Senin, 18 Februari 2013

Swandari’s Mind : Suami Sering Kabur ke Lokalisasi


Gambar :yustisi.com
Curahan  Hati  :

Saya seorang ibu rumah tangga , yang berumur  42  tahun.  Sudah menikah hampir 20 tahun.  Anak tiga orang , semua sudah remaja.
Bunda, bagaimana sikap saya terhadap suami yang suka nyeleweng, artinya dia suka keluar malam , ketempat yang memalukan , lokalisasi.

Sudah berkali saya peringatkan , dengan nasihat, tengkar , juga akibat2-nya bagi kesehatan atau nama baik -  saya malu sekali bunda – terlebih anak-anak saya yang sudah remaja.
Mereka sudah kritis dan selalu bertanya-tanya tentang ayah mereka.

Keadaan keuangan keluarga memang tidak terganggu, tetapi saya kan ingin sesudah pulang dari kantor , dia ada dirumah bersama keluarganya- bukan malah bergadang tidak karuan – dikantor nya diapun cukup punya kedudukan yang lumayan.

Usaha saya tidak kurang-kurang , sering saya ajak bertandang kerumah keluarga yang suaminya betah di rumah atau ketempat2 hiburan keluarga dan makan2 bersama anak2.
Ustad juga pernah saya datangkan dan dia dinasihati macam-macam.

Tetapi begitu segala acara selesai, diapun berangkat lagi bergadang sampai jauh malam.
Perilakunya sebenarnya tidak berubah , sampai marah-marah atau kawin lagi juga tidak.
Dia selalu berkata – sudahlah , aku tidak pernah menghalangi kesenanganmu , jadi kamupun tidak usah menghalangi kesenanganku..
Pokoknya aku tidak bakalan lupa tanggung jawab terhadap keluarga ,tidak bakal kawin lagi- meskipun nikah siri sekalipun.
Kalau sudah begitu , saya memang tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Bunda , apakah memang begini nasip seorang wanita ?. Untuk minta cerai , sayapun bingung , karena selama ini saya tidak pernah bekerja , jadi saya 100 % tergantung pada suami. Kesenangan saya hanya  masak makanan kesukaan seluruh keluarga dan mereka memuji keenakan masakan saya.

Bunda, kadang-kadang saya malas dan jijik jika kumpul dengan suami , mengingat dia tentu sudah amat kotor ,karena hampir tiap malam dia bergaul dengan wanita “gituan “.
Bagaimana cara menginsyafkan dia – apa akalnya ya bunda  ?


Swandari’s  Mind  :

Rupanya nanda lupa menyebut umur suami dan juga apakah  “ hobby “-nya itu memang merupakan hobby sejak dulu – sejak muda – atau setelah lewat 40 tahunan.
Ini penting untuk mencarikan jalan keluarnya .
Kalau umurnya lewat 40 tahun , ada kemungkinan suami mulai memasuki puber kedua.
Banyak yang tidak percaya , tetapi secara logika bisa diterima.
Pria seumuran itu setidaknya mulai mapan, punya kuasa dan duit berlebih., sementara kondisi badannya mulai menurun.
Dia takut kehilangan “ kejantanannya “, dan pasti ingin membuktikan kalau dia tetap fit segar gagah perkasa , memppunyai kemampuan hebat , banyak pengagumnya , jadi pada umur segitu , banyak pria yang kumat genitnya.
Dan kepuasan untuk mendapatkan  hal seperti itu , pasti bisa didapat suami di tempat-tempat  “ begituan “  , yang memang menyediakan bidadari2 penghibur nomor wahit.

Bunda pernah survey ditempat seperti itu disebuah lokalisasi yang besar – dan disana memang diajari cara2 untuk meladeni bagaimana menyenangkan laki2 berbagai type.

Ananda , kalau suami memang sudah hobby gituan sejak muda , ..mmm,.. bagaimana kalau sekali-kali kita juga mau meniru gaya mereka – kan- katanya seorang isteri itu harus multi talenta  …ups – tapi bener nih – ini tidak bercanda lho.
Seorang isteri disamping harus bisa menjadi sahabat , juga menjadi ibu , tapi ada lagi yang penting , yaitu bisa jadi “ begituan “ bagi suaminya.

Kedengarannya memang terlalu kasar , tetapi apa boleh buat , daripada sang suami terus bergadang dan kabur2 dari rumah melulu.Kalau nanda tidak sanggup bertindak bak bidadari penghibur bagi suami , yah , anda akan terus sakit hati sampai suami loyo.
Atau ditunggu beberapa tahun , hingga pubernya usai dan dia bakal balik pulang kerumah dengan santun , layak seorang anak yang pulang dari pengembaraan yang asyik

Tetapi betapapun hal seperti itu sudah nanda jalani lama ? . Bunda jadi malah heran kenapa nanda baru meyadari sekarang ?
Sudah putus asa ? , ananda putus asa itu tidak baik , atau untuk bercerai ? --- ah , bercerai itu tidak menyelesaikan masalah , malah nambahi masalah – percaya sama bunda . Lagipula kok terlambat banget untuk putus asa , petualangan suami itu hampir usai ,tunggu saja – atau mau merubah haluan ?
Sepertinya menjadi bidadari penghibur itu tidak sulit kok – itu kan memang bakat alami setiap perempuan ? , lagipula dilakukan dengan suami sendiri , tidak ada dosa.
Saya yakin suami pun bakal betah dirumah menekuni hobby itu bersama isterinya , lebih asyik kan ? , dan tidak bakal kabur-kabur lagi.

Sementara itu untuk nanda pribadi , cobalah berusaha untuk menekuni suatu ketrampilan untuk membangun diri dan menambah rasa pede dihati.
Bunda lihat nanda pinter masak ya ? , kenapa tidak diteruskan hobby yang berguna itu ?
Sepertinya sekarang banyak usaha kecil2-an rumahan yang bisa berkembang jadi usaha yang lumayan , kenapa tidak dicoba ?
Ayolah , masih banyak jalan untuk berbahagia ,jangan suntuk  pada  sesuatu dengan hanya menangisinya – tidak setiap wanita bernasip jelek seperti  itu.
Nasip perempuan tergantung ditangannya , semangatnya  sendiri dan otak yang dianugerahi Tuhan kepadanya untuk bisa dipergunakan sebaik mungkin.
Bunda percaya , masih ada fajar disana – bangkit ananda !.

Swandari’s  Mind  :
Bercanda dalam pernak-pernik cinta dan berbagi hati dalam warna-warni kehidupan.


Caprib  ( Catatan  Pribadi ) :
Cinta yang tidak memperbaharui setiap hari , akan menjadi kebiasaan , lalu menjelma menjadi perbudakan.
          (  Kahlil Gibran  : Pasir dan Buih  )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar