nikotinkresol – mengiritasi saluran pernafasan /paru bersifat karsinogen yang menyebabkan kanker.

Nikotin bisa menahan rasa lapar, merupakan racun bagi syaraf –rileks-menyebabkan kegemukan dan penyempitan pembuluh darah.
Jadi tidak ada gunanya bagi kehidupan dan kesehatan untuk masa depan.

Sebaiknya ortu atau komuitas suatu masyarakat bisa menjaga perilaku mereka,bahkan melarang jika ada balita yang minta2 kebiasaan yang jelek itu.
Lebih baik lagi mereka bisa menjaga kebiasan2 yang kurang baik dan tidak sehat itu, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk calon tunas bangsa yang ada disekitarnya .

Jadi merokok bisa merupakan benda kecil yang paling digemari, tetapi perokok ,seperti menabung sumber penyakit dalam diri – efeknya jangka panjang dan bisa menjadi penyakit komplikasi yang kronis, yang bakal menyengsarakat hidup masa depan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar