Minggu, 29 September 2013

G-A-W-A-T : Prostitusi dan Mucikari Anak,… Marak !



Sumber Gambar: Yunita alias Keyko
Heran ya dengan judulnya – Prostitusi dan Mucikari Anak --- ini bukan mengada-ada atau hoax, tetapi betul terjadi di Surabaya.
Saya melihat tayangan teve beberapa hari yang lalu, telah tertangkap seorang bocah wanita umur 15 tahun, siswi suatu SMP di Surabaya, karena bertindak sebagai mucikari dari teman yang membutuhkan.
Juga telah ditangkap pula seorang remaja tanggung wanita kelas dua SMP yang hendak menjual kakaknya sendiri, dengan hanya 300 ribu rupiah saja.

Rupanya degradasi moral sudah meluncur begitu cepatnya, dan ketika ditanya polisi, untuk apa uang segitu, dia menjawab untuk beli hape, karena orang tuanya tidak bisa membelikannya,… aduh mak !

Polah tingkah bocah remaja yang pria juga tidak kalah tragisnya, tawuran sekolah antar murid SMP kembali terjadi dan saya lihat ada juga bocah laki-laki yang ditangkap polisi karena mencuri, dan ketika ditanya untuk apa uangnya, dia menjawab untuk bermain game online.

Rupanya “bocah2 ingusan” ini mulai belajar menuruni kemerosotan moralnya dijaman yang serba gemerlap dengan aneka kemajuan tehnologi yang serba menyilaukan ini.
Belum lagi gaya berpacaran mereka yang seronok menyedihkan yang sudah pernah saya tulis beberapa waktu yang lalu, pasti semua ini membuat setiap orang tua miris dan prihatin.

Saya menilainya itu sebagai suatu penyakit dari masyarakat, dan seperti juga suatu penyakit, keadaan itupun membutuhkan suatu penangangan, suatu pengobatan.
Sebenarnya  pencegahan suatu penyakit rasanya jauh lebih muda daripada mengobati  jika kita sudah terkena dan dijangkiti  suatu penyakit.

Dan dokter yang wajib mengobati anak2 kita yang sedang sakit itu adalah kita semua, masyarakat yang care, dan harus bergandeng tangan untuk berusaha menanggulangi dengan segala cara yang manusiawi, santun, bijak dan penuh cinta kasih.

Jangan sampai generasi penerus kita nanti menjadi suatu generasi yang tidak lagi mengenal apa itu sopan santun, etika moral dan budi pekerti yang baik.
Dan kita harus bertindak secepatnya, sekarang juga, senyampang saya lihat masih banyak beberapa komunitas, yang merasa bertanggung jawab dan pedih melihat degradasi moral yang makin menggurita mencengkeram anak-anak kita yang masih teramat belia itu.

Apa saja dan dibidang segalanya bisa kita buat palang untuk mencegah kemerosotan moral itu,  makin banyak makin baik.
Dari segi keagamaan, olahraga, sekolah2 khusus, internet sehat, bacaan2 sehat dan juga upaya para pendongeng anak, atau yang lain yang bisa berusaha mengalihkan perhatian anak-anak untuk berjalan dijalan yang benar sesuai dengan umurnya.
Anak-anak  mulai umur 6 – 7 tahun adalah dalam phase pengagum dari keadaan orantuanya. Dia menganggap ayahnya sebagai orang yang paling gagah, ganteng, bijak dan paling kuat diseluruh dunia.
Ibunya juga dinilai sebagai perempuan paling elok,cantik, baik, berbudi,  diseluruh dunia.Pokoknya mereka dianggap sebagai orang paling hebat diseluruh dunia, tiada tanding.

Dan hukum2 umum selalu menunjukkan jika Tuhan meletakkan sesuatu dalam posisi yang tertinggi, kemudian pasti akan disusul dengan posisi yang terendah, dan hal ini berlaku dalam perasaan anak2 yang sedang bertumbuh.

Pada masa remaja awal 9-12 tahun, remaja 12—16 tahun,  perasaan anak terhadap ortunya berada pada posisi terendah, mereka sering sangat kritis terhadap ortunya, sangat mudah mengetahui kejelekan2 ayah bundanya. Dan kita harus hati-hati pada saat ini,  karena mereka sering tidak percaya pada orangtuanya.
Terlebih bila kita selama ini kurang akrab, karena beberapa kesibukan karena keperluan financial, atau karena ketidak tahuan kita untuk cara mendekati anak2 kita.

Untuk ortu yang amat sibuk dan tidak punya waktu untuk untuk anak2-nya, saya juga melihat banyak sekali komunitas yang menampung curahan hati  generasi muda yang sedang bingung ini.
Yang pasti itu amat membantu ortu yang juga tidak kalah bingung dalam menangani anak2-nya yang sepertnya  sulit dikendalikan itu.

Sebetulnya itu juga kembali pada kita masing2, orangtuanya, terlebih ibunya karena kita adalah pendidik utama dan pertamanya. Tulisan pada buku putih seorang anak adalah ibunya dan juga keluarga dekatnya.
Dari situlah kita memberikan fondasi bagi moral, budi pekerti dan etikanya untuk bisa dijadikan benteng bila dia kelak mulai melangkah kedunia luar yang serba gemerlap dan membingungkan.

***** Fiksiana Community menyelenggarakan event Fiksi Anak yang akan di selenggarakan pada tanggal. 18  -- 19  -- 20  Oktober 2013. Diharapkan bagi seluruh warga yang peduli dan care dengan pendidikan anak2 untuk berpartisipasi,dan ikut pula memperhatikan pola perkembangan anak2 di sekitarnya .  Terima Kasih.*************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar