Sabtu, 16 Februari 2013

Swandari’s Mind : Gombalan yang Membingungkan


Gambar :www.hpgua.com

Curahan  Hati  :

Saya seorang wanita , umur 32 tahun , karyawati suatu perusahaan swasta dengan gaji yang lumayan.
Bunda , pendidikan saya sarjana dan  kata orang wajah saya cukup cantik , tetapi rupanya nasip saya tidak secantik wajah saya.
Teus terang saja , saya sudah punya anak , wanita berumur 5 tahun , hasil hubungan saya dengan suami orang lain.

Pria itu Ab saya kenal lama, sebagai relasi dari perusahaan tempat saya bekerja. Karena sering berhubungan –pertama soal pekerjaan—lama-lama saya makin mengenalnya sebagai pria baik tapi bernasip malang.
Pernikahan dengan isterinya , adalah hasil perjodohan orangtuanya. Dia samasekali tidak mencintai isterinya , meskipun sekarang sudah punya 2 orang  anak.
Jadi dia terpaksa menikah , ada hutang budi pada orangtua si wanita.

Karena percaya pada janji2-nya , yang akan menikahi saya, jika sudah cerai dari isterinya , saya menyerahkan milik saya yang paling berharga.
Hubungan ini berlanjut hingga saya hamil, dan dia terus  berjanji saja .  Sampai saya melahirkan dan sampai sekarang pun hubungan ini tetap hanya backstreet saja.

Lama kelamaan, saya mulai khawatir, karena rupanya dia sering mulai berbohong pada saya. Sering tidak menepati janjinya , dalam soal yang kecil dan remeh saja.
Saya sedih dengan status saya dan status anak saya , rasanya semua mengambang tidak menentu.
Perlu bunda ketahui, pria itu punya jabatan dan kedudukan yang lumayan ,dia supel-sympatik, pintar bicara yang manis.

Anak saya itu saya titipkan pada seorang bibi di desa dan saya selalu mengirim beaya untuk hidupnya. Kadang Ab juga datang dan memberi uang untuk anaknya itu.
Saya bingung dengan nasip saya yang tidak menentu ini –  bagaimana ya bunda ?



Swandari’s  Mind  :

Maaf ya ,  agak bunda singkat , lalu sekarang nanda mau apa ?
Mau menuntut minta dinikahi ? Kalau dia berdalih dan bohong melulu , pasti juga tidak bisa berbuat apa2. Nasi sudah menjadi bubur  ? , -- sebentar , buburpun jika nanda pintar , masih bisa dijadikan bubur ayam yang enak dan nikmat.



Mudah2-an saja kisah nanda ini akan dibaca oleh banyak wanita muda lainnya , dan bisa lebih hati-hati  - bahwa jangan terlalu mudah percaya dengan rayuan gombal yang meng-atas-nama-kan cinta , dan  betul merupakan sikap paling bodoh sehingga akan menyengsarakan nanda juga anak nanda.

Jika nanda bertanya tentang status nanda – tetap nanda seorang bujangan yang masih bebas –bebas untuk mencinta dan dicintai , mestinya juga masih bebas untuk menikah.
Status putri nanda, ya tetap saja jadi anak nanda, putri seorang ibu – nanda.
Anda berhak mencarikan dia seorang ayah yang baik, yang bisa mendidiknya kelak menjadi insan yang berguna.

Harapan bunda, jangan buang-buang waktu, mumpung masih muda,  karena sampai kapanpun nasip nanda akan tetap seperti itu , jika tidak berusaha mulai sekarang., kapan lagi ? , waktu akan terus berjalan.
Pastinya usaha yang baik dan terpuji. 
Putuskan hubungan nanda dengan pria itu ,karena percuma dan buang2 waktu saja.
Nanda sudah menunggu cukup lama , mestinya lebih dari enam tahun jika dihitung.
Ceriterakan pada pria itu, nanda tidak bisa menunggu lebih lama lagi

Jika dia nggombal lagi , ancam dia untuk memberitahu ini pada isterinya atau kekantornya dan jangan main2 .
Untuk nanda sendiri , carilah kesibukan yang positif dan kreatif.
Bunda percaya dengan kondisi seperti nanda , cantik , muda dan pintar , pasti segala kemungkinan masih bisa terjadi dan terbuka luas.
Yang penting  harus juga lebih hati2 dalam menentukan setiap langkah selanjutnya.

Jangan terlalu cengeng, hidup ini memang penuh tantangan , nanda harus belajar jadi berani untuk menghadapinya.
Ayolah,  masalah bukan untuk ditangisi tapi harus dijawab dengan semangat dan ketegaran hati yang mantap.
Jika nanda tidak tegas dengan prinsip hidup nanda dan berusaha keras untuk menggapainya , pasti nanda akan terombang-ambing terus , nanda masih punya tanggung jawab terhadap putrid nanda . Oke  ?


Caprib  ( Catatan  Pribadi ) :
Separuh dari masa kehidupan manusia terbuang sebelum ia berbuat kesalahan2 dan dari sanalah ia dapat menarik kebajikan dari kesalahan2-nya.
                         ( Jay  Taylor )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar